Ferry Irwandi Ditelepon Kapuspen TNI, Sepakat Berdamai

- Ferry Irwandi sebut ada kesalahpahaman antara dirinya dan TNI
- Sepakat tidak ada tindak lanjut kasus hukum terhadap Ferry Irwandi
- Ferry Irwandi sebelumnya sempat bingung kalimat mana yang dinilai menyinggung TNI
Jakarta, IDN Times - Pendiri Malaka Project, Ferry Irwandi, mengaku ditelepon secara langsung Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Marinir) Freddy Ardianzah. Keduanya membahas kasus adanya pihak TNI yang mencoba melaporkan Ferry ke jalur hukum terkait tuduhan pencemaran nama baik.
"Saya sudah dihubungi via telepon dengan Kapuspen TNI, Bapak Brigjen TNI (Marinir) Freddy Ardianzah," kata Ferry dalam keterangannya di jejaring media sosial.
1. Ferry Irwandi sebut ada kesalahpahaman

Ferry menyebut, ia sempat berdialog dengan Kapuspen TNI hingga akhirnya menyimpulkan terjadi kesalahpahaman antar kedua belah pihak.
"Terjadi dialog antara saya dan beliau, yang intinya ada banyak kesalahpahaman di antara situasi ini," tutur dia.
Kapuspen TNI dan Ferry pun disebut saling menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa yang terjadi belakangan ini.
"Beliau meminta maaf atas situasi yang terjadi kepada saya dan yang harus saya hadapi, begitu juga sebaliknya, saya juga sudah meminta maaf atas situasi yang terjadi pada tubuh TNI saat ini," ucap Ferry.
"Banyak prajurit yang memang sangat mencintai negara ini, dan melindungi warga negaranya saat ini, saya masih percaya itu," sambung dia.
2. Sepakat tidak ada tindak lanjut kasus hukum

Dari pembicaraan tersebut juga disepakati, TNI tidak akan menindaklanjuti proses hukum yang menyeret Ferry ke jalur hukum.
"Jadi kawan-kawan sudah tidak ada tindak lanjut hukum apapun ke depannya terhadap saya, saya terima kasih dukungan teman-teman semua, mari kita fokus ke tuntutan, kawan-kawan kita yang masih ditangkap dan teman-teman kita yang masih belum tahu nasibnya dimana. Saling jaga! Jaga warga!," kata dia.
Hingga tulisan ini dimuat, IDN Times mencoba mengonfirmasi ke Kapuspen TNI terkait pernyataan Ferry tersebut. Namun pesan yang dikirim belum ditanggapi.
3. Ferry Irwandi bingung kalimat mana yang dinilai menyinggung TNI

Dalam sebuah acara diskusi, Ferry Irwandi sempat mengaku bingung kalimat apa yang pernah dilontarkan, seingga dinilai menyinggung institusi TNI. Apakah ajakan kepada demonstran agar mundur sejenak dari aksi demo supaya tidak terjadi darurat militer, dianggap telah menyenggol militer. Justru dalam pandangannya, negara tidak berada dalam situasi darurat militer menjadi penanda yang positif.
Sosok pemengaruh Ferry Irwandi semakin disorot usai empat jenderal TNI pada awal pekan lalu mendatangi Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi. Belakangan diketahui, TNI mencoba melaporkan Ferry ke jalur hukum dengan tuduhan pencemaran nama baik.
"Kenapa itu dianggap (perbuatan) pencemaran nama baik sehingga bisa menjatuhkan marwah institusi TNI? Marwah apa yang bisa jatuh hanya karena ujaran semacam itu. Bagian mana dari ujaran saya yang dianggap perbuatan kriminal?" ujar Ferry ketika berbincang dalam dialog virtual dengan Imparsial, Jumat, 12 September 2025.
"Saya malah bingung, jadi yang kalian kehendaki darurat militer itu benar-benar terjadi? Atau kalian ada yang di posisi yang sama dengan kami, tak ingin darurat militer diberlakukan," sambung dia, di forum tersebut.
Sebab, kata Ferry, bila kondisi darurat militer benar-benar diberlakukan usai aksi demo besar-besaran di akhir Agustus, maka dapat merugikan warga sipil. Militer akan berada di depan dalam penanganan demonstrasi lalu kebebasan sipil akan dibatasi.
"Akan ada pemberlakuan jam malam. Kita bisa langsung ditindak oleh militer kalau dianggap ancaman bagi masyarakat atau negara. Saya malah bingung ketika saya katakan jangan sampai ada darurat militer, lalu militer merasa tersinggung?" katanya.
Apalagi, menurut mantan PNS Kementerian Keuangan tersebut, status darurat militer hanya bisa diumumkan oleh Presiden.