Fakta-fakta Venezuela, Kerap Dituduh AS Negara Pengedar Narkoba

- Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 303 miliar barel pada 2023.
- Venezuela bukan negara pengedar narkoba terbesar, hanya sebagai negara transit dalam peredaran narkoba global.
- Emas menjadi alat tukar bagi warga di area pertambangan Venezuela, menggantikan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari.
Jakarta, IDN Times - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Venezuela memanas setelah serangan AS pada 2 September 2025 yang menargetkan sebuah kapal Venezuela dan menyebabkan 11 korban jiwa. Operasi itu menjadi bagian dari kampanye militer yang digencarkan Washington di Amerika Latin untuk memburu jaringan narkoba lintas negara.
Pengerahan 15 ribu prajurit dan armada kapal perang AS ke kawasan Karibia membuat situasi makin genting. Langkah tersebut disebut bertujuan menahan arus fentanyl dan kokain menuju AS, meski data menunjukkan jalur utama perdagangan narkoba tak melalui Venezuela. Deretan fakta berikut merangkum gambaran kondisi negara tersebut dari sisi energi, narkotika, hingga kehidupan ekonomi warganya.
1. Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia

Dilansir dari Al Jazeera, Venezuela tercatat memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia pada 2023 dengan total sekitar 303 miliar barel. Angka itu berada di atas Arab Saudi yang punya 267,2 miliar barel, Iran dengan 208,6 miliar barel, serta Kanada yang menyimpan 163,6 miliar barel. Keempat negara tersebut menguasai lebih dari setengah cadangan minyak global yang berjumlah sekitar 1,73 triliun barel.
Cadangan minyak Venezuela juga jauh melampaui AS yang memiliki sekitar 55 miliar barel atau berada di posisi kesembilan dunia. Sebagian besar minyak Venezuela terkonsentrasi di Sabuk Orinoco, wilayah luas seluas kurang lebih 55 ribu kilometer persegi di timur negara itu. Minyak yang tersimpan di sana berupa minyak mentah ekstra berat yang sangat kental dan padat.
Karakter minyak ekstra berat membuat proses produksinya lebih mahal karena memiliki kandungan belerang tinggi. Eksploitasi minyak di wilayah itu memerlukan teknologi seperti injeksi uap dan pencampuran dengan minyak ringan agar bisa diperdagangkan. Kualitasnya yang rendah membuat harga jual minyak tersebut umumnya diberi diskon.
2. Venezuela disebut bukan negara pengedar narkoba terbesar

Venezuela berperan sebagai negara transit dalam peredaran narkoba global, karena obat-obatan yang diproduksi di negara lain hanya melintas melalui wilayahnya menuju pasar tujuan. Kolombia sebagai negara tetangga merupakan produsen kokain terbesar di dunia, tetapi sebagian besar komoditas itu masuk ke AS lewat jalur lain. Laporan Badan Penegakan Narkoba AS (DEA) tahun 2020 menyebut hampir tiga perempat kokain menuju AS dikirim melalui jalur Pasifik, sementara hanya sebagian kecil yang melewati perahu cepat di Karibia, dilansir dari BBC.
Operasi militer AS sejak awal September telah melakukan lebih dari 20 serangan di perairan internasional yang menargetkan kapal yang dicurigai membawa narkoba, dan serangan itu menewaskan lebih dari 80 orang. Mayoritas aksi militer tersebut dilakukan di Karibia meski jalur itu menyumbang sedikit pasokan kokain ke AS. Administrasi Trump menyebut mereka yang berada di kapal sebagai narco terrorists, sedangkan pakar hukum menilai label itu tak otomatis membuat mereka menjadi target militer yang sah.
Fentanyl, obat sintetis yang kekuatannya 50 kali lebih tinggi dari heroin dan menjadi penyebab utama overdosis opioid di AS, kebanyakan diproduksi di Meksiko. Obat itu sebagian besar masuk ke AS lewat jalur darat di perbatasan selatan. Laporan Penilaian Ancaman Narkoba Nasional 2025 dari DEA mencatat organisasi kriminal transnasional Meksiko mendominasi peredaran fentanyl, dengan perbatasan barat daya sebagai jalur utama. Venezuela tidak disebut sebagai negara asal fentanyl yang masuk ke AS.
3. Emas menjadi alat tukar bagi warga di area pertambangan Venezuela

Di komunitas pertambangan El Dorado, emas menjadi alat bayar utama untuk kebutuhan sehari-hari, menggantikan kartu dan uang tunai. Pedagang setempat menggunakan timbangan untuk menakar serpihan emas yang disimpan warga dalam botol pil atau gulungan kertas. Sebanyak 0,02 gram emas bisa ditukar dengan sebungkus kecil tepung jagung, sedangkan 1 gram emas cukup untuk membeli kantong belanja berisi tepung, pasta, minyak, margarin, saus tomat, dan susu bubuk.
Dilansir dari Taipei Times, sekitar 5 ribu penduduk El Dorado bekerja di tambang legal maupun ilegal, dan mayoritas menganggap emas sebagai berkah meski proses mencarinya berat. Seorang warga berusia 48 tahun, Jose Tobias Tranquini, menyampaikan kepada bahwa satu hari di tambang bisa saja tak menghasilkan apa-apa, tetapi ada juga yang menemukan hingga satu kilogram emas. Emas tak mengalami depresiasi seperti mata uang Venezuela yang kehilangan 50 persen nilainya tahun ini.
Situasi Venezuela saat ini memperlihatkan betapa kompleksnya hubungan antara dinamika geopolitik, ekonomi sumber daya alam, dan kondisi sosial warganya. Beragam faktor tersebut membuat perkembangan di negara itu terus menjadi sorotan internasional.
















