Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Perintahkan Warganya Segera Tinggalkan Lebanon

Ilustrasi bendera Amerika Serikat. (pexels.com/@sonneblom)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat. (pexels.com/@sonneblom)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Jumat (27/10/2023), menganjurkan kepada seluruh warga negaranya di Lebanon untuk segera pergi. Pasalnya, terdapat kekhawatiran terkait melebarnya konflik Israel-Hamas di Lebanon yang menjadi basis Hizbullah. 

Pekan lalu, Hizbullah mengatakan bakal melancarkan serangan ke Israel, apabila Tel-Aviv memulai invasi darat ke Gaza, Palestina. Pernyataan itu pun membuat situasi di kawasan Timur Tengah kian panas dan terdapat kekhawatiran perang akan meluas. 

1. Warga AS di Lebanon diharapkan segera pergi secara mandiri

Kementerian Luar Negeri AS merekomendasikan semua warga negaranya untuk segera mengevakuasi saat masih ada penerbangan yang tersedia di Lebanon. Washington khawatir situasi yang tidak dapat diprediksi di Timur Tengah. 

"Anda harus segera merencanakan pergi di tengah situasi krisis ini dan jangan hanya berharap pada bantuan pemerintah AS untuk saat ini. Waktu yang tepat untuk meningalkan Lebanon adalah sebelum krisis terjadi sesegera mungkin," tuturnya, dikutip Politico

"Tidak ada jaminan bahwa pemerintah AS akan mengevakuasi seseorang dan keluarganya dari situasi krisis ini. Militer AS nantinya hanya berfokus membantu warga AS. Pemerintah umumnya tidak dapat menyediakan transportasi di dalam Lebanon ke titik penjemputan selama krisis," tambahnya. 

Kemlu AS pun meminta agar setiap warga negaranya untuk melihat opsi penerbangan yang masih tersedia di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut setiap harinya. 

2. Blinken sebut kebijakan dua negara dua rakyat jadi satu-satunya solusi

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa Washington dan negara-negara lain akan menyediakan bantuan di kawasan Timur Tengah. Namun, semuanya bergantung kepada solusi negara-negara di Timur Tengah. 

"Satu-satunya jalan untuk meneruskan perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah adalah lewat kebijakan dua negara untuk dua rakyat," kata Blinken lewat cuitan Twitter-nya, dilansir The Hill

"Bahkan, sebagaimana kita berupaya keras menangani krisis ini, kami harus mengupayakan dua kali dalam membangun dan mempertahankan solusi politik atas konflik Israel dan Palestina," sambungnya. 

Pernyataan ini disampaikan menyusul informasi terbaru dari militer Israel terkait rencana perluasan aktivitas militernya di Gaza setelah berhasil melakukan dua serangan pada pekan ini. 

3. Israel-Hizbullah di ambang konflik baru

Salah satu politikus Lebanon, Suleiman Frangieh, mengatakan bahwa Hizbullah tidak menginginkan perang dengan Israel. Apabila mereka ingin berperang, maka pasukannya sudah menggempur Israel pada 7 Oktober ketika Hamas melakukan aksinya. 

Ia pun menambahkan bahwa pemerintah Lebanon telah menghubungi Hizbullah untuk tidak meyulut tensi di perbatasan Lebanon-Israel. 

"Kami memberitahu mereka untuk menahan Hizbullah. Mereka pun mengatakan membutuhkan penekanan pada Israel agar tidak mengekskalasi konflik di Timur Tengah," ungkap Frangieh, dilansir Reuters.

Sebelumnya, Presiden Israel, Isaac Herzog menekankan bahwa Israel tidak ingin berkonfrontasi di perbatasan utara. Namun, ia menyebut Hizbullah menyeret negaranya ke dalam peperangan dan mereka harus membayar harga yang mahal. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us