Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin: Harga Pangan Global Akan Melonjak Jika Ekspor Rusia Dibatasi

Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS)
Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan bahwa harga pangan global akan naik jika negara-negara terus-menerus menjatuhkan sanksi kepada Moskow, dikutip dari Reuters

Seperti yang diketahui, Rusia merupakan produsen pupuk global utama yang telah melakukan ekspor secara besar-besaran ke berbagai negara.

Menteri Pertanian Rusia, Dmitry Patrushev, mengatakan pada pertemuan pemerintah yang diketuai oleh Putin bahwa keamanan pangan Rusia dipastikan aman. Selain itu, dia juga menambahkan bahwa negaranya akan terus memenuhi kewajiban ekspornya untuk pasar pertanian global.

1. Sejumlah negara hukum Rusia dengan kebijakan larangan impor minyak

Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, sejumlah negara telah menjatuhkan sanksi, termasuk di sektor perdagangan. Inggris dikabarkan telah menerapkan sanksi tidak mengimpor minyak dari Rusia pada Rabu (09/03/2022), dilansir laman resmi Pemerintah Inggris. 

Amerika Serikat juga menerapkan kebijakan yang sama dengan tidak mengimpor lagi minyak, gas alam, dan batu bara dari Rusia. Uni Eropa juga diketahui memiliki rencana untuk tidak mengimpor gas alam dari Rusia pada 2022. 

Jepang juga dikabarkan akan ikut serta dalam pemberlakukan kebijakan penghentian impor minyak Rusia. Para eksekutif yang ada di sektor tersebut diketahui telah berdiskusi untuk membahas skenario yang akan terjadi akibat penghentian impor minyak. 

2. Negara-negara MENA masih bergantung kepada Rusia terkait komoditas gandum

Di sisi lain, negara-negara MENA (Timur Tengah dan Afrika bagian utara) masih sangat bergantung kepada Rusia terkait komoditas gandum. Menurut data Italian Institute For International Political Studies, lebih dari 50 persen komoditas gandum Turki, Mesir, dan Lebanon berasal dari Rusia. 

Selain itu, negara-negara lainnya seperti Maroko dan Uni Emirat Arab diketahui juga masih bergantung kepada Rusia untuk memenuhi kebutuhan gandum di negaranya.

Seperti yang diketahui, gandum merupakan komoditas primer yang ada di negara-negara MENA. Jika pasokan impor gandum terhambat, terdapat potensi kenaikan harga yang signifikan kedepannya.

Dari daftar negara-negara anggota MENA, hanya Suriah yang secara terang-terangan tidak mengecam tindakan Rusia dalam menginvasi Ukraina. Sedangkan negara-negara lainnya memilih untuk abstain atau mengecam "operasi militer" yang diperintahkan Putin. 

3. China jadi sahabat Rusia dalam kerja sama perdagangan minyak mentah

Terlepas dari kebijakan pelarangan impor komoditas minyak, terdapat beberapa negara yang diketahui telah menjalani kerja sama yang erat sebelumnya dengan Rusia. China menjadi importir terbesar minyak mentah asal Rusia dengan angka 32,8 persen, dilansir Statista

Belanda dan Jerman menjadi negara dengan persentase terbesar selanjutnya yang mengimpor minyak mentah dari Rusia dengan masing-masing sebesar 13 persen dan 8,7 persen. Kedua negara tersebut merupakan anggota Uni Eropa yang dikabarkan juga akan memberlakukan larangan impor minyak mentah asal Rusia. 

Beberapa negara lainnya yang juga mengimpor minyak Rusia dalam persentase yang besar adalah Korea Selatan, Polandia, Italia, hingga Jepang. Beberapa negara yang diketahui telah menghentikan impor dari Rusia dikabarkan telah menyediakan alternatif untuk menjaga produksi dalam negeri mereka. 

Produksi minyak Rusia dapat diganti oleh produksi minyak dari negara-negara OPEC seperti Arab Saudi, Aljazair, Qatar, Uni Arab Emirat, Venezuela, dan lainnya. Dari sekian daftar anggota OPEC, hanya ada Venezuela yang menolak untuk mengecam invasi Rusia. 

Walau begitu, pembatasan dan pelarangan impor komoditas Rusia diyakini tetap akan mempengaruhi harga komoditas jika tak ada alternatif yang bisa didapatkan secepatnya. Perekonomian Rusia diketahui membutuk semenjak berbagai sanksi yang dijatuhkan dalam dua minggu terakhir. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us