Ketua MUI Sebut Mantan Presiden RI Layak Jadi Pahlawan Nasional

- Kementerian Sosial usulkan 40 tokoh nasional jadi pahlawan nasional.
- Tidak boleh mengungkit keburukan para pendahulu.
- Hari Pahlawan Nasional jadi refleksi meneladani nilai-nilai para pejuang.
Jakarta, IDN Times - Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, menyebut semua mantan Presiden Indonesia layak menjadi pahlawan nasional. Sebab, mereka sudah berjuang untuk Indonesia.
“Setiap zaman ada tokoh pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para tokoh pemimpin bangsa, termasuk para mantan Presiden yang telah memimpin Indonesia. Mereka adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibi, dan Gus Dur, adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan,” ujar Niam dilansir dari laman resmi MUI, Rabu (5/11/2025).
1. Ada 40 tokoh nasional yang diusulkan menjadi pahlawan nasional

Kementerian Sosial telah mengusulkan 40 nama tokoh nasional untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional kepada Presiden Prabowo Subianto. Asrorun mengatakan, ini merupakan langkah positif dalam menghargai jasa tokoh nasional.
“Saya rasa itu langkah bagus ya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Dan usulan pahlawan dari para tokoh berbagai latar belakang itu menunjukkan kenegarawanan Presiden Prabowo untuk merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan,” ucap dia.
2. Tak boleh mengungkit keburukan para pendahulu

Dalam kesempatan itu, Asrorun mengatakan, tidak boleh mengungkit keburukan para tokoh pendahulu. Menurutnya, tak boleh ada sikap dendam dan mempermasalahkan kesalahan masa lalu.
“Sebaliknya, tidak boleh menyimpan dendam dan mengungkit keburukannya. Karena memang tidak ada orang yang sempurna,” kata dia.
3. Hari Pahlawan Nasional jadi refleksi meneladani nilai-nilai para pejuang

Lebih lanjut, Asrorun menyampaikan, Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap 10 November merupakan momentum untuk meneladani refleksi meneladani nilai-nilai para pejuang bangsa.
“Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemajuan bangsa. Dalam Islam, diperintahkan untuk mengingat jasa dan kebaikan orang yang telah wafat, terlebih itu adalah pemimpin yang secara nyata telah berjasa dan menanam kebaikan bagi bangsa,” ujar dia.


















