Tantangan Satgas Garuda Merah Putih II Kala Kirim Bantuan ke Gaza

- Tantangan administrasi dan zona perang menghambat misi bantuan ke Gaza
- Satgas Garuda Merah Putih II tergabung dalam Solidarity Path Operation yang melibatkan 12 negara
Jakarta, IDN Times - Komandan Satgas Garuda Merah Putih II, Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh Yulianto, menceritakan tantangan selama mengirimkan bantuan ke Gaza, Palestina. Dalam misi kemanusiaan itu, mereka harus melewati zona perang.
"Dinamikanya kalau dari sisi penerbangan cukup menantang, karena posisi kami masuk dalam area pertempuran sehingga ada beberapa dari rekan negara menyiapkan beberapa pencegahan tersendiri," ujar Puguh di Lanud Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/9/2025).
1. Harus menghadapi kendala administrasi

Selain terbang di atas zona perang, Puguh mengatakan, kendala administrasi jadi salah satu tantangan yang menghambat misi. Namun, dia mengaku tetap ada solusi yang bisa didapatkan dari tantangan ini.
"Kami selaku Satgas Garuda Merah Putih II yang juga jadi handicap adalah pada saat perizinan penerbangan. Harus ada counterpart yang mengizinkan yang notabene otoritanya ada di negara Yordania," ujar Puguh.
2. Tidak sendiri dalam mengirim bantuan

Puguh mengungkapkan, Indonesia sejatinya tidak sendiri dalam mengirim bantuan. Satgas Garuda Merah Putih II tergabung dalam Solidarity Path Operation yang melibatkan 12 negara, hasil inisiasi Jordan Air Forces.
"Kami melaksanakan Solidarity Path Operation ini kan tidak sendiri, artinya diinisiasi oleh Jordan Air Forces. Kemudian ada beberapa negara yang terlibat, kurang lebih 12 negara termasuk Indonesia," ujar Puguh.
3. Bantuan tersalurkan dengan baik

Terlepas dari segala tantangan yang ada, Puguh mengatakan, logistik yang dikirimkan Satgas Garuda Merah Putih II tersampaikan dengan baik kepada warga Gaza. Mereka mengirim bantuan ini dengan metode airdrop.
"Yang kami laksanakan kalau media airdrop itu kan ada beberapa tingkatan atau jenis, ada kita sebutlah lite, medium sama heavy. Yang kami laksanakan adalah lite karena sesuai dengan apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat bahwa aman tidak pakai airdrop, insyaallah aman-aman saja karena berat yang kami pakai itu antara 150 sampai 165 kg," ujar Puguh.
Satgas Garuda Merah Putih II berjumlah 88 personel. Mereka terdiri dari kru penerbang dan pendukung teknis, menggunakan tiga pesawat Hercules C-130J milik TNI AU dari Skadron Udara 31.
Operasi Satgas Garuda Merah Putih II berjalan sejak 17 Agustus hingga 9 September 2025 melalui airdrop dari dua negara di sekitar Palestina, yaitu Yordania dan Mesir. Total bantuan sebesar 91,4 ton atau sekitar 520 bundel diberikan dalam operasi ini.