Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketua MUI Sebut Mantan Presiden RI Layak Jadi Pahlawan Nasional

Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholeh (instagram.com/niam_sholeh)
Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholeh (instagram.com/niam_sholeh)
Intinya sih...
  • Kementerian Sosial usulkan 40 tokoh nasional jadi pahlawan nasional.
  • Tidak boleh mengungkit keburukan para pendahulu.
  • Hari Pahlawan Nasional jadi refleksi meneladani nilai-nilai para pejuang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, menyebut semua mantan Presiden Indonesia layak menjadi pahlawan nasional. Sebab, mereka sudah berjuang untuk Indonesia.

“Setiap zaman ada tokoh pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para tokoh pemimpin bangsa, termasuk para mantan Presiden yang telah memimpin Indonesia. Mereka adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibi, dan Gus Dur, adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan,” ujar Niam dilansir dari laman resmi MUI, Rabu (5/11/2025).

1. Ada 40 tokoh nasional yang diusulkan menjadi pahlawan nasional

ilustrasi pahlawan (pexels.com/Irgi Nur Fadil)
ilustrasi pahlawan (pexels.com/Irgi Nur Fadil)

Kementerian Sosial telah mengusulkan 40 nama tokoh nasional untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional kepada Presiden Prabowo Subianto. Asrorun mengatakan, ini merupakan langkah positif dalam menghargai jasa tokoh nasional.

“Saya rasa itu langkah bagus ya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Dan usulan pahlawan dari para tokoh berbagai latar belakang itu menunjukkan kenegarawanan Presiden Prabowo untuk merangkul dan membangun harmoni serta kebersamaan,” ucap dia.

2. Tak boleh mengungkit keburukan para pendahulu

Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholeh (instagram.com/niam_sholeh)
Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholeh (instagram.com/niam_sholeh)

Dalam kesempatan itu, Asrorun mengatakan, tidak boleh mengungkit keburukan para tokoh pendahulu. Menurutnya, tak boleh ada sikap dendam dan mempermasalahkan kesalahan masa lalu.

“Sebaliknya, tidak boleh menyimpan dendam dan mengungkit keburukannya. Karena memang tidak ada orang yang sempurna,” kata dia.

3. Hari Pahlawan Nasional jadi refleksi meneladani nilai-nilai para pejuang

Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh/Dok. MUI
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh/Dok. MUI

Lebih lanjut, Asrorun menyampaikan, Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap 10 November merupakan momentum untuk meneladani refleksi meneladani nilai-nilai para pejuang bangsa.

“Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk kemajuan bangsa. Dalam Islam, diperintahkan untuk mengingat jasa dan kebaikan orang yang telah wafat, terlebih itu adalah pemimpin yang secara nyata telah berjasa dan menanam kebaikan bagi bangsa,” ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Selain Zohran Mamdani, Ini Daftar Kepala Daerah Muslim di Amerika Serikat

05 Nov 2025, 17:40 WIBNews