Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Dominika (unsplash.com/Ruddy Corporan)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Republik Dominika telah mendeportasi hampir 11 ribu warga Haiti dalam sepekan terakhir. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen untuk mendeportasi warga Haiti secara rutin setiap minggu, di tengah krisis Haiti yang dipicu oleh kekerasan geng dan kemiskinan ekstrem.

Pengumuman ini muncul setelah pemerintah Dominika berjanji akan mendeportasi hingga 10 ribu warga Haiti setiap minggu, dengan alasan kelebihan imigran.

Hubungan antara kedua negara yang berbagi pulau Hispaniola tersebut terus memburuk, membuat langkah ini menjadi salah satu deportasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

1. Reaksi pemerintah Haiti terhadap deportasi massal

Pengumuman deportasi massal memicu kekhawatiran di pemerintahan Haiti. Perwakilan tetap Haiti di Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS), Gandy Thomas, mengecam deportasi tersebut sebagai strategi pembersihan etnis dan kampanye diskriminasi berdasarkan kebangsaan dan warna kulit.

Thomas menyatakan perlunya dialog dan solusi yang saling menghormati. Ia juga memperingatkan bahwa deportasi ini hanya akan memperburuk infrastruktur Haiti yang rapuh, sementara para deportan kembali tanpa dukungan, sumber daya, atau hubungan dengan komunitas mereka.

Menurut kelompok hak asasi manusia, setidaknya setengah juta warga Haiti tinggal di Republik Dominika, dan deportasi massal ini menempatkan kehidupan ribuan orang dalam bahaya besar.

2. Keluhan aktivis terkait perlakuan buruk

Editorial Team