CEK FAKTA: Benarkah Donald Trump dan Elon Musk Bertengkar?

- Wall Street menjual saham Tesla turun 14,3 persen
- Keduanya saling sindir di media sosial
- Perseteruan dimulai dari perbedaan pendapat tentang RUU belanja
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan miliarder Elon Musk terang-terangan saling sindir di media sosial masing-masing. Trump di Social Truth-nya dan Elon di X miliknya.
Padahal diketahui keduanya sangat dekat. Musk mendukung Trump dalam pemilu, sedangkan Trump terus ‘menjaga’ Elon tetap disampingnya. Bahkan, Musk diberikan jabatan di pemerintahan oleh Trump.
Benarkah keduanya bertengkar? Lantas apa penyebabnya?
Rupanya hal tersebut benar terjadi.
Pekan lalu, Trump mengancam untuk memutus kontrak pemerintah dengan perusahaan milik Musk. Sementara itu, Musk menyarankan Trump harus dimakzulkan. Keduanya mengubah persahabatan mereka menjadi pertengkaran habis-habisan di media sosial.
Permusuhan dimulai ketika Trump mengkritik CEO Tesla tersebut di Ruang Oval. Dalam beberapa jam, hubungan yang dulunya dekat itu hancur di depan publik.
"Cara termudah untuk menghemat uang dalam anggaran kita hingga miliaran dolar adalah dengan menghentikan Subsidi dan Kontrak Pemerintah dengan Elon," tulis Trump di Truth Social, dikutip dari Asia One, Sabtu (6/6/2025).
1. Apa penyebab retaknya hubungan Trump dan Musk?

Wall Street menjual saham pembuat kendaraan listrik milik Musk dan Tesla ditutup turun 14,3 persen, kehilangan sekitar 150 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.438,7 triliun dalam nilai pasar. Itu adalah penurunan nilai Tesla terbesar dalam satu hari dalam sejarahnya.
Beberapa menit setelah penutupan, Musk menjawab, "Ya," pada sebuah unggahan di X yang mengatakan Trump harus dimakzulkan. Meskipun ia tahu, Partai Republik memegang mayoritas di kedua kamar Kongres dan sangat tidak mungkin untuk memakzulkannya.
Tapi benarkah itu penyebabnya? Ternyata bukan! Masalah antara keduanya mulai muncul beberapa hari yang lalu, ketika Musk mengecam pemotongan pajak dan RUU belanja Trump yang luas.
Trump awalnya menahan diri, sementara Musk terus berkampanye untuk menghancurkan RUU tersebut. Musk mengatakan bahwa RUU itu akan menambah terlalu banyak utang negara sebesar 36,2 triliun dolar AS.
Hal ini membuat Trump kecewa. Presiden AS itu memecah kebisuannya pada Kamis lalu dan mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval bahwa ia sangat kecewa pada Musk.
“Lihat, Elon dan saya memiliki hubungan yang hebat. Saya tidak tahu apakah kami akan tetap seperti itu,” kata Trump.
Saat Trump berbicara, Musk menanggapi secara langsung dengan unggahan yang semakin pedas di X. "Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan," tulis Musk.
Memang, Musk menghabiskan hampir 300 juta dolar AS untuk mendukung Trump dan Partai Republik lainnya dalam pemilihan tahun lalu. “Sungguh tidak tahu terima kasih,” sambung dia.
Dalam unggahan lainnya, Musk menegaskan bahwa tarif khusus Trump akan mendorong AS ke dalam resesi akhir tahun ini. Selain Tesla, bisnis Musk meliputi perusahaan roket dan kontraktor pemerintah SpaceX serta unit satelitnya Starlink.
Musk, yang bisnis antariksanya memainkan peran penting dalam program antariksa pemerintah AS, mengatakan bahwa sebagai akibat dari ancaman Trump, ia akan mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon milik SpaceX. Dragon adalah satu-satunya wahana antariksa AS yang mampu mengirim astronot ke Stasiun Antariksa Internasional.
2. Kemarahan menggebu-gebu

