Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tempat Tidur Isolasi dan Intensif COVID-19 di Jakarta Tinggal 7 Persen

Ilustrasi pasien dirawat di ruang ICU. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Ilustrasi pasien dirawat di ruang ICU. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

Jakarta, IDN Times - Keterisian tempat tidur isolasi dan intensif atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit di Jakarta mencapai 93 persen, atau hanya tersisa 7 persen lagi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemekes) Rita Rogayah.

"Kita lihat memang BOR yang sudah lebih dari 80 persen itu ada di 5 provinsi, DKI Banten, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Tengah," ujar dia seperti dikutip dari tayangan YouTube Pusdalops BNPB, Senin (28/6/2021).

1. Keterisian tempat tidur isolasi DKI 93 persen, ICU 88 persen

Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Dia menjelaskan bahwa BOR keterisian tempat tidur ruang isolasi di DKI Jakarta mencapai 93 persen, kemudian di ruang intensif mencapai 88 persen dan masuk kategori merah.

"Ini hati-hati terutama DKI, ini sudah melonjak sangat tinggi di 93 persen. Demikian juga untuk BOR tempat tidur intensif untuk Banten, Maluku Utara, DKI Jakarta, Jawa barat, ini sudah meningkat di atas 80 persen,"  kata dia.

Dia mengingatkan wilayah dengan zona kuning keterisian tempat tidur isolasi dan intensif harus semakin waspada supaya tidak beralih menjadi merah.

 

2. Kecuali Kepulauan Seribu, ICU di Jakarta keterisiannya tinggi

Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Rita mengatakan bahwa saat ini BOR di Jakarta kian meningkat, seluruh kabupaten atau kota DKI Jakarta sudah masuk kategori zona merah. Melonjak dari 85 persen hingga 93 persen untuk isolasi dan 80 persen hingga 87 persen untuk intensif.

"Kita lihat yang ICU-nya cukup tinggi adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, yang Jakarta Timur, Jakarta Utara juga hati-hati karena sudah kuning, tetapi untuk BOR isolasi semua sudah merah kecuali Kepulauan Seribu," ujarnya.

3. Seluruh ruang ICU dan isolasi di Jabodetabek sudah merah

Rumah Sakit Citama, Pabuaran, Bojong Gede, Bogor (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Rumah Sakit Citama, Pabuaran, Bojong Gede, Bogor (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dalam kesempatan ini Rita juga menyampaikan bahwa seluruh ruang isolasi di Jabodetabek sudah merah kecuali kota Bogor dan ruang ICU juga semua sudah menunjukkan angka lebih dari 80 persen.

"Tangerang dan Depok ini memang sudah meningkatkan tempat tidur ICU-nya, karena sudah mencapai ada 100 persen," ujarnya.

Banten dan Jawa Barat kata dia juga harus waspada terkait keterisian tempat tidur isolasi dan intensif untuk pasien COVID-19.

4. Distribusi obat dari Kemenkes ke DKI

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara untuk obat-obatan Rita menjelaskan bahwa Kemenkes sudah mendistribusikan pasokan obat ke 34 Dinas Kesehatan Provinsi dan 91 rumah sakit.

Obat yang didistribusikan antara lain adalah Oseltamivir sebanyak 12,2 juta kapsul, Favipiravir 14,9 juta tablet, Remdesivir vial 764.614 dan Azythromycin 16,3 juta tablet, Azythromycin injeksi sebanyak 49.700, Lopinavir 200 miligram serta Ritonavir 50 mg sebanyak 40.920 tablet, Vit C injeksi 224.974 dan 655 injeksi tocilzumab.

Sementara dari data yang dijabarkan, Jakarta mendapat jatah 804 ribu kapsul Oseltamivir, 418 ribu tablet Favipiravir, 22 ribu vial Remdesivir, 235 ribu tablet Azythromycin dan 150 injeksi tocilzumab per 26 Juni 2021.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Dwifantya Aquina
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us