Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anggota Komisi I DPR, Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin dalam wawancara khusus di acara Real Talk with Uni Lubis by IDN Times (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Anggota Komisi I DPR, Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin dalam wawancara khusus di acara Real Talk with Uni Lubis by IDN Times (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • Adanya unsur pengeroyokan dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.

  • Pengakuan Prada Lucky sebelum tewas, dipukul hingga dicambuk oleh sesama tentara di barak TNI.

  • Tim investigasi berupaya mengungkap kasus meninggalnya Prada Lucky dengan 20 anggota tengah diambil keterangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mendesak kasus kematian Prada Lucky Namo yang diduga dianiaya empat orang prajurit senior, agar diproses hukum melalui pengadilan militer. Ia meminta pelaku dijatuhi sanksi maksimal termasuk pemecatan sebagai prajurit TNI.

Adapun Prada Lucky merupakan prajurit TNI dari Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Prada Lucky meninggal setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa hari di ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Kabupaten Nagekeo, NTT, Rabu (6/8/2025).

"Pengadilan militer harus memproses kasus ini dengan serius, transparan, dan menjatuhkan hukuman yang setimpal,” ujar dia dalam keterangannya, dikutip Senin (11/8/2025).

1. Ada unsur pengeroyokan

Ilustrasi pengeroyokan (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut TB Hasanuddin, kasus kematian Prada Lucky bukan sekadar insiden, namun keterlibatan lebih dari satu orang mengindikasikan adanya unsur pengeroyokan.

“Kalau sampai empat orang terlibat, ini bukan sekadar insiden, tapi pengeroyokan. Korban pun tidak melawan karena merasa sebagai junior," tuturnya.

Oleh karena itu, ia meminta agar para pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku di lingkungan TNI.

“Tindakan kekerasan oleh para senior terhadap junior seperti ini sudah jelas melanggar hukum dan nilai-nilai keprajuritan. Apalagi sampai menyebabkan korban jiwa. Para pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” ucap politisi PDIP tersebut.

2. Pengakuan Prada Lucky sebelum tewas, dipukul hingga dicambuk

Potret Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang meninggal diduga dianiaya oleh para senior di TNI AD. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Sebelumnya, Sepriana Paulina Mirpey, ibunda dari Prada Lucky mengungkap saat-saat terakhir sebelum putra pertamanya itu kehilangan nyawa. Lucky sempat memberi tahu orangtua angkatnya bahwa ia menerima kekerasan fisik dari sesama tentara di barak TNI.

Prada Lucky sempat keluar dari barak tempatnya bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo. Anak kedua dari empat bersaudara ini menemui ibu angkatnya dengan tubuh penuh luka, memar dan bengkak. Lucky meminta tolong ibu angkatnya itu untuk mengobati luka-lukanya.

Ibu angkat Lucky pun mengompres tubuh dengan luka dari prajurit yang baru dilantik pada Juni 2025 ini. Lucky terang-terangan menyebut luka-lukanya itu ia dapati dari para seniornya di barak.

"Dia bilang 'Mama saya dicambuk'. Jadi mama angkatnya kompres dia, gosok minyak ke dia. Dia bilang dia dipukul seniornya," cerita Sepriana saat ditemui di rumah duka Jumat (8/8/2025).

Sepriana pun mengenang anaknya yang tiada bernyawa sejak Rabu (6/8/2025), pukul 11.23 WITA. Prada Lucky melalui masa kritis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak 2 Agustus 2025.

3. Tim investigasi berupaya ungkap kasus meninggalnya Prada Lucky

Potret Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang meninggal diduga dianiaya oleh para senior di TNI AD. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Wakil Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin, telah buka suara mengenai kasus. Dalam keterangan persnya, ia menyebut tim investigasi mereka telah bekerja mengungkap kasus ini. Tim investigasi terdiri atas unsur Subdenpom Ende, Staf Intelijen, serta personel terkait lainnya.

Ia memastikan 20 anggota tengah diambil keterangan dan dirinya menepis kabar ada 4 anggota yang sudah ditahan. Amir dalam keterangan yang sama memaklumi sikap Serma Christian Namo sebagai seorang ayah yang kalut dan kecewa atas kematian putranya.

“Kami menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Penyebutan nama atau jumlah terduga sebelum ada hasil investigasi hanya akan menyesatkan opini publik,” jelasnya.

Editorial Team