Jokowi: Saya Malu Jerebu Kembali Masuk ke Negara Tetangga

Kebakaran hutan meningkat pada 2019

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia meningkat pada 2019. Presiden pun memerintahkan pihak-pihak terkait, melakukan pencegahan agar karhutla tidak terus-menerus terjadi.

Akibat karhutla yang meningkat pada Juli 2019, Jokowi pun merasa malu saat negara-negara tetangga terkena dampak dari karhutla yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Karhutla, Jokowi Perintahkan Panglima TNI-Kapolri Copot Anak Buahnya

1. Jokowi merasa malu saat jerebu kembali masuk ke negara tetangga

Jokowi: Saya Malu Jerebu Kembali Masuk ke Negara TetanggaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jokowi mengatakan ia sempat membaca pemberitaan tentang adanya jerebu atau fenomena di mana asap dan debu mencemari langit yang masuk ke negara tetangga.

Sebab, dalam minggu ini Jokowi berencana berkunjung ke Malaysia dan Singapura. Sehingga ia merasa malu bila ada jerebu dari Indonesia masuk ke negeri jiran itu.

"Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL, jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerebu ini apa, ternyata asap. Hati-hati, malu kita kalau gak bisa menyelesaikan ini," kata dia.

2. Jokowi minta agar semua pihak mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan

Jokowi: Saya Malu Jerebu Kembali Masuk ke Negara TetanggaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jokowi mengatakan pasca-kebakaran hutan dan lahan 2015, negara tetangga sudah senang lantaran tak ada lagi jerebu yang mampir ke negara mereka. Namun pada tahun ini, jerebu kembali masuk ke negara tetangga.

"Sehingga bapak, ibu, dan saudara-saudari semuanya saya kumpulkan untuk mengingatkan lagi, pentingnya mengatasi kebakaran hutan dan kebakaran lahan," kata kepala negara.

3. Jokowi mengingatkan agar tidak meremehkan api kecil

Jokowi: Saya Malu Jerebu Kembali Masuk ke Negara TetanggaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jokowi juga mengingatkan jangan meremehkan hot spot atau titik api. Apabila sudah muncul api, harus langsung dipadamkan dan jangan menunggu api membesar.

"Saya gak perlu bicara banyak-banyak, karena semua sudah tahu cara menangani seperti apa, cara pencegahan seperti apa. Gak perlu kita ulang-ulang," ucap dia.

"Jadi, sekali lagi, pertama prioritaskan pencegahan melalui patroli terpadu deteksi dini. Sehingga kondisi harian di lapangan selalu terpantau," Jokowi menegaskan.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Melanda 5 Provinsi, Riau Tertinggi Mencapai 27.683 Ha

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya