WHO Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Mpox Buatan Jepang

- WHO mengizinkan penggunaan vaksin mpox Jepang, KM Biologics, untuk meningkatkan akses dan memerangi wabah di Afrika.
- Vaksin tersebut merupakan pilihan kedua yang disetujui oleh WHO setelah vaksin dari perusahaan farmasi Denmark, Bavarian Nordic.
- Pemerintah Jepang akan menyumbangkan 3,05 juta dosis vaksin beserta jarum suntik khusus ke Republik Demokratik Kongo di Afrika tengah.
Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehaan Dunia (WHO) telah mengizinkan penggunaan darurat untuk vaksin mpox Jepang, KM Biologics, guna memerangi wabah baru-baru ini terutama di Afrika. Sebelumnya, mpox dikenal dengan nama monkey pox (cacar monyet).
"Keputusan ini diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan dan akses tepat waktu terhadap vaksin di komunitas-komunitas, di mana wabah mpox sedang meningkat," kata badan PBB tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari NHK News pada Kamis (21/11/2024).
1. Vaksin KM Biologics adalah vaksin mpox kedua yang disetujui setelah Bavarian Nordic
WHO mengatakan pada Selasa (19/11/2024) bahwa pihaknya telah menambahkan KM Biologics yang dikembangkan oleh produsen vaksin yang berbasis di Kumamoto tersebut sebagai pilihan vaksin yang potensial.
Vaksin tersebut merupakan vaksin kedua yang disetujui untuk penggunaan darurat terhadap mpox. Ini menyusul persetujuan WHO dalam penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Denmark, Bavarian Nordic, pada September.
2. Jepang akan sumbangkan 3,05 juta dosis vaksin mpox

WHO mengatakan, pemerintah Jepang akan menyumbangkan 3,05 juta dosis vaksin beserta jarum suntik khusus ke Republik Demokratik (RD) Kongo di Afrika tengah.
Vaksin tersebut telah digunakan di Jepang selama wabah mpox pada tahun 2022 dan terbukti aman dan efektif, termasuk pada orang dengan HIV yang terkontrol dengan baik.
Pada 14 Agustus 2024, WHO mendeklarasikan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun. Ini setelah varian baru virus tersebut, yakni clade 1b, menyebar dari RD Kongo ke negara-negara tetangganya.
Kasus-kasus mpox telah dilaporkan di 80 negara tahun ini, termasuk 19 di Afrika. RD Kongo mencatat lebih dari 39 ribu kasus yang diduga cacar monyet, di mana penyakit ini telah merenggut 1.000 nyawa di negara itu, Kyodo News melaporkan.
Gejala ringan dari penyakit tersebut dapat berupa demam, menggigil, dan nyeri tubuh. Pada kasus yang lebih serius, orang dapat mengalami lesi di wajah, tangan, dada, dan alat kelamin.
3. AS melaporkan kasus pertama mpox jenis baru

Para pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) melaporkan pada 16 November 2024 bahwa mereka telah mengonfirmasi kasus pertama dari bentuk baru mpox di negara itu.
Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat California, orang tersebut telah bepergian ke Afrika Timur dan dirawat di California Utara setelah kembali. Gejalanya membaik dan risiko terhadap masyarakat rendah.
"Orang tersebut tengah mengisolasi diri di rumah dan petugas kesehatan sedang menghubungi kontak sebagai tindakan pencegahan," kata departemen kesehatan negara bagian tersebut, dikutip dari Associated Press.