12 Benda Langit Terbesar yang Hantam Bumi, Dampaknya Mengerikan!

Tata Surya kita dipenuhi dengan banyak objek astronomi atau benda langit seperti planet, bintang, asteroid, meteorid, komet, dan lain sebagainya yang melayang-layang menembus kegelapan ruang angkasa. Dan sejumlah besar dari benda ini, terutama asteroid, melintas dekat dengan orbit Bumi. Menurut laporan NASA, pada Juni 2024, lebih dari 35.024 asteroid ditemukan berada dekat dengan Bumi.
Nah, sebenarnya banyak asteroid dan benda luar angkasa lain yang pernah menghantam Bumi selama beberapa miliar tahun terakhir. Asteroid yang memasuki atmosfer Bumi biasanya akan terbakar di langit, dan disebut sebagai meteor. Namun, saat meteor ini tidak habis kebakar dan meninggalkan batuan yang menghantam Bumi, maka disebut meteorit.
Terkadang, hantaman ini menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi Bumi. Selama 650 juta tahun terakhir, terdapat ratusan meteorit yang menghantam Bumi dengan kekuatan yang cukup besar hingga menciptakan kawah-kawah besar. Dampak terbesarnya bahkan memengaruhi dunia. Bumi pun masih menanggung dampak buruknya hingga saat ini.
1. Hantaman meteorit yang membentuk tumbukan Eltanin

Sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, hantaman meteorit ke Bumi menyebabkan perubahan iklim yang terjadi secara tiba-tiba. Meteorit ini jatuh di selatan Samudra Pasifik. Dampak dari hantaman ini terkait langsung dengan dimulainya zaman es yang membentuk sebagian besar lapisan es Arktik. Kawah yang ditinggalkan oleh tumbukan Eltanin ini sulit ditemukan, karena letaknya berada di dasar laut.
Saat meteorit ini jatuh ke laut, terjadi megatsunami yang meluluhlantakkan garis pantai di sekitar tepi Pasifik. Pada saat yang sama, hantaman tersebut melepaskan uap air besar ke atmosfer, bersamaan dengan debu dan belerang. Akibatnya, sinar matahari tidak dapat mencapai permukaan Bumi, sehingga dunia terkena dampak musim dingin karena suhu turun drastis.
Meski para ilmuwan tidak mengetahui lokasi kawah tumbukan Eltanin, tapi banyak bukti yang ditemukan di Pasifik Selatan. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of Quaternary Science, yang berjudul "The Eltanin Asteroid Impact: Possible South Pacific Palaeomegatsunami Footprint and Potential Implications for the Pliocene–Pleistocene Transition", yang diterbitkan pada 2012, menjelaskan bahwa megatsunami yang disebabkan oleh tabrakan meteorit Eltanin ini meninggalkan tanda-tandanya di Chile, Selandia Baru, dan Antartika. Di tempat-tempat ini ditemukan endapan sedimen di laut.
Jatuhnya meteorit ini terjadi pada periode Pliosen dan Pleistosen. Periode terakhir ini dikenal dengan zaman es yang berulang, di mana lapisan es menutupi Bumi secara luas dalam peristiwa glasiasi. Dan sangat mungkin dampak jatuhnya meteorit ini memicu kekacauan iklim yang terjadi setelahnya.
2. Kawah Tookoonooka

Tidak semua kawah yang terbentuk akibat hantaman meteorit masih ada di permukaan Bumi. Beberapa, seperti kawah Tookoonooka, kini terkubur tak terlihat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Meteoritics, yang berjudul "Tookoonooka, A Large Buried Early Cretaceous Impact Structure In the Eromanga Basin of Southwestern Queensland, Australia", yang diterbitkan pada 1997, menjelaskan bahwa kawah ini adalah bagian dari struktur tumbukan besar dengan lebar lebih dari 66 kilometer.
Kawah ini dibentuk oleh meteorit yang menabrak Bumi sekitar 128 juta tahun yang lalu. Sejak kawah pertama kali terbentuk, kawah tersebut perlahan-lahan terkubur oleh sedimen, dan seluruh jejak kawah kini berada 1 kilometer di bawah tanah.
Nama ilmiah untuk kawah yang disebabkan oleh tumbukan meteorit yang merusak geologi di sekitarnya ini dinamakan astroblema. Para ilmuwan melakukan pengeboran di Australia untuk mengungkap asal-muasal kawah tersebut. Ditemukan di ladang minyak, semua yang ada di situs tersebut menunjukkan bahwa kawah itu merupakan astrobleme, karena menunjukkan tanda-tanda guncangan kuarsa, pecahan batuan, dan mineral yang berubah menjadi kaca akibat benturan tersebut.
3. Dampak hantaman meteorit yang membentuk Teluk Chesapeake

