Profil KH Ahmad Dahlan, Sang Pendiri Muhammadiyah

Jalarta, IDN Times - Muhammadiyah merayakan milad yang ke-109 pada 18 November 2021. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 18 Agustus 1912. Tujuan utama Muhammadiyah didirikan adalah untuk meluruskan penyimpangan terhadap ajaran agama Islam.
Selain itu, Muhammadiyah juga merupakan gerakan Ahmad Dahlan untuk melawan Kolonial Belanda dan memajukan pendidikan di Tanah Air.
1. Profil KH Ahmad Dahlan
Dikutip dari buku KH Ahmad Dahlan yang diterbitkan Kemendikbud. Ahmad Dahlan memiliki nama kecil Muhammad Darwis, yang lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta.
Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dengan ayah yang bernama KH Abu Bakar, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta pada masa itu. Ahmad Dahlan juga termasuk keturunan yang ke-12 dari Maulana Malik Ibrahim, seorang terkemuka di antara Walisongo.
Pada usia ke-15 tahun, ia pergi haji dan menetap di Makkah selama lima tahun. Selama di itu, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pemikira pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah.
Sebelum pulang ke kampung halamannya, pada 1888, ia diberi nama Ahmad Dahlan oleh seorang syekh dari perguruan syariat Syafi’i yang bernama Sayyid Bakri Shatta. Ahmad Dahlan memiliki istri bernama Siti Walidah dan memiliki enam orang anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.
Selain sebagai pendakwah ajaran Islam, Ahmad Dahlan juga seorang pedagang batik dan aktif di berbagai organisasi. Ia memiliki sifat yang supel, toleran dan berpandangan luas.
KH Ahmad Dahlan meninggal dunia pada 23 Februari 1923 pada usia 55 tahun.