Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong (dok. Sekretariat Presiden)
Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong (dok. Sekretariat Presiden)

Intinya sih...

  • China dan Indonesia terus komunikasi terkait proyek Whoosh

  • Indonesia dalam pembahasan restrukturisasi utang KCIC

  • Nilai investasi capai Rp121 Triliun, 75 persen dibiayai China

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong menilai upaya Indonesia menegosiasikan restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh merupakan hal yang wajar. Menurutnya, proyek dengan skala besar seperti Whoosh memang membutuhkan waktu panjang untuk mencapai titik impas.

“Mengenai isu keuangan, hal itu wajar bagi proyek kereta cepat sebesar ini, butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai titik impas,” kata Wang saat ditemui di Kedutaan Besar China di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis (23/10/2025).

Wang mengatakan, pemerintah China bangga dengan kinerja Whoosh yang kini telah melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi 2 tahun lalu. Ia menilai, proyek kerja sama ini memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar bagi Indonesia.

“Kami sangat bangga akan hal itu dan operasinya berjalan dengan sangat baik. Namun, tentu saja ada beberapa hal detail yang sedang kami bahas dengan pemerintah Indonesia,” ujarnya.

1. China dan Indonesia terus komunikasi terkait proyek Whoosh

ilustrasi kereta cepat Whoosh (commons.wikimedia.org/NFarras)

Wang menegaskan, pembahasan dengan pemerintah Indonesia terkait proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) masih berlangsung. Ia tidak menyebutkan detail negosiasi, namun memastikan komunikasi antara kedua negara berjalan lancar.

“Saya tidak akan mengatakan bahwa ada kesulitan keuangan, karena sejauh ini kami berjalan dengan baik dengan jumlah penumpang yang terus meningkat,” kata Wang.

Ia menambahkan, pembahasan saat ini difokuskan untuk memastikan keberlanjutan proyek Whoosh dalam jangka panjang.

“Untuk perincian lebih lanjut yang berkaitan dengan Whoosh, kami sedang berdiskusi dengan kedua pemerintah dan kementerian terkait,” ujarnya.

Sejak diresmikan pada 2023, proyek Whoosh telah menjadi salah satu simbol kerja sama strategis antara Indonesia dan China di bidang infrastruktur dan teknologi transportasi.

2. Indonesia dalam pembahasan restrukturisasi utang KCIC

Kepala Badan Pengelola (BP) BUMN, Dony Oskaria. (IDN Times/Triyan).

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria mengatakan, negosiasi restrukturisasi utang proyek KCIC masih berlangsung. Tim negosiasi dari Indonesia akan segera kembali ke China untuk membahas beberapa poin penting.

“Ini menjadi poin negosiasi berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan kemudian ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka,” kata Dony di Jakarta.

Menurut Dony, proses negosiasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak. Pemerintah Indonesia juga disebut akan memastikan keberlanjutan proyek tetap terjaga.

3. Nilai investasi capai Rp121 Triliun, 75 persen dibiayai China

PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Whoosh. (dok: kcic.co.id)

Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) memiliki total investasi sekitar 7,27 miliar dolar AS atau hampir Rp121 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 75 persen pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan keputusan presiden (keppres) untuk menyelesaikan utang proyek Whoosh.

Editorial Team