Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nyawa PMI Melayang di Malaysia, Mana Perlindungan Negara?

Presiden Prabowo hadir di Rapim TNI-Polri tahun 2025, Kamis (30/1/2025) (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Presiden Prabowo hadir di Rapim TNI-Polri tahun 2025, Kamis (30/1/2025) (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Presiden Prabowo Subianto mendesak investigasi tewasnya PMI yang ditembak di perairan Selangor, Malaysia
  • Kementerian P2MI mendorong penyelidikan menyeluruh dan berharap ada investigasi menyeluruh insiden tewasnya PMI
  • Ratusan buruh dari Partai Buruh dan KSPI menggeruduk gedung Kedutaan Besar Malaysia menuntut keadilan atas rekan yang tewas di tangan polisi Malaysia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara terkait insiden penembakan yang menewaskan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang ditembak oleh petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) lalu.

Prabowo tegas mendorong agar dilakukan investigasi terhadap peristiwa penembakan PMI di perairan Selangor.

"Kita tentunya berharap ada investigasi," ujar Prabowo usai menghadiri Rapim TNI-Polri 2025 di The Tribrata, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).

1. Prabowo ingatkan tak terjebak aktivitas ilegal

108 PMI pulang ke Indonesia menggunakan transportasi kapal (IDN Times/ dok BP3MI Riau)
108 PMI pulang ke Indonesia menggunakan transportasi kapal (IDN Times/ dok BP3MI Riau)

Prabowo mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak terjebak dalam aktivitas ilegal yang dapat membahayakan mereka.

"Saya ingatkan bahwa jangan mau ikut-ikut dalam kegiatan ilegal. Kalau nyelundup ke negara asing, risikonya negara asing akan bertindak," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat harus berhati-hati terhadap sindikat yang menjanjikan pekerjaan di luar negeri dengan cara ilegal.

Prabowo menambahkan, dirinya sudah membahas kasus ini dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Ia juga percaya bahwa pemerintah Malaysia akan melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.

"Ya kita waspada, kita ingatkan, tapi kita juga yakin pihak Malaysia akan melaksanakan penyelidikan," katanya.

2. Wamen P2MI dorong penyelidikan menyeluruh

Wakil Menteri P2MI Christina Aryani/IDN Times Dini Suciatiningrum
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani/IDN Times Dini Suciatiningrum

Sementara Kementerian Pelindungan Pekerja Migran (P2MI) mendorong penyelidikan yang menyeluruh, dan berharap ada investigasi menyeluruh insiden tewasnya Pekerja Migran Indonesia di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.

Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan, ada perbedaan keterangan dari pihak kepolisian Malaysia dan Warga Negara Indonesia yang berada di lokasi kejadian.

"Kita dalam posisi mendorong, begitu juga Pak Menteri. Pak Menteri Karding (Menteri P2MI) juga mendorong agar bisa ada penyelidikan yang menyeluruh sehingga jelas, terang benderang, apa sih yang sebenarnya terjadi," ujar Christina di Gedung Kemenko PMK, Kamis (30/1/2025).

Christina mengatakan, pihak Kementerian Luar Negeri sudah memperoleh akses ke kekonsuleran, dan mengunjungi beberapa korban yang bisa untuk memberikan keterangan. 

"Sejauh ini, keterangan yang diberikan oleh WNI kita tersebut memang tidak ada penyerangan dari mereka," katanya.

Christina akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk menentukan upaya selanjutnya. Sebab, nota diplomatik sudah dikirim. 

"Jadi kita tunggu balasan dari pihak Malaysia. Nota diplomatik itu sebenarnya meminta agar dilakukan investigasi menyeluruh. Jika ada pelanggaran, misalnya penggunaan kekuatan berlebihan itu bisa menjadi satu temuan," katanya.

3. Gelombang protes penegakan keadilan

Buruh melempar telur ke Gedung Kedutaan Besar Malaysia saat demonstrasi, Kamis (30/1/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum).
Buruh melempar telur ke Gedung Kedutaan Besar Malaysia saat demonstrasi, Kamis (30/1/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum).

Sementara itu di tengah upaya diplomatik, gelombang menuntut keadilan muncul. Ratusan buruh dari  Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggeruduk gedung Kedutaan Besar Malaysia. Mereka menuntut keadilan atas rekan yang tewas di tangan polisi Malaysia.

