Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ghana Laporkan 2 Kematian Akibat Virus Marburg, Apa Lagi Ini?

Ilustrasi virus Marburg. (Unsplash.com/CDC)
Ilustrasi virus Marburg. (Unsplash.com/CDC)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa Ghana pada Minggu (17/7/2022) melaporkan dua kasus pertama virus Marburg, virus yang sangat menular dan berasal dari keluarga virus yang sama dengan Ebola.

Virus ini terdeteksi di Ghana setelah dua pasien yang tidak saling berkaitan meninggal di rumah sakit di wilayah Ashanti selatan. Sampel dari kedua pasien itu menunjukkan positif terinfeksi virus Marburg.

1. Sekitar 98 orang sedang dikarantina

Melansir BBC, layanan kesehatan di Ghana segera bertindak untuk mengkarantina orang yang melakukan kontak dengan dua pasien itu. Total yang harus menjalani karantina sebanyak 98 orang, termasuk kerabat, petugas medis, dan petugas kamar mayat.

Ghana juga mengenalkan langkah-langkah pengendalian infeksi yang ketat untuk mencegah lebih banyak kematian. Petugas medis Ghana telah diterjunkan ke komunitas untuk membantu orang-orang memahami gejalanya, dan memastikan mereka memberi tahu otoritas kesehatan jika ada kasus yang dicurigai.

"Ada tim multidisiplin di lapangan yang berusaha memastikan bahwa kami dapat menemukan sumber sebenarnya dari ini," kata Kumah-Aboagye, kepala layanan kesehatan di Ghana.

Direktur WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, memuji Ghana yang memberikan respons cepat atas keberadaan virus tersebut.

"Ini bagus karena tanpa tindakan segera dan tegas, Marburg dapat dengan mudah lepas kendali," katanya.

2. Virus Marburg ditularkan dari kelelawar ke manusia

Kelelawar. (Unsplash.com/James Wainscoat)
Kelelawar. (Unsplash.com/James Wainscoat)

Melansir CNN, WHO menjelaskan bahwa virus Marburg ditularkan dari kelelawar pemakan buah ke manusia, dan dapat dengan cepat menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari yang terinfeksi.

Otoritas kesehatan Ghana telah mengeluarkan peringatan, agar orang-orang menghindari tambang dan gua yang ditempati oleh kelelawar pemakan buah, yang merupakan inang alami dari virus Marburg.

Masyarakat Ghana juga disarankan dalam memasak semua jenis daging sampai matang menyeluruh, sebagai tindakan mengurangi risiko penyebaran virus.

3. Belum ada vaksin yang disetujui untuk melawan virus Marburg

Ilustrasi mengobati kista dengan injeksi (pexels.com/cottonbro)
Ilustrasi mengobati kista dengan injeksi (pexels.com/cottonbro)

Virus Marburg pertama kali terdeteksi di kota Marburg, Jerman pada 1967. Virus yang mirip dengan Ebola ini memiliki risiko kematian yang sangat tinggi, yaitu hingga 88 persen. Gejala yang ditimbulkan akibat terinfeksi adalah mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot, muntah darah, dan pendarahan.

Saat ini, belum ada vaksin atau perawatan yang disetujui dalam penanganan pasien virus Marburg. Namun, WHO menerangkan peluang untuk sembuh dari penyakit ini dapat ditingkatkan dengan perawatan rehidrasi oral atau intravena dan pengobatan gejala tertentu.

Ghana merupakan negara kedua di Afrika Barat yang melaporkan kasus virus Marburg. Pada tahun lalu, ada satu kasus yang dikonfirmasi di Guinea dan pasien juga meninggal karena virus itu. Wabah itu berakhir dengan cepat, lima minggu setelah kasus terkonfirmasi.

Di bagian lain di Afrika, wabah sebelumnya telah dilaporkan di Uganda, Kenya, Angola, Afrika Selatan, dan Republik Demokratik Kongo. Penyebaran virus di Angola terjadi pada 2005 dan merupakan yang paling mematikan karena menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us