Mahfud MD: Debat Cawapres Bukan Ujian Disertasi

Depok, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2024 pada Jumat (22/12/2023). Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD, mengaku siap untuk mengikuti debat dan beradu gagasan melawan Muhaimin Iskandar serta Gibran Rakabuming Raka.
“Ya pokoknya kalau saya ditanya apa saja, nanti saya jawab,” ujar Mahfud saat ditemui IDN Times di Margo Hotel, Depok, Rabu (20/12/2023).
1. Jawab sesuai pengetahuannya

Mahfud akan memberikan jawaban dan penjelasan sesuai dengan pengetahuannya pada debat tersebut. Mahfud menganggap debat yang diselenggarakan KPU bukan layaknya ujian.
"Namanya kan debat. Itu bukan ujian disertasi, ditanya kemampuan menangkap masalah," ujar Mahfud.
2. Mahfud siap menghadapi debat

Tema yang diangkat dalam debat nantinya berkutat soal ekonomi. Tentunya, ini bukan wilayah yang dikuasai Mahfud. Sebab, selama ini dia merupakan ahli hukum terkemuka di Indonesia.
Hanya saja, Mahfud siap untuk memberikan pandangannya di bidang tersebut. Dia tak takut meski temanya di luar dari yang dikuasainya.
"Kalau saya siap itu, tapi ndak ditanya bagaimana," kata Mahfud.
3. Pakar minta jangan ada gestur memprovokasi

Pakar Komunikasi Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, berharap para calon presiden (capres) tidak memberikan gestur yang memprovokasi penonton dalam debat calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat (22/12/2023). Dia menegaskan, pasangan capres dan cawapres merupakan role model yang nanti saat debat berlangsung gerak-geriknya akan disorot publik.
"Besok kan debat cawapres. Artinya, capres pasangannya jangan menstimulasi dengan gestur yang kira-kira bisa memprovokasi atau cenderung tidak simpatik," di Bogor, Selasa (19/12/2023).
Gun Gun berharap, debat cawapres nantinya bisa memberikan pengaruh yang positif pada masyarakat dari gagasan yang disampaikan.
"Mereka jadi role model, orang yang disorot hampir seluruh mata, telinga. Maka, kemudian butuh influence yang positif, karena di debat itu yang diadu gagasan dan pikiran. Jangan ekspresi gestur yang kira-kira bisa memprovokasi," katanya.