Ikon Baru Jakarta, Cincin Donat MRT Satukan Langkah di TOD Dukuh Atas

- Proyek besar di TOD Dukuh Atas satukan langkah warga
- Konsep TOD Dukuh Atas berbentuk cincin donat
- Target TOD Dukuh Atas selesai 2027
Jakarta, IDN Times - Jakarta bersiap menghadirkan ikon baru di jantung ibu kota. Bukan gedung pencakar langit, melainkan jembatan berbentuk cincin donat struktur melingkar futuristik yang akan membentang di atas kawasan Dukuh Atas.
Mahakarya ini bukan hanya akan mempercantik lanskap kota, tetapi juga menghubungkan empat kuadran utama yang selama ini terpisah oleh Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) dan Flyover Sudirman, sekaligus menjadi simpul konektivitas antarmoda terbesar di Jakarta.
Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, hasil kolaborasi PT MRT Jakarta (Perseroda), Urban Renaissance Agency (UR) dari Jepang, dan Bappeda DKI Jakarta. TOD ini diharapkan menjadi langkah nyata menuju kota yang lebih efisien, ramah pejalan kaki, di mana warga bisa berpindah moda transportasi dengan mudah, tanpa repot, dan tanpa harus melawan cuaca.
Di tengah rencana besar itu, setiap hari ribuan warga telah lebih dulu merasakan denyut mobilitas kawasan Dukuh Atas. Salah satunya Fajar Andita Putra (38), karyawan swasta yang setiap pagi berangkat dari rumahnya di Pondok Gede, Bekasi menuju kantornya di kawasan SCBD dengan LRT Jabodebek dan MRT Jakarta.
Saat didatangi IDN Times di dekat pintu keluar stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas, Fajar berdiri menatap langit yang kelabu. Ia baru turun dari MRT, menunggu hujan reda sebelum berjalan ke terowongan Kendal menuju Stasiun LRT Jabodebek.
“Saya tiap hari lewat sini,” ujarnya sambil merapatkan tas di pundak.
“Kalau cuaca bagus sih enak, tapi kalau hujan begini ya repot. Jarak dari MRT ke LRT lumayan jauh, kalau maksa jalan bisa basah kuyup saolnya deras banget dan gak bawa payung," ucapnya.
Bagi Fajar, transportasi publik sudah menjadi pilihan utama karena lebih efisien dibanding kendaraan pribadi. Namun, ketika cuaca tak bersahabat, perjalanan pulang bisa berubah jadi perjuangan kecil. Rencana pembangunan TOD Dukuh Atas memberi harapan besar baginya.
“Kalau nanti udah jadi, enggak perlu nunggu hujan lagi. Tinggal jalan aja dari MRT ke LRT, enggak kehujanan dan lebih aman. Itu bakal bantu banget buat orang kayak saya,” ujarnya.
1. Proyek besar di TOD Dukuh Atas satukan langkah warga

Di lembar laporan MRT yang dipaparkan dalam Forum Jurnalis Rabu (8/10/2025), proyek besar ini lahir dari kerja sama lintas negara. Pada 30 September 2025, Urban Renaissance Agency (UR) bersama Bappeda Pemprov DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta menggelar Joint Coordination Meeting (JCM) untuk membahas pengembangan Pedestrian Deck Terpadu Dukuh Atas.
Pertemuan itu melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah Jepang, perusahaan swasta Jepang, Pemerintah Pusat, hingga Pemprov DKI Jakarta.
Dari forum tersebut disepakati rencana untuk memperkuat konektivitas di kawasan transit tersibuk di ibu kota, sekaligus mempersiapkan tahap pendetailan desain dan teknis bersama operator transportasi publik yang beroperasi di kawasan tersebut.
Pedestrian deck ini akan menjadi penghubung empat kuadran Dukuh Atas yang selama ini terpisah, sekaligus menyatukan moda transportasi seperti KRL Commuter Line Sudirman, KA Bandara Soekarno Hatta, MRT Jakarta, dan rencana perpanjangan jalur LRT Jakarta.
Lebih dari sekadar jembatan penghubung, struktur ini akan menjadi ruang publik baru di langit Jakarta tempat warga berpindah moda dengan nyaman tanpa kehilangan arah atau waktu.
2. Konsep TOD Dukuh Atas usung cincin donat

