Ledakan di Republik Dominika, Korban Tewas Bertambah Jadi 27 Orang
Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat ledakan dahyat di Republik Dominika bertambah menjadi 27 orang. Ledakan tersebut terjadi di kawasan komersial ramai di pusat kota, pada Senin (14/8/2023).
Dilansir Al Jazeera, Kamis (17/8/2023), ada 59 orang terluka dalam ledakan yang merusak empat bangunan tersebut. Jumlah itu termasuk lebih dari 30 orang yang dirawat di rumah sakit (RS) karena patah tulang, luka bakar, dan masalah pernapasan. Bahkan, dua petugas pemadam kebakaran juga dirawat karena menghirup asap beracun.
Lebih dari 30 ambulans dan 500 personel pemadam kebakaran serta tim pencari dikerahkan. Asap beracun masih melayang di atas lokasi ledakan. Pemerintah setempat mengingatkan warga untuk memakai masker.
1. Tim forensik sudah berhasil mengidentifikasi korban tewas
Sebelumnya, setelah ledakan tersebut, pihak berwenang menyatakan ada 10 orang hilang. Namun, pada Rabu (16/8/2023), Direktur Pusat Operasi Darurat Republik Dominika Juan Manuel Mendez mengatakan sudah tak ada lagi orang hilang.
Tim forensik sudah mengidentifikasi seluruh mayat korban tewas yang ditemukan tim pencari.
2. Penyebab ledakan masih diselidiki
Ledakan dilaporkan dimulai dengan adanya api di dekat sebuah toko roti di Kota San Cristobal.
Pihak berwenang sedang menyelidiki apa yang mungkin menyebabkan ledakan tersebut. Jika ditemukan pelaku bisnis di kawasan komersial itu yang tak mengikuti aturan, maka akan ditindak tegas.
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Dominika, Ito Bisono mengatakan bahwa tak ada tank apa pun di daerah tersebut.
3. Warga setempat duga ada pabrik ilegal di dekat lokasi ledakan
Sejumlah warga setempat menduga ada pabrik tak dikenal yang beroperasi secara ilegal di dekat lokasi ledakan. Dugaan itu dilaporkan pada Pusat Operasi Darurat.
Mendez, seorang petugas dari Pusat Operasi Darurat mengatakan hasil penyelidikan nanti yang akan menjawabnya.
"Apakah ada kesalahan atau tidak, investigasi akan menentukan itu. Kami akan mengambil tindakan hukum," tutur Mendez.
