Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Dorong Korsel Kembangkan Kendaraan Listrik di ASEAN

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hadiri ASEAN Ministerial Meeting di Laos. (dok. Kemlu RI)
Intinya sih...
  • Pasar kendaraan listrik di ASEAN terus meningkat, mencapai 1,14 miliar dolar AS tahun ini dan diperkirakan mencapai 4,70 miliar dolar AS pada tahun 2029.
  • Kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik antara ASEAN dan Korea Selatan menjadi fokus dalam pertemuan PMC di Vientiane, Laos.
  • Retno Marsudi mendorong diversifikasi investasi untuk infrastruktur kendaraan listrik serta mengembangkan standar teknis dan rantai pasok yang kuat.

Jakarta, IDN Times - Rangkaian ASEAN Ministerial Meeting - Post Ministerial Conference (AMM-PMC) masih berlangsung di Vientiane, Laos, hari ini. Dalam PMC, para Menlu ASEAN bertemu dengan para negara mitra ASEAN, salah satunya Korea Selatan (Korsel).

“Peringatan 35 tahun hubungan ASEAN-Korea Selatan yang jatuh pada tahun 2024 ini harus dimanfaatkan untuk semakin meningkatkan dan memperdalam kerja sama,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam keterangannya, Jumat (26/7/2024).

Pertemuan ni turut mempersiapkan peluncuran Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Korsel yang akan diresmikan di KTT ASEAN pada Oktober mendatang.

Retno menyebutkan dua area kerja sama yang perlu didorong untuk semakin memperkuat relasi ASEAN dan Korsel. Apa saja?

1. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN

Hyundai fokus menggarap mobil listrik (hyundai.com)

Retno mendorong dilakukannya kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik antara ASEAN dan Korsel. Ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik Kawasan yang disepakati para pemimpin ASEAN Plus Three (China, Jepang dan Korsel) tahun lalu, saat keketuaan Indonesia di ASEAN.

“Untuk menciptakan kawasan yang lebih hijau di masa yang akan datang, penting bagi ASEAN untuk bisa meningkatkan kapasitasnya dalam menggunakan dan menciptakan teknologi terkini, khususnya kendaraan listrik,” ucap Retno.

Retno juga memaparkan bahwa pasar kendaraan listrik di ASEAN terus meningkat. Tahun ini, nilainya mencapai 1,14 miliar dolar AS. Pada tahun 2029, pasar ini diperkirakan meningkat dengan nilai proyeksi mencapai 4,70 miliar dolar AS.

Retno menyampaikan kerja sama ASEAN-Korsel untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan keunggulan komparatif negara-negara anggota ASEAN, diversifikasi investasi, khususnya untuk infrastruktur kendaraan listrik, lalu mengembangkan standar teknis, menarik partisipasi sektor swasta dan menciptakan ekosistem dan rantai pasok kendaraan listrik yang kuat.

2. Perdamaian dan keamanan Indo Pasifik

Peta Indo Pasifik. (dok. Istimewa)

Para Menlu ASEAN dan Korsel juga membahas ketegangan di Semenanjung Korea. Situasi di kawasan tersebut harus ditanggapi dengan tegas dan bijak, namun jalur komunikasi dan dialog harus tetap terbuka.

“ASEAN dan Korsel harus jadi yang terdepan untuk terus memajukan pembangunan di kawasan. ASEAN dan Korsel juga harus meningkatkan komitmennya dalam menciptakan arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan inkusif, utamanya melalui mekanisme ASEAN, implementasi Treaty of Amity and Cooperation, serta AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),” tutur Retno.

3. Minta Korsel segera akui Palestina

ilustrasi bendera Palestina (pexels.com/Alfo Medeiros)

Di isu global, Retno secara khusus mengajak Korsel untuk menegaskan kembali dukungan terhadap isu Palestina, termasuk gencatan senjata di Gaza yang permanen dan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

“Saya berharap Korea Selatan dapat segera mengakui Palestina dan memberikan dukungan terhadap keanggotaan penuh Palestina di PBB,” tegas Retno.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us