Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Tegaskan Tak Akan Terlibat Perang Nuklir dengan Rusia

Sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki. (Instagram.com/jenpsakicolors)
Sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki. (Instagram.com/jenpsakicolors)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa negaranya tak akan terlibat dalam perang nuklir dengan Rusia ataupun proksinya. Sebelumnya, pejabat Rusia telah memperingatkan AS agar tidak memberikan dukungan persenjataan kepada Ukraina. 

Melalui juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pada Senin (02/05/2022), AS meyakini bahwa Rusia masih memegang komitmen untuk tidak terlibat dalam perang nuklir layaknya tahun lalu. Psaki juga menyatakan bahwa perang nuklir bukan merupakan sebuah kemenangan. 

1. Amerika Serikat dan Rusia diyakini berada dalam 'satu kapal' terkait perang nuklir

Psaki mengatakan, Rusia dari waktu ke waktu tidak terlibat dalam perang nuklir.

“Saya akan mengatakan bahwa Rusia sendiri, dari waktu ke waktu, termasuk baru-baru ini tahun lalu, menjelaskan bahwa tidak ada perang nuklir yang dapat dimenangkan," kata Psaki, dilansir TASS

Walau begitu, Psaki memberikan referensi tentang komitmen Rusia pada tahun lalu, bukan setelah Perang Ukraina-Rusia dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Beberapa pejabat Rusia dan Presiden Vladimir Putin belakangan ini mengindikasikan bahwa Rusia lebih meluncurkan nuklir daripada menerima kekalahan dari Ukraina, dilansir The Independent. 

Kendati begitu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengetahui risiko dari perang nuklir. Sehingga, Rusia disebut sangat ingin meminimalisir potensi terjadinya perang nuklir dengan negara lain. 

2. Pembawa acara TV Nasional Rusia sempat ancam Inggris terkait kekuatan nuklir Rusia

Walau AS telah menegaskan tak akan terlibat dalam perang nuklir, ketegangan Rusia dengan negara lainnya belum mereda. Pasalnya, pembawa acara TV Nasional Rusia Dmitry Kiselyov menyatakan bahwa Inggris dapat tenggelam ke laut akibat nuklir bawah air. 

Kiselyov juga mengatakan bahwa senjata tersebut akan memicu gelombang pasang radioaktif dan dapat menenggelamkan Inggris. Selain itu, dia juga menuturkan, nuklir Rusia dapat membuat apa pun yang ada di Inggris menjadi gurun radioaktif. 

"Gelombang pasang ini juga merupakan pembawa radiasi dosis sangat tinggi. Melonjak di Inggris, itu akan mengubah apa pun yang tersisa menjadi gurun radioaktif, yang tidak dapat berbuat apa-apa. Bagaimana Anda menyukai prospek ini?” kata dia. 

Walau pernyataan tersebut tak disebutkan oleh pejabat resmi Rusia, tetap saja hal tersebut membuat kegaduhan tersendiri. Di sisi lain, Inggris merupakan salah satu negara yang juga menyumbang senjata untuk Ukraina. 

3. Amerika Serikat dan Rusia jadi negara yang dipercaya memiliki senjata nuklir terbanyak

Ilustrasi bahan nuklir (Pixabay.com/ar130405)
Ilustrasi bahan nuklir (Pixabay.com/ar130405)

Baik Rusia dan AS dipercaya menjadi negara dengan jumlah senjata nuklir terbanyak. Menurut laporan Arms Control Association (ACA), Rusia diyakini memiliki 6.257 senjata nuklir.

Sedangkan AS diestimasikan memiliki sekitar 5.550 senjata nuklir. Inggris yang merupakan salah satu negara dengan militer terkuat diketahui memiliki 225 senjata nuklir.

Sejauh ini, terdapat sebuah perjanjian internasional yang melarang penggunaan senjata nuklir, yaitu Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT). Sebanyak 191 negara diketahui terlibat dalam perjanjian tersebut, dilansir laman resmi Perserikatan-Bangsa-Bangsa. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us