Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Maria Corina Machado Jadi Penerima Nobel Perdamaian 2025

Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado (Wikimedia.org/World Economic Forum/Bel Pedrosa)
Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado (Wikimedia.org/World Economic Forum/Bel Pedrosa)
Intinya sih...
  • Maria Corina Machado menerima Nobel Perdamaian 2025 atas perjuangannya memperjuangkan hak demokratis dan transisi damai di Venezuela.
  • Komite Nobel menyoroti kondisi demokrasi yang terancam di dunia, menegaskan bahwa demokrasi adalah prasyarat bagi perdamaian yang berkelanjutan.
  • Machado dipuji sebagai sosok pemersatu yang menunjukkan semangat sejati demokrasi dengan memilih jalur pemungutan suara daripada kekerasan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Komite Nobel Norwegia resmi menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian 2025 kepada Maria Corina Machado, tokoh oposisi asal Venezuela, atas perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak demokratis dan transisi damai dari rezim otoriter menuju pemerintahan demokratis.

Ketua Komite Nobel, Jorgen Watne Frydnes, mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah upacara megah di Oslo, di bawah cahaya lampu kristal dan di hadapan barisan jurnalis internasional. Dalam pidato pembukaannya, Frydnes menyebut Machado sebagai seorang perempuan pemberani dan teguh yang menjaga api demokrasi tetap menyala di tengah kegelapan yang kian pekat.

“Hadiah ini diberikan kepada seorang perempuan yang menjadi contoh luar biasa atas keberanian di Amerika Latin dalam beberapa waktu terakhir,” ujar Frydnes.

“Maria Corina Machado adalah sosok pemersatu yang menunjukkan semangat sejati demokrasi — kemauan bersama untuk membela prinsip pemerintahan rakyat, bahkan ketika kita berbeda pendapat,” sambungnya.

Komite Nobel mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada Machado atas kerja tanpa lelah dalam mempromosikan hak-hak demokratis rakyat Venezuela dan perjuangannya untuk mencapai transisi yang adil dan damai dari kediktatoran menuju demokrasi.

Frydnes menyoroti kondisi demokrasi yang semakin terancam di berbagai belahan dunia. Ia menegaskan bahwa demokrasi adalah prasyarat bagi perdamaian yang berkelanjutan.

“Namun, kita hidup di dunia di mana demokrasi tengah mundur,” ujarnya. “Semakin banyak rezim otoriter menantang norma-norma dan beralih pada kekerasan,” imbuh dia.

Frydnes juga menyoroti situasi berbahaya bagi para pejuang demokrasi di Venezuela. Ia menjelaskan bahwa Machado telah memperjuangkan pemilu yang bebas dan adil selama lebih dari dua dekade. “Ia memilih jalur pemungutan suara, bukan peluru,” katanya.

Menurutnya, tindakan itu menjadi simbol keberanian di tengah represi. “Karyanya selama bertahun-tahun untuk kebebasan dan hak rakyat Venezuela menjadi pengingat bahwa perjuangan demokrasi tidak pernah mudah,” tambah Frydnes.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Anggota DPR: Perlu Kajian terkait Keekonomian Penggunaan Etanol di BBM

10 Okt 2025, 21:10 WIBNews