Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Susul Joe Biden, Kanselir Jerman Tidak Akan Hadiri Olimpiade Beijing

Olaf Scholz (kanan) (Twitter.com/Olaf Scholz)
Olaf Scholz (kanan) (Twitter.com/Olaf Scholz)

Jakarta, IDN Times - Perhelatan Olimpiade Beijing 2022 akan segera dibuka. Tetapi, beberapa negara Barat telah melakukan boikot diplomatik. Mereka tidak akan mengirim delegasi pemerintah ke acara tersebut.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengikuti beberapa jejak negara-negara Barat sebelumnya. Dia mengatakan tidak memiliki rencana untuk menghadiri perhelatan olahraga yang akan berlangsung sepanjang 4-20 Februari di ibu kota Beijing, China.

Sejauh ini, Denmark dan Belanda adalah dua negara di Eropa yang mengikuti boikot diplomatik Olimpiade Beijing yang diawali oleh Amerika Serikat (AS). Namun, Jerman memiliki sikap yang tidak begitu jelas terhadap keputusan itu.

1. Kanselir Jerman tidak punya rencana hadiri Olimpiade Beijing

Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)
Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)

AS, Kanada, Inggris dan Australia adalah empat negara awal yang mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing 2022. Negara-negara lain yang mengikuti adalah Taiwan, Lithuania, Denmark dan Belanda.

Jepang, negara tetangga China, yang juga mitra dagang penting, mengatakan tidak akan mengirimkan delegasi pemerintahnya. Namun, negara tersebut tidak memilih kata 'boikot' karena dinilai sensitif.

Dilansir Deutsche Welle, Kanselir Scholz mengatakan, "saya tidak punya rencana perjalanan (ke Olimpiade Beijing), jadi tidak dapat diasumsikan bahwa saya akan tiba-tiba muncul."

2. Beberapa pejabat Jerman memutuskan tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (Twitter.com/GermanForeignOffice)
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (Twitter.com/GermanForeignOffice)

Bagi Jerman, China adalah mitra dagang yang penting. Menurut Kantor Statistik Federal Jerman Destatis, China telah menjadi mitra dagang utama dalam enam tahun berturut-turut sampai tahun 2021. Dari Januari hingga November 2021, perdagangan dua negara mencapai 222,3 miliar euro atau Rp3,6 kuadriliun.

Pada tahun-tahun mendatang, China masih akan tetap menjadi mitra penting Jerman dalam ekonomi.

Sejauh ini, keputusan untuk tidak menghadiri acara Olimpiade Beijing telah disampaikan oleh beberapa pejabat Jerman seperti Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock. Dilansir EU Observer, Baerbock megatakan "Saya pasti tidak akan pergi ke Olimpiade saat ini." Itu adalah keputusan pribadi dan tidak mewakili pemerintah Jerman.

Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser, yang juga bertanggung jawab atas olahraga, lewat juru bicaranya juga mengatakan tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing.

3. Kanselir Jerman tidak memberikan alasan mengapa tidak menghadiri Olimpiade Beijing

Alasan utama boikot Olimpiade Beijing yang dilakukan oleh beberapa negara Barat adalah pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh China di beberapa tempat, khususnya di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong.

Begitu juga dengan keputusan Baerbock, yang memutuskan untuk tidak hadir karena masalah tersebut.

Akan tetapi, Scholz yang baru saja mengatakan tidak memiliki rencana untuk menghadiri acara olahraga terbesar itu, tidak memberikan alasan tentang keputusannya.

Pada Desember lalu, media Global Times milik China mengkritik boikot diplomatik yang dilakukan oleh pasukan Barat pimpinan AS. Dalam pemberitaan itu, media tersebut juga menuduh bahwa AS dan Barat mencoba untuk menumpangi Jerman untuk bergabung dalam boikot diplomatik.

Xu Liang, profesor di Sekolah Hubungan Internasional, Universitas Studi Internasional Beijing mengatakan, "jika mereka berhasil membajak negara inti Eropa Jerman, mereka akan melakukan hal yang sama ke negara-negara Eropa menengah dan kecil lainnya. Mereka memberi contoh buruk dengan menggunakan pemaksaan dan manipulasi opini."

China pernah mengatakan, mereka yang memboikot Olimpiade pasti akan membayar harga untuk kesalahan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us