Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Santri Riau Tewas Diduga Cacar Monyet, Kemenkes: Suspek Tunggu Lab

ilustrasi virus Mpox (freepik.com/Nicomodaz)
ilustrasi virus Mpox (freepik.com/Nicomodaz)
Intinya sih...
  • RSUD menetapkan kasus tersebut sebagai suspek Mpox sebagai bentuk kewaspadaan. Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan.
  • Kasus pertama dialami BS (13 tahun) dengan demam dan bintik merah di tubuhnya. ZU (17 tahun) juga dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti dengan keluhan demam dan ruam merah.
  • Berdasarkan pemeriksaan klinis, gejala yang dialami mengarah pada varicella atau cacar air, bukan cacar monyet.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Kesehatan menanggapi kabar adanya dugaan dua kasus cacar monyet atau Mpox yang dialami santri di Kepulauan Meranti, Riau. Dari dua santri yang diduga terinfeksi, satu di antaranya meninggal dunia.

Kasus pertama dialami oleh BS (13) yang meninggal pada 20 September lalu. Sementara itu, santri lain bernama ZU (17) sempat menjalani perawatan di RSUD Kepulauan Meranti. Setelah kondisinya membaik, ZU kini sudah dipulangkan ke rumah.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman menegaskan tahun ini tidak ada kasus Mpox di Indonesia.

"Khusus untuk Riau dan Kepulauan Meranti, hingga saat ini juga belum pernah ada pelaporan kasus konfirmasi Mpox. Kasus yang diduga terjadi adalah 2 kasus suspek," ujar Aji dalam keterangan, Senin (22/9/2025).

1. Suspek Mpox sebagai bentuk kewaspadaan

Gedung Kemenkes (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Gedung Kemenkes (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Aji mengatakan RSUD menetapkan kasus tersebut sebagai suspek Mpox sebagai bentuk kewaspadaan. Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan.

Untuk penanganan, Kemenkes berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, RSUD, dan pihak Pondok Pesantren. Selain itu juga melakukan pengobatan kasus dan penyelidikan epidemiologi.

"Pengiriman dan pemeriksaan spesimen 2 kasus di Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan," katanya.

2. Kronologi penemuan kasus

ilustrasi cacar monyet atau Mpox (freepik.com/freepik)
ilustrasi cacar monyet atau Mpox (freepik.com/freepik)

Aji menyampaikan kronologi terkait dugaan kasus cacar monyet atau Mpox pada dua santri. Kasus pertama dialami BS (13). Sejak 12 September 2025, ia mengalami demam saat berada di pondok pesantren.

Setelah itu muncul bintik merah di tubuhnya yang semakin banyak. Pada 17 September 2025, BS dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti karena lesi atau ruam menyebar hingga ke organ vital dan kondisinya memburuk. Ia langsung mendapat penanganan sesuai standar dan SOP rumah sakit.

3. Hasil investigasi awal cacar air

ilustrasi cacar air (commons.wikimedia.org/Jonnymcgullagh)
ilustrasi cacar air (commons.wikimedia.org/Jonnymcgullagh)

Sementara itu, pada 18 September 2025, santri lain bernama ZU (17) juga dibawa ke UGD RSUD Kepulauan Meranti dengan keluhan demam dan ruam merah. Namun, pada 20 September 2025, BS meninggal dunia.

"Berdasarkan pemeriksaan klinis, gejala yang dialami mengarah pada varicella atau cacar air, bukan cacar monyet. BS juga diketahui memiliki penyakit penyerta berupa infeksi selaput otak," katanya.

Sehari kemudian, tepatnya 21 September 2025, ZU diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Hasil investigasi awal ditemukan ada teman sekamar BS yang mengalami cacar air, sementara sejauh ini tidak ada faktor risiko yang mengarah pada kasus Mpox. Namun sebagai bentuk kewaspadaan RSUD menetapkan suspek Mpox," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Di PBB, Maria Ressa: Tanpa Fakta, Tak Ada Kebenaran dan Kepercayaan

22 Sep 2025, 23:53 WIBNews