Menlu AS Terima Sugiono, Bahas Tarif Trump

- Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menerima Menteri Luar Negeri RI Sugiono.
- Kedua menlu menegaskan pentingnya Kemitraan Strategis Komprehensif antara AS dan Indonesia, serta kepentingan bersama dalam memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
- Kedua Menlu membahas upaya untuk memperdalam kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan, serta tarif timbal balik AS terhadap Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menerima Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono.
Kedua menlu menegaskan pentingnya Kemitraan Strategis Komprehensif antara Amerika Serikat dan Indonesia, serta kepentingan bersama dalam memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
"Menlu Rubio dan Menlu Sugiono menggarisbawahi pentingnya untuk terus memajukan kemitraan antara kedua negara," katanya melansir US Secretary of State Office, Kamis (17/4/2025).
1. Bahas penerbangan di Laut China Selatan

Kedua Menlu turut membahas upaya untuk memperdalam kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan, termasuk langkah-langkah menegakkan kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Cina Selatan sesuai dengan hukum internasional.
Menteri Rubio menyoroti pentingnya kampanye penekanan secara maksimal terhadap rezim Iran untuk membatasi aliran pendapatan yang digunakan untuk mendanai terorisme, produksi rudal balistik, dan aktivitas destabilisasi lainnya.
2. Turut membahas tarif Trump

Selain itu, Menlu Rubio dan Menlu Sugiono juga membahas tarif timbal balik AS terhadap Indonesia yang menjadi kebiajakan Presiden Donald Trump.
Rubio menyambut baik upaya Indonesia dalam melakukan reformasi ekonomi menuju hubungan dagang yang adil dan seimbang.
Ia juga berterima kasih kepada Sugiono atas upaya Indonesia dalam memfasilitasi pemulangan warga negaranya yang dideportasi dari Amerika Serikat.
3. Tindak lanjut komunikasi via telpon

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari komunikasi telpon kedua Menlu pada Januari 2025. Menlu Sugiono kembali menyampaikan berbagai prioritas dan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, di antaranya ketahanan pangan dan energi, hilirisasi, serta pembangunan sumber daya manusia.
Menlu mengatakan, sejumlah prioritas tersebut membuka peluang kerja sama konkret dengan Pemerintah AS.
Ia mendorong penguatan kerja sama ekonomi RI-AS, termasuk dalam konteks rantai pasok, dengan mengundang investor AS untuk berinvestasi di sektor mineral kritis, seperti nikel, dan sektor-sektor penting lain.
"Pemerintah Indonesia telah banyak melakukan langkah-langkah deregulasi untuk mempermudah dan menciptakan situasi kondusf bagi investor asing", ujar Menlu Sugiono.