11 Orang Tewas dan Ribuan Mengungsi akibat Serangan Geng di Haiti

- Geng kriminal Gran Grif menyerang kota kecil di Haiti, menewaskan 11 orang dan melukai puluhan lainnya.
- Polisi nasional Haiti dikerahkan untuk memulihkan ketertiban dan mencegah teror di departemen Artibonite yang menjadi sasaran kekerasan geng.
- Geng Gran Grif dianggap salah satu geng paling kejam di Haiti, telah melakukan berbagai kejahatan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan penculikan.
Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 11 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka ketika geng kriminal, Gran Grif, menyerang sebuah kota kecil di Haiti pada Kamis (3/10/2024) dini hari.
Surat kabar lokal Le Nouvelliste melaporkan bahwa anggota geng tersebut membakar bangunan dan mengeksekusi orang-orang di jalanan di kota Pont-Sonde, sekitar 100 km di utara ibu kota. Anak-anak termasuk di antara korban tewas.
Ribuan penduduk melarikan diri ke kota pesisir Saint-Marc untuk mencari perlindungan. Media lain melaporkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan mencapai puluhan.
1. Polisi dituding tidak berbuat banyak untuk melindungi warga saat serangan terjadi
Dilansir dari Reuters, polisi nasional Haiti mengatakan bahwa beberapa orang tewas dan terluka parah akibat serangan itu, tanpa menyebutkan angka pasti. Mereka menambahkan bahwa agen dari unit taktis anti-geng UTAG telah dikerahkan ke daerah tersebut.
“Polisi telah secara resmi diinstruksikan untuk memulihkan ketertiban dan mencegah semua pihak yang menebar teror di departemen Artibonite agar tidak menimbulkan kerusakan. Kejahatan ini tidak akan luput dari hukuman,” kata Kementerian Kehakiman Haiti dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, kelompok hak asasi manusia mengecam polisi di Saint-Marc, dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengambil tindakan untuk membantu orang-orang yang diserang di Pont-Sonde.
Meskipun sebagian besar kekerasan geng terkonsentrasi di ibu kota Port-au-Prince, kekerasan tersebut kini telah menyebar ke wilayah Artibonite dalam beberapa tahun terakhir, tempat sebagian besar makanan Haiti diproduksi.
2. Gran Grif termasuk geng yang paling kejam di Haiti
Dilansir dari Associated Press, Gran Grif, yang beroperasi di wilayah Artibonite tengah, dianggap sebagai salah satu geng paling kejam di Haiti. Geng ini telah memperluas wilayah kekuasannya sejak 2022 di bawah kepemimpinan Luckson Elan, yang dijatuhi sanksi dari Departemen Keuangan AS bulan lalu.
Pada Januari 2023, geng Gran Grif dituduh menyerang kantor polisi di Liancourt, yang terletak dekat Pont-Sonde, dan membunuh sedikitnya enam petugas. Kekerasan yang dilancarkan oleh geng tersebut juga menyebabkan penutupan sebuah rumah sakit, yang melayani lebih dari 700 ribu orang, pada Februari 2023.
Menurut laporan PBB, awal mula terbentuknya geng Gran Grif dimulai ketika mantan legislator Haiti Prophane Victor, yang mewakili departemen Artibonite, mempersenjatai para pemuda untuk mengamankan pemilihannya dan mengendalikan wilayah tersebut. AS juga telah memberikan sanksi kepada Victor bulan lalu.
Geng tersebut memiliki sekitar 100 anggota dan telah dituduh melakukan berbagai kejahatan, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dan penculikan.
3. Jumlah pengungsi internal mencapai lebih dari 700 ribu orang
Menurut PBB, lebih dari 700 ribu orang di Haiti telah menjadi pengungsi internal akibat kekerasan geng yang berlangsung selama bertahun-tahun, naik sebesar 22 persen dibandingkan pada Juni.
Sementara itu, negara tetangganya, Republik Dominika, pada Rabu (2/10/2024) mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan deportasi migran Haiti hingga 10 ribu orang per minggu. Pemerintah mengatakan bahwa keputusan ini diambil karena kelambanan komunitas internasional dalam memulihkan stabilitas di Haiti.
Sejauh ini, pasukan polisi multinasional yang dipimpin oleh Kenya belum mampu berbuat banyak untuk merebut kendali wilayah yang dikuasai oleh geng-geng tersebut.