Sementara, Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menjelaskan konsep TOD Dukuh Atas akan mengusung bentuk Cincin Donat. Jembatan ikonik berbentuk melingkar ini akan menghubungkan empat kuadran utama di kawasan tersebut. Cincin Donat akan dibangun di atas Jalan Jenderal Sudirman dan dirancang sebagai simpul konektivitas antarmoda terbesar di Ibu Kota.
“Jadi itu bisa menghubungkan empat kuadran. Sehingga ini bisa memecah kemacetan yang ada di Dukuh Atas. Trafik yang kita perkirakan itu sekitar 70 ribu rider mobilitas yang ada di situ,” ujar Tuhiyat saat menjadi pembicara utama dalam MRT Fellowship Program 2025 di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.
Ia mengungkapkan, ide awal pembangunan ini muncul saat Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melakukan susur sungai di kawasan Dukuh Atas. Dalam kunjungan itu, Pramono melihat empat kuadran di kawasan tersebut belum sepenuhnya terhubung.
“Yang terkonek adalah Transporthub dan UOB, karena ada Terowongan Kendal. Selain itu sudah tidak. ‘Bagaimana, MRT punya ide gak?’ tanya Pak Gubernur. Lalu kami tawarkan ide cincin donat yang kita lakukan pada saat itu benchmarking ke Yokohama,” ucap Tuhiyat.
Lebih lanjut, Tuhiyat menjelaskan jembatan Cincin Donat akan dibangun di atas Jalan Sudirman Dukuh Atas dengan lebar sekitar 12 meter. Dari total luas itu, tujuh meter akan dimanfaatkan untuk kegiatan komersial dan sisanya untuk jalur pejalan kaki.
“Nantinya (cincin donat) bakal menghubungkan transportasi umum lainnya seperti LRT Jabodebek, KRL, dan juga kereta bandara. Itu kurang lebih lebarnya sekitar 12 meter, dengan tujuh meter untuk area komersial,” papar dia.
3. Target TOD Dukuh Atas selesai 2027

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, saat ini kawasan Dukuh Atas baru memiliki jembatan penghubung antara LRT Jabodebek dan KRL di Stasiun Sudirman.
Namun, Gubernur Pramono Anung ingin pengembangan dilakukan secara menyeluruh, agar seluruh moda transportasi di kawasan LRT, KRL, MRT, dan Transjakarta benar-benar terintegrasi.
“Bahkan beliau sudah menyampaikan targetnya 2027. Kenapa melingkar? Karena memang ini untuk mengintegrasikan empat kuadran. Dan Dukuh Atas ini dia kan simetris, sehingga bentuk donat tadi itu menjadi ideal,” jelasnya.
4. Selama pembangunan tetap prioritaskan publik

Dukungan juga datang dari Ketua DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino, yang menilai langkah tersebut sudah tepat. Namun, ia menegaskan, kemudahan akses bagi penumpang harus menjadi prioritas utama.
Selain itu, Wibi mengingatkan agar selama proses pembangunan tidak mengorbankan kenyamanan dan keamanan pengguna transportasi publik.
“Harus ada jalur sementara yang jelas, fasilitas ramah difabel, serta kapasitas peron, eskalator, dan lift yang memadai,” katanya.
5. Menhub setujui pembanguan TOR Dukuh Atas

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menemui Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, untuk membahas percepatan pembangunan transportasi publik di Jakarta. Pertemuan berlangsung di Wisma Mandiri, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 29 September 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Pramono membahas pembangunan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, MRT Fase 2A (Bundaran HI–Kota), MRT lintas barat–timur, serta LRT Fase 1B (Velodrome–Manggarai). Pramono menyebut, terdapat sejumlah solusi atas persoalan yang membutuhkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
Menurut Pramono, pembangunan TOD merupakan tanggung jawab PT MRT Jakarta (Perseroda). TOD Dukuh Atas akan menghubungkan empat moda transportasi, yakni MRT, LRT, KRL, dan kereta bandara.
“Kalau itu sudah terhubung, maka semua yang melalui Dukuh Atas tidak kehujanan, tersambung dengan baik. Tadi juga Bapak Menteri menyampaikan akan menggabungkan Stasiun Karet dengan BNI City. Selain TOD Dukuh Atas, kami juga melaporkan mengenai MRT fase ekstensi dari Bundaran HI ke Kota," ucapnya.
Kawasan berorientasi atau TOD Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan empat moda transportasi berbasis kereta secara terpadu, sehingga meningkatkan kenyamanan masyarakat. Keempat moda tersebut adalah Moda Raya Terpadu/Mass Rapid Transit (MRT), Lintas Raya Terpadu/Light Rail Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), dan kereta bandara.
"Kami akan tindak lanjuti terus perkembangannya, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat berkaitan dengan transportasi publik yang semakin nyaman, dapat bisa kami realisasikan dengan cepat," kata Menhub.
Dudy menjelaskan, kawasan terintegrasi ini akan memberikan sejumlah manfaat besar. Di antaranya, terjadinya peningkatan signifikan dalam kualitas layanan transportasi massal, mulai dari frekuensi, keandalan, keselamatan, hingga kenyamanan, serta meningkatnya konektivitas transportasi di kawasan Jakarta.
Dengan konektivitas transportasi yang lebih baik, akan berefek lanjut terhadap peningkatan nilai properti di kawasan strategis. Kawasan Integrasi Transportasi Publik Dukuh Atas ini pada akhirnya akan mendorong investasi swasta dan menciptakan nilai ekonomi seperti lapangan kerja, dan penghematan waktu, sekaligus mencapai keberlanjutan finansial.