Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

NATO Perkuat Perbatasan usai Drone Rusia Masuk Polandia

Sekjen NATO, Mark Rutte dan PM Polandia, Donald Tusk. (Gov.pl, CC BY 3.0 PL <https://creativecommons.org/licenses/by/3.0/pl/deed.en>, via Wikimedia Commons)
Sekjen NATO, Mark Rutte dan PM Polandia, Donald Tusk. (Gov.pl, CC BY 3.0 PL <https://creativecommons.org/licenses/by/3.0/pl/deed.en>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Negara-negara Eropa akan kirim jet tempur.
  • Operasi Eastern Sentry dirancang sebagai misi yang fleksibel dan tangkas untuk meningkatkan postur pertahanan NATO di sepanjang perbatasan timurnya.
  • Negara-negara Eropa seperti Denmark, Prancis, Jerman, dan Inggris telah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam misi ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDNTimes - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meluncurkan operasi militer baru bernama "Eastern Sentry" untuk memperkuat pertahanan di sayap timur Eropa. Operasi ini diumumkan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, bersama Komandan NATO, Jenderal Alexus Grynkewich, di Brussels, Belgia, pada Jumat (12/9/2025).

Langkah ini diambil sebagai respons langsung atas insiden pelanggaran wilayah udara Polandia oleh 21 drone milik Rusia pada Rabu. Beberapa drone tersebut bahkan dilaporkan terbang hingga sekitar 250 kilometer ke dalam wilayah Polandia, memaksa penutupan sementara empat bandara.

1. Negara-negara Eropa akan kirim jet tempur

Operasi Eastern Sentry dirancang sebagai misi yang fleksibel dan tangkas untuk meningkatkan postur pertahanan NATO di sepanjang perbatasan timurnya. Al Jazeera melansir, model operasi ini meniru "Baltic Sentry" yang sebelumnya diluncurkan untuk merespons sabotase kabel bawah laut di Laut Baltik.

Negara-negara Eropa seperti Denmark, Prancis, Jerman, dan Inggris telah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam misi ini. Prancis akan mengerahkan tiga jet tempur Rafale, Jerman mengirim empat jet Eurofighter Typhoon, sementara Denmark menyumbangkan dua jet F-16 dan sebuah kapal fregat perang.

Namun, Inggris belum mengungkap jumlah kontribusinya pada misi ini. Sementara, Jenderal Grynkewich menegaskan, insiden ini adalah masalah untuk seluruh NATO, bukan hanya Polandia.

“Meskipun fokus langsung kami adalah pada Polandia, situasi ini melampaui batas satu negara. Apa yang memengaruhi satu sekutu, memengaruhi kita semua,” ujar Grynkewich.

2. Polandia yakin aksi drone Rusia disengaja

Pada Rabu dini hari, sekitar 21 drone Rusia terdeteksi memasuki wilayah udara Polandia. Hanya sebagian kecil dari drone tersebut yang berhasil ditembak jatuh.

Pemerintah Polandia menuduh Rusia melakukan ini dengan sengaja. Rusia dituding ingin menguji kecepatan dan kapabilitas pertahanan Polandia dan NATO.

“Kami juga berharap serangan drone ke Polandia adalah sebuah kesalahan. Tapi ternyata bukan, dan kami mengetahuinya,” tutur Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, dilansir The Guardian.

Pernyataan Tusk ini bertentangan dengan dugaan Amerika Serikat. Presiden AS, Donald Trump, sempat menyatakan, insiden tersebut kemungkinan tidak disengaja.

"Bisa saja ini hanya ketidaksengajaan, tapi tetap saja saya tidak senang dengan situasi ini, dan berharap ini segera berakhir," kata Trump.

3. Rusia sebut tuduhan Polandia tanpa bukti

Di sisi lain, Rusia membantah tuduhan yang diarahkan kepadanya. Moskow menyatakan, pasukannya bermaksud menargetkan sasaran di Ukraina dan tidak berniat memasuki wilayah Polandia.

Utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengklaim, secara teknis, jangkauan drone Rusia tidak mampu mencapai wilayah Polandia. Ia menuduh Polandia telah tergesa-gesa menyalahkan Rusia tanpa bukti yang kuat, dilansir CNN.

Namun, Rutte menekankan bahwa kesengajaan bukan lagi menjadi poin utama karena tindakan itu sendiri sudah tidak dapat diterima. Ia menuduh Rusia semakin sering melanggar wilayah udara negara-negara NATO.

"Kecerobohan Rusia di udara di sepanjang sisi timur kami semakin sering terjadi. Kami telah menyaksikan drone melanggar wilayah udara kami di Rumania, Estonia, Latvia, dan Lituania, baik disengaja maupun tidak, hal itu berbahaya dan tidak dapat diterima," kata Rutte.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Wamendagri Ungkap Syarat Strategis Siapkan Lahan Koperasi Merah Putih

31 Okt 2025, 06:01 WIBNews