Ratusan Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Mendadak

1. Bangkai ikan sudah mencemari lingkungan

Berdasarkan pantauan IDN Times di lapangan, bangkai ikan sudah mulai menepi dan mencemari danau. Selain menebar bau yang kurang sedap, kondisi air danau di beberapa titik juga sudah tampak sedikit berminyak dan bewarna putih.
Hingga kini, para petani setempat masih berjibaku membersihkan bangkai ikan yang mengapung di dalam keramba. Petani setempat masih belum bisa memastikan kapan proses pembersihan itu selesai.
“Kalau kerugian belum kita hitung. Sekarang sedang kita bersihkan. Karena untuk satu petak keramba ada puluhan ton ikan,” kata Syafrudin seorang petani ikan setempat, Jumat (30/4/2021).
2. Disebabkan faktor cuaca dan enpadan pakan

Menurut pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Edi Netrial, kematian massal ikan sudah terjadi sejak pekan lalu. Berdasarkan analisis sementara, kejadian ini disebabkan oleh faktor cuaca.
Sebelum ikan di KJA Danau Maninjau mati mendadak, sempat terjadi angin kencang. Angin ini menyebabkan terjadinya upwelling atau pembalikan massa air yang menyebabkan kadar oksigen di dasar danau berkurang.
“Kurangnya kadar oksigen di dasar danau menyebabkan ikan naik ke permukaan, lalu kemudian mati,” kata Edi Netrial.
3. Kejadian ikan mati mendadak terus berulang

Edi menambahkan, kejadian kematian ikan secara massal di Danau Maninjau bukanlah yang pertama. Tercatat sudah tiga kali kejadian serupa sejak Januari hingga April 2021.
“Sebelumnya, lima ton ikan milik petani ikan di Galapuang juga mati secara mendadak pada awal bulan ini. Lalu pada Januari dan Februari 2021, sebanyak 15 ton ikan mati di Bayua dan Koto Malintang. Kejadian ini hampir terjadi setiap tahun pada awal, pertengahan, dan akhir tahun," tutup Edi Netrial.