Presiden Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal,  mendesak Presiden Prabowo Subianto membentuk tim pencari fakta atas tewasnya seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ditembak oleh petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).

"Kami meminta Presiden Prabowo membentuk tim pencari fakta dan datang langsung ke Malaysia," ujar Said Iqbal dalam aksi unjuk rasa di depan Kedubes Malaysia, Kamis (30/1/2025).

Menurutnya, Indonesia tidak boleh menerima keterangan sepihak dari pihak Malaysia, terutama karena berdasarkan fakta yang dikumpulkan, korban ditemukan di lokasi yang terpisah.

"Tim pencari fakta dari Indonesia harus turun langsung. Jangan hanya menerima penjelasan sepihak dari polisi yang menembak. Pemerintah Indonesia tidak boleh hanya menerima penjelasan dari pihak Malaysia," tegasnya.

Said Iqbal menilai tindakan penembakan tersebut sebagai suatu pembunuhan. Ia menegaskan, meskipun seorang pekerja migran masuk secara ilegal, tetap ada konvensi yang mengatur bahwa pendekatan yang dilakukan tidak boleh menggunakan kekerasan, apalagi menghilangkan nyawa.

"Yang dilakukan oleh polisi kerajaan Malaysia ini adalah pembunuhan, bukan penegakan hukum terhadap pekerja migran," ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa kasus serupa telah berulang kali terjadi. Menurutnya, seharusnya para pekerja migran yang tidak memiliki dokumen resmi dideportasi atau diproses secara hukum, bukan ditembak mati.

"Di Malaysia ada jutaan buruh ilegal. Jika pendekatannya seperti ini, apakah semua buruh ilegal harus ditembak? Ini jelas persoalan serius," ujarnya.

4. Desak Menteri P2MI Dicopot

Buruh menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Malaysia, Kamis (30/1/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum).
Buruh menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Malaysia, Kamis (30/1/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum).

Selain menuntut pembentukan tim pencari fakta, Said Iqbal juga mendesak pencopotan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, serta Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani.

"Kami menuntut pencopotan Menteri P2MI dan wakil menterinya. Mereka tidak bekerja dengan baik! Kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi, bukan yang pertama," tegasnya.

Menurutnya, tindakan penembakan terhadap pekerja migran tanpa proses hukum adalah bentuk "unlawful killing" yang tidak bisa dibiarkan.

Said Iqbal menilai peristiwa ini sebagai momentum bagi Presiden Prabowo untuk membenahi aturan terkait buruh migran. Ia menekankan bahwa keberadaan buruh migran di luar negeri bukanlah kesalahan mereka, melainkan akibat ketidakmampuan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

"Tidak ada yang ingin menjadi TKI dan meninggalkan keluarga jika ada pekerjaan yang layak di Indonesia. Oleh karena itu, negara wajib melindungi mereka," ujarnya

5. PMI tewas akibat luka tembak di bagian leher

Proses pemulangan jenazah PMI dari Malaysia. (dok. BP3MI)
Proses pemulangan jenazah PMI dari Malaysia. (dok. BP3MI)

Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan, pihaknya sudah menerima hasil autopsi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tewas ditembak petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Hasilnya, PMI berinisial B itu tewas akibat luka tembak di bagian leher. 

"Korban terkena gunshot wound to the neck," ujar Judha kepada IDN Times melalui pesan pendek, Rabu (29/1/2025).

Namun Judha mengaku tak tahu apakah luka tersebut akibat tembakan jarak dekat atau bukan. "Yang tertulis di sertifikat autopsi hanya menyebutkan penyebab kematian," kata dia. Judha mengatakan, dirinya sudah sampai di Pekanbaru untuk mendampingi pemulangan jenazah B ke Pulau Rupat, Riau. Di sisi lain, empat PMI lainnya sedang dirawat di dua rumah sakit berbeda. 

"Yang tertulis di sertifikat autopsi hanya menyebutkan penyebab kematian," kata dia.

Judha mengatakan, dirinya sudah sampai di Pekanbaru untuk mendampingi pemulangan jenazah B ke Pulau Rupat, Riau. Di sisi lain, empat PMI lainnya sedang dirawat di dua rumah sakit berbeda. Dua PMI yang berinisial HA dan MZ dalam kondisi stabil dan masih menjalani perawatan intensif. Sedangkan, dua PMI lainnya belum sadarkan diri pascaoperasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
Dini Suciatiningrum
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us