Menkominfo Pakai Strategi Diseminasi dan Kolaborasi untuk Pemilu Damai

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan strategi diseminasi untuk menciptakan Pemilu Damai di 2024. Diseminasi bisa dibilang sebagai penyebarluasan informasi dan sejenisnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah melakukan diseminasi informasi sejak 14 Oktober 2022. Strategi diseminasi dijalankan selama tiga periode, yaitu pra-pemilu, saat pemilu, dan pascapemilu.
"Secara umum pesan yang disampaikan untuk menjawab berbagai isu pemilu antara lain peningkatan partisipasi, pemenuhan hak memilih dan dipilih. Selain itu,, juga untuk mengantisipasi SARA, anti perpecahan atau polarisasi. Dan terpenting menangani hoaks untuk menjaga ruang digital tetap damai," kata dia dikutip dari laman resmi Kominfo, Selasa (3/10/2023).
1. Pemerintah ajak masyarakat tidak golput hingga jaga kondusifitas

Dikatakan Budi Arie, diseminasi informasi periode pra-pemilu berfokus pada ajakan anti golput, dan berpartisipasi dalam pemilu untuk mendorong seluruh masyarakat menggunakan hak pilihnya.
"Selanjutnya, pesan pada periode saat pemilu, berfokus pada ajakan untuk bersama-sama menjaga situasi kondusif sampai proses pemungutan dan penghitungan selesai. Terakhir, pesan pada periode pasca-pemilu berfokus pada ajakan untuk menjaga persatuan dalam menyikapi hasil pemilu," ujarnya.
Kementerian Kominfo secara khusus akan bekerja sama dengan platform digital, penyelenggara pemilu, pengawas pemilu, serta pemangku kepentingan strategis lain.
"Untuk mengamplifikasi narasi Pemilu Damai 2024 dan mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024 yang aman serta kondusif, koordinasi secara internal, lintas satuan kerja Kementerian Kominfo juga akan dilakukan," sebut Budi Arie.
2. Libatkan operator telekomunikasi untuk mencegah hoaks

Kementerian Kominfo juga menggandeng operator telekomunikasi dan lembaga penyiaran untuk menyebarluaskan informasi penting terkait Pemilu Damai.
"Juga pencegahan hoaks melalui SMS Blast dan status bar (tanda sinyal di gawai) kepada pengguna layanan seluler, serta pembentukan kanal Whatsapp," tutur Budi Arie.
Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo juga melakukan sosialisasi dan diskusi terkait pemilu di berbagai daerah, termasuk dengan memproduksi berbagai konten, infografis, dan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di platform digital dalam bentuk video maupun audio, juga media cetak.
"Kominfo juga menayangkan video kampanye Pemilu Damai, di setiap pelatihan literasi dan talenta digital," jelasnya.
3. Konten hoaks bakal dihapus

Demi mengantisipasi penyebaran informasi hoaks, Kementerian Kominfo melakukan monitoring isu pemilu dan penerbitan klarifikasi hoaks (hoaks debunking).
"Kami juga melakukan take-down (penghapusan) konten hoaks isu pemilu dan pemutusan akses situs yang mengandung hoaks pemilu," paparnya.
Selama pelaksanaan pemilu serentak, pihaknya juga melakukan pengukuran kualitas layanan telekomunikasi atau Quality of Service (QoS).
"Untuk menjaga supaya pelaksanaan pemilu, terutama pada saat penghitungan suara, tidak mengalami kendala gangguan sinyal," tambah Budi Arie.
4. Ajak jurnalis terlibat menciptakan pemilu damai

Budi Arie juga mengajak jurnalis berkolaborasi menciptakan Pemilu 2024 yang damai. Dia mengatakan, media massa punya peran penting dalam mendukung penyelenggaraan pemilu.
"Semoga Pemilu 2024 bisa menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan amanat rakyat. Jadi kedaulatan ada di tangan rakyat, sehingga nantinya tercipta pemilu damai yang bisa membawa Indonesia menjadi negara maju," kata Budi Arie dikutip dari ANTARA.
Dia menilai, media massa sebagai sumber informasi terpercaya sehingga berperan penting dalam menciptakan situasi yang kondusif selama tahapan pemilu berlangsung. Kementerian Kominfo akan bekerja sama dengan seluruh media baik radio, televisi, platform digital, media online, dan cetak.