Update Korban Ponpes Al-Khoziny, 36 Meninggal dan 27 Belum Ditemukan

- Total korban meninggal menjadi 36 orang, dengan total korban akibat insiden mencapai 167 orang.
- Temuan satu bagian tubuh berupa kaki kanan diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk diidentifikasi lebih lanjut.
- Total 140 orang telah ditemukan, 27 masih dalam proses pencarian menurut daftar absensi santri pondok pesantren.
Jakarta, IDN Times - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan terus melanjutkan pencarian dan evakuasi korban ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Minggu (5/10/2025), tim kembali menemukan belasan jenazah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan yang diterima IDN Times menyebutkan pencarian dimulai pada pukul 00.36 WIB hingga 06.30 WIB. Jumlah jenazah yang ditemukan mencapai 11 orang, menambah jumlah yang ditemukan beberapa hari sebelum.
1. Total korban meninggal menjadi 36 orang

Upaya pencarian sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari menghasilkan temuan 11 jenazah baru menambah total korban meninggal dunia mencapai 36 orang.
Berdasarkan data akumulasi, jumlah korban akibat insiden tersebut mencapai 167 orang. Data bersifat dinamis melihat potensi penambahan jumlah korban selama pencarian oleh tim SAR gabungan.
2. Temuan satu bagian tubuh berupa kaki kanan

Selain itu, tim SAR juga menemukan satu bagian tubuh berupa kaki kanan pada Sabtu (4/10/2025). Saat ini, bagian tubuh tersebut sudah diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Upaya identifikasi pun masih berlangsung dengan melibatkan beberapa unsur, seperti Basarnas, TNI, hingga relawan dan dukungan dari pemerintah daerah.
3. Total 140 orang telah ditemukan, 27 belum

Ada pun total jiwa yang telah ditemukan mencapai 140 orang, 104 dalam kondisi selamat, satu telah kembali ke rumah, delapan masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan, dan 95 yang telah kembali dan melanjutkan perawatan.
Meski begitu, sebanyak 27 orang masih dalam proses pencarian. Data tersebut mengacu pada daftar absensi santri yang dirilis pihak pondok pesantren.