Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes: 12 Pasien Cacar Monyet ODHIV dan Kena Sifilis

Ilustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Jakarta, IDN Times - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, sampai 26 Oktober 2023 telah ditemukan 14 kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia.

Dia merinci, 14 kasus cacar monyet tersebut 12 dari DKI Jakarta dan 2 kasus dari Tangerang. Pasien cacar monyet paling banyak berusia 25 sampai 29 tahun sebanyak 64 persen, sisanya usia 30 sampai 39 tahun sebanyak 36 persen. 

"Semua pasien konfirmasi adalah laki-laki dan tertular melalui perilaku seks berisiko. Kondisi penyakit penyerta dari 14 pasien itu, 12 di antaranya ODHIV. Di samping itu ada 5 pasien dengan penyakit sifilis," terang Maxi dikutip dari YouTube Kemenkes, Jumat (27/9/2023).

1. Sebanyak 14 kasus konfirmasi cacar monyet

Ilustrasi cacar monyet

Maxi mengatakan, selain 14 kasus konfirmasi tersebut, ada 2 kasus probable atau memiliki gejala dan kontak dengan orang positif Monkeypox. Namun saat ini mereka sudah sembuh. 

"Kemudian ada 9 kasus suspek atau ada gejala dan sudah ambil sampel tinggal menunggu hasilnya," katanya.

2. Setiap hari bertambah 2 sampai 3 kasus

Ilustrasi orang yang terkena cacar monyet ( www.freepik.com )

Maxi mengatakan, Indonesia melaporkan kasus Monkeypox pertama kali pada 20 Agustus 2022 sebanyak 1 kasus. Kemudian pada 13 Oktober 2023 Indonesia kembali melaporkan kasus tersebut.

“Kasus kita ada 14 total sampai hari ini. Setiap hari rata-rata nambah 2 sampai 3 kasus," katanya.

3. Dinkes lakukan pelacakan kontak erat

Ilustrasi ruang isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI tentang penemuan kasus, pencatatan, dan pelaporan Monkeypox di DKI Jakarta.

"Kami melakukan tindak lanjut penemuan kasus suspek atau probable atau konfirmasi Monkeypox dari fasilitas kesehatan di DKI Jakarta. Adapun investigasi 1x24 jam termasuk pelacakan kontak erat juga kami lakukan untuk menekan penyebaran kasus,” ujar Ani.

4. RSPI jadi rujukan pasien cacar monyet

Pos pemantauan virus corona RSPI Sulianti Saroso (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Ani menambahkan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di DKI Jakarta dan Rumah Sakit (RS) Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dapat menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien terkonfirmasi Monkeypox untuk melakukan perawatan lebih lanjut.

Hal itu juga ditujukan untuk memudahkan pasien dengan kondisi rumah tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri.

“Apabila pasien Monkeypox dinyatakan sembuh oleh dokter, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan follow up PCR atau pemantauan khusus. Selanjutnya pasien dapat beraktivitas seperti semula,” ucap Ani.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
Dini Suciatiningrum
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us