Teluk Chesapeake, yang membentang dari Maryland hingga Virginia di Amerika Serikat, adalah objek wisata terkenal di pantai Timur Amerika Utara. Teluk ini juga merupakan rumah bagi muara sungai terbesar di AS. Namun, 35 juta tahun yang lalu, tempat ini pernah terguncang akibat tabrakan dahsyat.
Dikutip laman Virginia Places, teluk ini merupakan kawah yang ditinggalkan oleh hantaman meteorit dengan diameter hingga 5 kilometer, yang jatuh ke Samudera Atlantik. Hantamannya menghancurkan batuan di sekitarnya dan melemparkan gumpalan uap air dan pecahan batu hingga 48 kilometer ke udara. Material ini kembali menghujani area sekitarnya, dan salah satu tandanya adalah tektit (batuan kecil) yang dapat ditemukan di area tersebut. Batu ini berbentuk bulat yang terbentuk saat tumbukan meteorit yang meledakkan gumpalan batuan cair ke udara.
Dampak hantaman meteorit di Teluk Chesapeake ini sangat merusak wilayah sekitarnya. Saat itu, terjadi badai api yang dahsyat dan angin kencang yang merusak sekitarnya. Hal ini juga memicu tsunami yang sangat besar. Namun dampak jangka panjangnya adalah, terbentuknya teluk itu sendiri.
Hantaman meteorit ini juga menciptakan banyak garis patahan, serta mengganggu akuifer di dekatnya. Selain itu, hantaman ini meninggalkan depresi yang bertahan lama di kerak Bumi. Bekas luka yang ditinggalkan oleh dampak hantaman meteorit di Teluk Chesapeake ini kemudian menciptakan lokasi teluk seperti yang terlihat saat ini.
4. Dampak hantaman meteorit yang menciptakan Danau Acraman

Danau Acraman di Australia terletak di jantung kawah Acraman, sebuah formasi kompleks dan luas yang disebabkan oleh dampak hantaman meteorit yang merusak kerak Bumi di area dengan diameter lebih dari 90 kilometer. Menurut NASA Earth Observatory, peristiwa tumbukan yang menciptakan cincin konsentris kawah ini melanda Bumi sekitar 590 juta tahun yang lalu.
Usianya terbilang cukup tua dan mendahului sebagian besar fosil di dunia, serta terjadi jauh sebelum Ledakan Kambrium. Beberapa fosil yang ditemukan dari hantaman meteorit ini mencakup makhluk yang dikenal sebagai acritarch—makhluk berukuran kecil seperti mikroba. Di sekitar tumbukan Acraman, mikrofosil ini menunjukkan perubahan yang ekstrem. Artinya makhluk ini punah secara tiba-tiba.
Dengan kata lain, ada kemungkinan besar bahwa dampak hantaman meteorit ini menyebabkan salah satu kepunahan massal paling awal yang diketahui. Hantaman meteorit ini melepaskan material yang cukup besar hingga menyebabkan bencana yang besar pula.
Penyebab perubahan keanekaragaman hayati makhluk purba ini juga terjadi karena peristiwa iklim besar—yang disebut glasiasi Marinoan, yang menyebabkan sebagian besar permukaan Bumi tertutup es. Namun, dampak hantaman meteorit ini jauh lebih cocok karena terjadi lebih dekat dengan kepunahan keanekaragaman hayati secara besar-besaran.
5. Dampak hantaman meteorit yang membentuk kawah Popigai

