Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakar Australia Usul Tembak Mati Kanguru 

kangguru (pexels.com/Karolina Grabowska)
kangguru (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jakarta, IDN Times - Ahli ekologi di Australia mendukung pemusnahan kanguru dalam skala besar untuk mencegah populasi hewan tersebut meledak dan menimbulkan masalah besar nantinya.

Mengutip CNA, kanguru memiliki siklus populasi boom and boost. Ketika pakan berlimpah usai musim penghujan, jumlah hewan marsupial ini bisa meledak hingga puluhan juta ekor.

Meski begitu, ahli ekologi Katherine Moseby memperingatkan bahwa mereka akan mati kelaparan ketika makanan habis.

"Saat kekeringan terakhir, kami perkirakan 80 atau 90 persen kangguru di beberapa daerah mati," kata Moseby.

"Mereka mati kelaparan, pergi ke toilet umum dan makan tisu toilet, atau berbaring di jalan kelaparan sementara bayi mereka memerlukan makan," tambahnya, mengacu pada peristiwa ledakan populasi terakhir.

Moseby mengatakan cara terbaik untuk menyelamatkan kangguru dari nasib tersebut sekaligus menjaga jumlahnya tetap terkendali adalah dengan menembak hewan tersebut dan memanen daging mereka.

“Cara itu dapat menekan jumlah mereka sehingga ketika kita mengalami kekeringan, kita tidak mendapatkan masalah kesejahteraan ini,” ujarnya.

1. Populasi kanguru bisa melebihi populasi warga Australia

kangguru (pexels.com/Michael Waddle )
kangguru (pexels.com/Michael Waddle )

Dennis King dari Kangaroo Industry Association of Australia juga yakin negaranya berada di titik puncak ledakan kanguru lagi, mengingat cuaca dalam beberapa tahun terakhir cukup mendukung perkembangbiakan hewan tersebut.

"Setelah tiga tahun La Nina tepat di pantai timur, kami telah melihat skenario pertumbuhan yang sempurna untuk kanguru selama beberapa tahun ke depan," katanya

Apabila hal tersebut benar terjadi, dia yakin populasi kanguru bisa mencapai hingga 60 juta ekor. Jumlah itu lebih dari 2,3 kali jumlah manusia di Australia.

Meski kanguru merupakan hewan yang dilindungi di Australia, namun pembunuhan spesies tersebut dalam jumlah kecil untuk kebutuhan komersial diperbolehkan di sebagian besar yuridiksi dengan seizin pemerintah.

2. Penembakan kanguru dilakukan sesuai dengan standar nasional

kangguru (pexels.com/Ethan Brooke)
kangguru (pexels.com/Ethan Brooke)

Melansir CBS News, metode kontrol kesuburan dan pemagaran sebelumnya juga pernah diterapkan untuk mengendalikan populasi kanguru, namun pemerintah negara bagian Victoria menganggap cara itu kurang manusiawi.

"Penembakan dianggap sebagai metode yang paling efektif dan manusiawi untuk mengendalikan kanguru, karena hewan tersebut akan cepat mati dan mengurangi jumlahnya dengan cepat," kata pemerintah Victoria dalam dokumen tentang pengendalian populasi kanguru pada 2017.

Disebutkan juga, penembakan untuk kontrol populasi itu dilakukan sesuai dengan standar nasional.

3. Aktivitas hewan kecam pembunuhan kanguru untuk komersial

kangguru (pexels.com/Ryan Vand )
kangguru (pexels.com/Ryan Vand )

Meski banyak yang menilai penembakan kanguru sebagai langkah yang diperlukan. Namun beberapa pihak, khususnya aktivis hewan, mengecam tindakan tersebut karena sangat kejam.

"Meski sering diklaim bahwa kanguru ditembak karena bersaing dengan hewan penggembalaan lainnya tetapi pembantaian massal ini murni dan hanya pembunuhan komersial satwa liar Australia. Pada 2019, 1,57 juta kanguru dibunuh untuk industri komersial," kata Animals Australia sebelumnya.

Sementara itu, George Wilson, seorang peneliti manajemen kanguru terkemuka mengatakan, meskipun dia memahami niat mereka yang ingin melindungi hewan, namun menghentikan pemusnahan tersebut hanya akan memperburuk nasib kanguru dalam jangka panjang.

"Mereka bilang itu tidak etis, tapi tidak etis membiarkan mereka mati kelaparan," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us