Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Gas Naik, Perusahaan Energi Inggris Cari Dana Talangan

Ilustrasi pembangkit listrik. (Unsplash.com/American Public Power Association)
Ilustrasi pembangkit listrik. (Unsplash.com/American Public Power Association)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan energi terbesar ke-6 di Inggris Raya, Bulb, dilaporkan pada hari Minggu (19/9/2021) sedang berusaha memperoleh dana talangan. Dana itu dibutuhkan Bulb untuk tetap bisa bertahan di industri karena saat ini sedang terjadi kenaikan harga gas yang signifikan.

Pemerintah telah bergerak untuk mengatasi kenaikan lonjakan harga gas yang mempengaruhi banyak sektor.

1. Bulb akan bekerja sama dengan bank investasi

Melansir dari ITV, Bulb yang memasok listrik untuk 1,7 pelanggan di Inggris Raya akan menjalin kerja sama dengan perusahaan bank investasi dan pengelola keuangan Lazard untuk memperoleh pendanaan. Dana yang bisa diperoleh oleh Bulb dapat berasal dari investor atau usaha patungan potensial atau melakukan merger dengan perusahaan lain.

Terkait permasalahan kenaikan gas yang mengganggu bisnis juru bicara Bulb mengatakan perusahaan telah mengamati berbagai cara untuk memperoleh dana dalam rencana bisnisnya dan sedang berusaha menurunkan tagihan dan karbon dioksida, dia juga memberitahu Bulb sedang terus memantau harga gas saat ini dan menilai dampaknya terhadap bisnis.

Terkait masalah tingginya harga gas Perdana Menteri Boris Johnson pada hari Minggu mengatakan kenaikan saat ini karena bisnis global yang sudah mulai pulih. Dia mengatakan permasalahan ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, tapi juga bisa diatasi lebih cepat. Pemimpin Konservatif ini mengatakan permasalahan lonjakan harga gas ini dialami seluruh dunia.

Johnson yakin masalah ini bisa cepat diatasi dan tidak akan mengganggu pasokan. Dia menekankan saat ini pemerintah sedang bekerja dengan semua perusahaan gas untuk menjaga pasokan terus tersedia dan memastikan bisnis yang terdampak bisa tetap beroperasi.

2. Empat perusahaan energi telah gulung tikar

Ilustrasi pembangkit listrik. (Unsplash.com/Matthew Henry)
Ilustrasi pembangkit listrik. (Unsplash.com/Matthew Henry)

Melansir dari BBC, saat ini lonjakan harga gas di Inggris Raya telah mencapai kenaikan hingga 250 persen sejak awal tahun ini, dengan lonjakan hingga 70 persen sejak bulan lalu, berdasarakan keterangan Oil & Gas UK. Kenaikan telah membuat beberapa perusahaan kesulitan menyediakan energi untuk pelanggan mereka dengan harga pasar saat ini.

Dalam beberapa pekan terakhir empat perusahaan energi skala kecil di Inggris Raya telah berhenti beroperasi karena mengalami kebangkrutan akibat dampak harga gas. Perusahaan energi yang bangkrut, termasuk People's Energy yang berbasis di Edinburgh, Skotlandia, pemasok gas dan listrik ke sekitar 350 ribu rumah dan 1.000 bisnis, dan Utility Point yang berbasis di Dorset, Inggris, yang  memiliki sekitar 220 ribu pelanggan.

Jumlah pemasok energi di Inggris Raya pada awal tahun ini ada 70 perusahaan, tetapi diperkirakan jumlah itu akan berkurang dan hanya tersisa 10 perusahaan pada akhir tahun.

Pelanggan dari perusahaan yang bangkrut akan dialihkan oleh regulator energi, Ofgem ke perusahaan lainnya dan memastikan pasokan terus berlanjut untuk pelanggan yang terkena dampak. Selain itu pelanggan juga dipastikan tidak akan kehilangan uang yang terutang kepada mereka.

3. Industri makanan juga terdampak lonjakan harga gas

Ilustrasi tempat pemotongan daging. (Pixabay.com/BlackRiv)
Ilustrasi tempat pemotongan daging. (Pixabay.com/BlackRiv)

Melansir dari BBC, kenaikan harga gas tidak hanya memberikan dampak ke perusahaan energi, tapi juga membuat industri makanan  dan pasar swalayan yang memakai gas, khususnya karbon dioksida terganggu. Naiknya harga gas telah menghambat bisnis di rumah jagal yang menggunakan karbon dioksida untuk menyetrum hewan sebelum disembelih dan penyimpanan di pendingin mengalami kendala.

Produsen makanan Bernard Matthews, yang memasok ayam dan kalkun, mengatakan pasokan bisa menipis akibat efek dari krisis energi. Perusahaan itu memperingatkan hidangan natal bisa tidak tersedia, dikutip dari Sky News.

Lonjakan harga gas juga telah membuat dua pabrik pupuk besar yang menghasilkan karbon dioksida sebagai produk sampingan ditutup. Pabrik yang ditutup milik CF Industries, produsen karbon dioksida terbesar di Inggris Raya. Penutupan itu membuat khwatir industri makanan.

Untuk mengatasi krisis gas, Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng telah mengadakan pembicaraan  dengan bos CF Industries Tony Will pada hari Minggu. Kwarteng yakin saat in pasokan masih aman. Menteri tersebut dilaporkan akan melakukan diskusi dengan industri energi dan perwakilan kelompok konsumen pada hari Senin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Nadiem Usai Diperiksa 10 Jam di Kejagung: Yakin Kebenaran akan Terbuka

15 Okt 2025, 07:32 WIBNews