Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polisi Tangkap 3 Terduga Teroris di Kampus Unri, Ini Tanggapan Rektor

Teroris Riau
Teroris Riau

Jakarta, IDN Times - Densus Antiteror 88 menangkap tiga terduga teroris di kampus Universitas Riau (Unri). Ketiga terduga merupakan alumni kampus tersebut dan merakit bom di kampus tersebut, yang diduga akan diledakan di Gedung DPRD Riau dan Gedung DPR RI.

1. Rektor Unri apresiasi kerja Polri

IDN Times/Sukma Shakti
IDN Times/Sukma Shakti

Rektor Unri Aras Mulyadi mengapresiasi keberhasilan Polri, yang telah mengungkap jaringan terorisme di kampusnya.

"Saya atas nama pimpinan seluruh warga kampus, menyampaikan terima kasih kepada Densus 88 dan juga Polda Riau yang telah mengungkap kejadian ini," kata Aras di Pekanbaru, seperti dilansir kantor berita Antara, Minggu (3/6).

Aras mengatakan pihaknya telah mempercayakan penanganan secara hukum terhadap ketiga terduga teroris tersebut pada kepolisian. Dia juga menyayangkan dan mengutuk aksi terorisme yang telah dilakukan di dalam kampus itu, sebab, hal itu merupakan tindakan terlarang.

"Terus terang, seluruh civitas akademika mengutuk kegiatan yang mengarah ke bom, dan dibuktikan dengan ini," ucap dia.

2. Fahri protes Densus 88 lakukan tindakan di kampus

Teroris Riau
Teroris Riau

Sementara, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkirtisi penangkapan terduga teroris di Universitas Riau (Unri). Ia menyampaikan hal itu melalui akun Twitter-nya @Fahrihamzah.

Melalui akun Twitter-nya itu, Fahri geram melihat pasukan polisi bersenjata laras panjang memasuki area kampus Unri, yang menurutnya sama seperti masa Order Baru.

"Pak Jokowi, ini jangan dibiarkan, kalau senjata laras panjang sudah masuk kampus, kita telah kembali ke zaman batu! Mungkin Bapak tidak pernah menjadi aktivis. Maka Bapak biarkan kejadian ini. Ini perang dengan mahasiswa," protes Fahri.

3. Kampus harusnya bebas dari senjata

IDN Times/Sukma Shakti
IDN Times/Sukma Shakti

Fahri mengatakan seharusnya kampus, gedung parlemen, dan rumah sakit adalah tempat yang harus bersih dari senjata. Terutama senjata laras panjang.

"Siapa pun, termasuk mahasiswa dan dosen, dilarang membawa senjata mematikan. Karena ini tempat orang bicara tanpa ancaman kekerasan fisik," terang politikus PKS itu.

Share
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us