Perseteruan itu tidak sepenuhnya tak terduga. Trump dan Musk sama-sama petarung politik dengan ego yang besar dan kegemaran menggunakan media sosial untuk melawan musuh yang mereka anggap, dan banyak pengamat telah meramalkan bahwa mereka akan berselisih.
Bahkan sebelum Musk meninggalkan pemerintahan pekan lalu, pengaruhnya mulai memudar menyusul serangkaian bentrokan dengan anggota kabinet atas pemotongan anggaran untuk lembaga mereka.
Bagi Trump, pertikaian itu adalah keretakan besar pertama yang dialaminya dengan penasihat utama sejak menjabat untuk kedua kalinya. Tapi, hal itu bukan berarti pertengkaran semacam ini menjadi kali pertama bagi Trump.
Pada masa jabatan pertamanya ditandai dengan banyak pertengkaran. Trump berpisah dengan beberapa kepala staf, penasihat keamanan nasional, dan ahli strategi politik selama masa jabatannya di Gedung Putih pada 2017 hingga 2021. Beberapa orang, seperti Steve Bannon, tetap berada dalam kepercayaannya, sementara banyak orang lain, seperti John Bolton, menjadi kritikus yang lantang dan vokal.
Setelah menjabat sebagai donatur terbesar Partai Republik pada musim kampanye 2024, Musk menjadi salah satu penasihat Trump yang paling menonjol, yakni sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah. Ia melancarkan upaya besar-besaran dan kontroversial untuk mengurangi jumlah tenaga kerja federal dan memangkas pengeluaran.
Musk sering hadir di Gedung Putih dan tampil beberapa kali di Capitol Hill, terkadang sambil menggendong putranya yang masih kecil. Hanya 6 hari sebelum ledakan pada Kamis, Trump dan Musk tampil bersama di Ruang Oval, di mana Trump memuji layanan pemerintah Musk dan keduanya berjanji untuk terus bekerja sama.
Perseteruan yang berkepanjangan antara Trump dan Musk dapat mempersulit Partai Republik untuk mempertahankan kendali Kongres dalam pemilihan paruh waktu tahun depan. Selain pengeluaran kampanyenya, Musk memiliki banyak pengikut daring dan membantu menghubungkan Trump dengan beberapa bagian Silicon Valley dan donatur kaya.
Musk mengatakan, ia berencana untuk mengurangi pengeluaran politiknya di masa mendatang. Segera setelah komentar Trump di Ruang Oval, Musk melakukan jajak pendapat kepada 220 juta pengikutnya di X.
“Apakah sudah waktunya untuk membuat partai politik baru di Amerika yang benar-benar mewakili 80 persen di tengah?" tanya Musk pada pengikutnya.
3. Apa itu RUU belanja yang bikin keduanya bertengkar?

Musk menargetkan apa yang Trump sebut sebagai ‘RUU yang besar dan indah’ minggu ini. Orang terkaya dunia itu menyebutnya kekejian yang menjijikkan dan akan memperdalam defisit federal.
Serangannya memperkuat keretakan dalam Partai Republik yang dapat mengancam prospek RUU tersebut di Senat. Analis nonpartisan mengatakan RUU Trump dapat menambah 2,4 triliun hingga 5 triliun dolar AS dari utang negara sebesar 36,2 triliun dolar AS.
Namun, Trump menegaskan bahwa keberatan Musk yang sebenarnya adalah penghapusan kredit pajak konsumen untuk kendaraan listrik dalam RUU tersebut. Presiden juga menyatakan bahwa Musk kesal karena ia kangen bekerja untuk Gedung Putih.
"Ia bukan yang pertama. Orang-orang meninggalkan pemerintahan saya lalu pada suatu saat mereka sangat merindukannya, dan beberapa dari mereka menerimanya dan beberapa dari mereka benar-benar menjadi bermusuhan," seru Trump.
Musk menulis di X, ‘hentikan RUU itu’ dan menambahkan bahwa dia baik-baik saja dengan rencana pemotongan Trump untuk kredit kendaraan listrik selama Partai Republik membersihkan RUU pemborosan pengeluaran itu.
Dia juga mengutip kutipan masa lalu dari Trump yang mengecam tingkat pengeluaran federal, sambil menambahkan, "Di mana orang ini sekarang?"
Musk masuk ke pemerintahan dengan rencana yang gegabah untuk memangkas 2 triliun dolar AS dari anggaran federal. Dia meninggalkan pemerintahan minggu lalu setelah hanya memangkas sekitar setengah dari 1 persen dari total pengeluaran, sementara menyebabkan gangguan di banyak lembaga.
Meningkatnya fokus Musk pada politik memicu protes yang meluas Tesla di AS dan Eropa. Pasalnya, hal tersebut menurunkan penjualan, sementara investor khawatir bahwa perhatian Musk terlalu terbagi.
Lalu, sampai kapan mereka akan bertengkar? Apakah nanti Trump dan Musk akan kembali berteman dekat? Hanya mereka yang tahu.