COVID-19 Thailand Memburuk, Dokter Terpaksa Kurangi Pasien

Sebelumnya, Thailand sempat mendapatkan pujian tahun lalu

Bangkok, IDN Times - Wabah COVID-19 di Thailand saat ini semakin memburuk membuat para dokter yang bertugas terpaksa mengurangi jumlah pasien. Sebelumnya pada tahun 2020 lalu, Thailand sempat mendapatkan pujian setelah dianggap berhasil mengendalikan kasus COVID-19 di tengah negara-negara lain berjuang keras menekan jumlah kasus saat itu. Bagaimana awal ceritanya?

1. Peningkatan jumlah kematian memicu kemarahan warga Thailand 

COVID-19 Thailand Memburuk, Dokter Terpaksa Kurangi PasienSalah seorang warga Thailand melakukan pengujian COVID-19. (Twitter.com/ASEANNOWTH)

Dilansir dari The Guardian, dalam waktu sekitar 4 bulan terakhir, jumlah kematian akibat kasus COVID-19 di Thailand semakin hari semakin mengkhawatirkan. Beberapa dari mereka meninggal di rumah karena tidak ada tempat tidur rumah sakit yang tersedia, sedangkan yang lainnya meninggal di sekitar jalan yang ada di Bangkok, termasuk 1 orang yang tubuhnya ditinggalkan di trotoar selama berjam-jam pekan lalu yang memicu kemarahan warga sekitar. Pemerintah Thailand sendiri mendapatkan kritikan karena tidak memberlakukan lockdown beberapa bulan lalu ketika jumlah kasus masih rendah.

Dengan memburuknya wabah COVID-19 di Thailand saat ini memberikan tekanan kuat pada rumah sakit, yang memaksa para dokter untuk merawat pasien di tempat parkir serta mengurangi jumlah pasien. Berbagai pembatasan telah dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah yang lebih ketat, termasuk jam malam pukul 21:00 waktu setempat, yang diberlakukan tanggal 12 Juli 2021 lalu di seluruh area berisiko tinggi di Bangkok, Thailand. Kepala Divisi Penyakit Menular dari Thammasat University, Prof. Anucha Apisarnthanarak, mengatakan tidak jelas kapan kasus harian, yang saat ini mencapai lebih dari 15 ribu,
akan mulai turun.

Jumlah kasus sebenarna sulit untuk dinilai karena banyak pasien, yang tidak dapat mengakses pengujian, terpaksa tinggal di rumah. Ia menambahkan bahwa infeksi saat ini menyebar di anggota keluarga di rumah serta penularan dalam situasi ini, di mana vaksin belum disebarluaskan, bisa sangat mengkhawatirkan dan eksponensial.

2. Sebagian besar warga Thailand gelar protes besar-besaran terkait lambannya vaksinasi

COVID-19 Thailand Memburuk, Dokter Terpaksa Kurangi PasienSebagian besar warga Thailand gelar protes besar-besaran terkait lambannya vaksinasi. (Twitter.com/MoeMinKyaw11)

Baca Juga: Kecewa Penanganan COVID-19, Ribuan Warga Thailand Demo

Sebagian besar warga Thailand menggelar protes besar-besaran dengan turun ke jalan menyerukan reformasi politik. Tuntutan tersebut berasal dari gerakan anti-pemerintah Thailand yang meluas tahun 2020 lalu ditambah dengan kemarahan atas lambatnya peluncuran vaksinasi terhadap COVID-19. Tetapi terlepas dari kasus COVID-19 yang semakin melonjak, baik lockdown sebagian di wilayah Bangkok maupun cuacanya yang lembab tidak dapat mencegah mereka berkumpul pada hari Minggu, 25 Juli 2021, lalu.

Para demonstran berkumpul dengan menggunakan sepeda motor dan mobil di dekat Victory Monument di Distrik Ratchathewi. Para demonstran telah menyiapkan mayat palsu dan membakarnya untuk menggambarkan korban selama pandemi. Salah seorang mahasiswa berusia 20 tahun mengatakan geram karena lebih banyak pilihan vaksin COVID-19 yang tidak tersedia untuk penggunaan umum dengan mempertanyakan mengapa Thailand belum membeli dosis Pfizer dan Moderna. Sayangnya, Thailand sebagian besar mengandalkan vaksin Sinovac, tetapi negara itu mengumumkan pada awal bulan Juli 2021 lalu bahwa warga akan mendapatkan campuran vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Thailand sampai saat ini 

COVID-19 Thailand Memburuk, Dokter Terpaksa Kurangi PasienSebagian besar warga Thailand gelar protes besar-besaran terkait lambannya vaksinasi. (Twitter.com/MoeMinKyaw11)

Jumlah kasus COVID-19 di Thailand sampai hari Senin, 26 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 512.678 kasus dengan rincian 4.146 kasus berakhir meninggal dunia serta 341.475 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Thailand mengalami penambahan kasus sebanyak 15.376 kasus baru dengan rincian 87 kasus berakhir meninggal dunia. Untuk saat ini, Thailand berada di urutan ke-47 jumlah kasus terbanyak COVID-19 di dunia.

Sekitar 5 persen dari total populasi di Thailand sudah divaksinasi penuh, sementara 17 persen telah menerima setidaknya satu dosis. Pernyataan tersebut mengikuti surat yang bocor dari AstraZeneca, yang mengatakan akan memasok sekitar 6 juta dosis ke Thailand dalam sebulan ke depan. Tetapi ini tampaknya bertentangan dengan klaim oleh pemerintah Thailand bahwa itu akan menerima dosis sebanyak 10 juta dosis.

Baca Juga: Kecewa Penanganan COVID-19, Ribuan Warga Thailand Demo

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya