Taiwan Tahan Warga China dan 6 Lainnya atas Kasus Spionase
- Taiwan menahan dan menuntut tujuh orang, termasuk warga China, atas tuduhan spionase militer yang merugikan keamanan nasional.
- Kejaksaan tinggi Taiwan mendakwa tujuh orang, termasuk warga China bernama Ding Xiaohu, atas pelanggaran Undang-undang Keamanan Nasional.
- Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkap kasus ini dari penyelidikan internal dan meminta penahanan selama tiga bulan terhadap tujuh tersangka terkait spionase itu.
Jakarta, IDN Times - Taiwan menahan dan menuntut tujuh orang, termasuk seorang warga negara China, atas tuduhan spionase militer yang merugikan keamanan nasional. Kasus ini diungkap pada Selasa (18/11/2025), dan menjadi perhatian serius di tengah ketegangan antara Taiwan dan China.
Pihak berwenang Taiwan menuduh para tersangka mengumpulkan rahasia militer untuk China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya. Langkah ini memperkuat kekhawatiran tentang infiltrasi dan upaya spionase Beijing.
1. Tuduhan resmi terhadap warga China dan enam tersangka lainnya
Kejaksaan tinggi Taiwan mengumumkan bahwa mereka mendakwa tujuh orang, termasuk seorang warga China bernama Ding Xiaohu yang membawa paspor wilayah administrasi khusus Hong Kong, atas pelanggaran terhadap Undang-undang Keamanan Nasional.
Ding diduga menggunakan dalih bisnis dan wisata untuk beberapa kali mengunjungi Taiwan dan merekrut anggota militer aktif dan pensiunan untuk mengumpulkan informasi rahasia militer serta isu-isu pertahanan dan pemerintahan bagi Partai Komunis China.
“Para terdakwa telah mengkhianati rekan-rekannya dan negaranya sendiri, maka mereka harus mendapatkan hukuman yang paling berat,” menurut Kejaksaan Tinggi Taiwan, dilansir Channel News Asia.
Ini adalah kali pertama sejak 2017 seorang warga China didakwa secara resmi atas kasus spionase di Taiwan.
2. Penyelidikan internal Kementerian Pertahanan Taiwan
Kasus ini terungkap dari penyelidikan internal Kementerian Pertahanan Taiwan dan melibatkan beberapa lembaga keamanan negara. Pada Juli 2025, penyidik melakukan penggeledahan di 21 lokasi berbeda dan memanggil 13 orang untuk diperiksa, serta menyelidiki total 16 orang terkait jaringan ini.
Pihak berwenang mengatakan bahwa Ding menerima dana sekitar 356.262 dolar AS (Rp5,9 miliar) yang disalurkan melalui seorang rekan bernama Chen Chun-an untuk mendukung operasi mata-mata tersebut. Operasi ini melibatkan perekrutan jaringan yang memanfaatkan koneksi militer untuk mendapatkan informasi rahasia.
3. Penahanan terhadap tujuh tersangka
Pengadilan Tinggi Taiwan menyetujui permintaan penahanan terhadap tujuh tersangka terkait spionase itu, dengan durasi penahanan selama tiga bulan sebagai tahap pra-persidangan. Satu tersangka wanita, Yang Chien-hui, mengaku bersalah dan dipandang tidak akan bersekongkol sehingga tidak ditahan secara tertutup, sementara enam lainnya ditahan secara ketat.
Taiwan menegaskan bahwa kasus ini merupakan contoh nyata infiltrasi yang dilakukan oleh Beijing untuk melemahkan pertahanan mereka.
"Aksi ini sangat merugikan pertahanan nasional dan keamanan Taiwan," kata juru bicara kejaksaan, dilansir Focus Taiwan.

