Di Siberia yang sedingin es, terdapat salah satu kawah tumbukan yang sangat terpelihara. Menurut NASA Earth Observatory, dampak hantaman meteorit ini terjadi sekitar 36 juta tahun yang lalu, meninggalkan kawah Popigai dengan diameter sekitar 100 kilometer. Penyebabnya adalah hantaman meteorit selebar 8 kilometer yang menabrak Bumi dengan kecepatan 72 ribu kilometer per jam.
Tanah tempat meteorit ini mendarat, yang dikenal sebagai Perisai Anabar, kaya akan grafit. Jadi ketika tumbukan Popigai melelehkan sekitar 1.750 kilometer kubik permukaan Bumi, serpihan grafit ini berubah menjadi berlian. Hasilnya, kawah Popigai dikelilingi oleh salah satu ladang berlian terbesar di dunia, yang membentuk cincin di sekitar lokasi tumbukan.
Dampak hantaman meteorit yang membentuk kawah Popigai juga dikaitkan dengan kepunahan massal yang terjadi pada periode Eosen. Hal ini pun tidak mengherankan, apalagi kawah ini menjadi salah satu dari 10 kawah tumbukan terbesar di Bumi.
Meskipun kepunahan periode Eosen dianggap disebabkan oleh perubahan iklim, tapi seperti yang dijelaskan dalam jurnal yang diterbitkan di Nature, berjudul Cooler Winters As a Possible Cause of Mass Extinctions At the Eocene/Oligocene Boundary, yang diterbitkan pada 2000, peneliti telah menemukan bahwa kemungkinan besar dampak hantaman meteorit yang membentuk kawah Popigai-lah yang menyebabkan penurunan suhu secara tiba-tiba, sehingga membunuh banyak hewan laut di Bumi.
6. Dampak hantaman meteorit yang membentuk kawah Manicouagan
Kawah Manicouagan mungkin salah satu kawah tumbukan paling unik di dunia jika dilihat dari orbit. Saking uniknya, tempat ini menjadi spot fotografi favorit para astronaut selama hampir setengah abad. Terdapat dataran tinggi berupa Pulau René-Levasseur di jantung kawah tersebut, yang berdiameter sekitar 65 kilometer dan dikelilingi oleh danau berbentuk lingkaran.
Ditemukan di Quebec, Kanada, NASA menjelaskan bahwa kawah tersebut tercipta akibat hantaman meteorit berdiameter 5 kilometer, yang bertabrakan sekitar 215 juta tahun yang lalu dalam periode Trias. Ketika planet ini masih menjadi rumah bagi dinosaurus. Meskipun hantaman meteorit ini bukanlah penyebab utama kepunahan dinosaurus, tapi hal ini dikaitkan dengan peristiwa kepunahan massal juga.
Dilansir JPL NASA, kepunahan ini terjadi menjelang akhir periode Trias. Bumi kehilangan sekitar 60 persen spesies yang hidup pada saat itu. Nah, dampak hantaman meteorit yang membentuk kawah Manicouagan dianggap sebagai penyebab utama kepunahan tersebut. Meski hal ini masih diperdebatkan, dampak hantaman meteorit sebesar ini memang pernah menyebabkan suhu Bumi mendingin secara tiba-tiba dan juga meluas.
7. Hantaman meteorit yang membentuk kawah Woodleigh

Memang bukan hal yang baru jika spesies di Bumi mengalami kepunahan, walaupun faktanya menyedihkan, tapi hal ini merupakan bagian dari siklus kehidupan. Penyebab utama punahnya spesies dalam jumlah besar adalah kepunahan massal. Nah, salah satu dari 5 kepunahan terburuk yang pernah terjadi di Bumi adalah Kepunahan Devon.
Dinamakan demikian, karena terjadi pada periode Devon dalam sejarah Bumi. Peristiwa ini juga disebut sebagai Peristiwa Hangenberg, dan menyebabkan kepunahan massal spesies laut tropis di seluruh dunia. Peristiwa ini mungkin juga disebabkan oleh dampak meteorit, khususnya peristiwa tumbukan meteorit Woodleigh.
Hantaman meteorit yang membentuk Woodleigh terjadi sekitar 360 juta tahun yang lalu, seperti yang dijelaskan New Atlas. Meteorit ini menghantam wilayah yang sekarang disebut Australia Barat. Kawah yang ditinggalkannya menjadi salah satu yang terbesar di dunia, dengan perkiraan diameternya antara 60 sampai 160 kilometer. Sayangnya, sulit untuk mengetahui ukuran pasti kawah ini, karena tersembunyi jauh di bawah tanah.
Namun, bukti terbaik berasal dari mineral di bebatuan sekitarnya, yang disebut reidite. Jenis batu ini langka, dan terbentuk dalam kondisi yang sangat spesifik dengan tekanan yang sangat besar, seperti yang tercipta saat tumbukan meteorit terjadi. Menurut sebuah makalah di Meteoritics and Planetary Science, yang berjudul "Woodleigh Impact Structure, Australia: Shock Petrography and Geochemical Studies" (2003), diameternya mungkin di bawah 120 kilometer, yang menjadikannya kawah terbesar di Australia dan salah satu yang terbesar di dunia.
8. Hantaman meteorit yang membentuk kawah Chicxulub

Peristiwa hantaman meteorit yang membentuk kawah Chicxulub merupakan tabrakan meteorit paling terkenal dalam sejarah dunia. Seperti yang dijelaskan oleh Atlas Obscura, meteorit ini menghantam wilayah yang sekarang menjadi semenanjung Yucatán di Meksiko pada 65 juta tahun yang lalu. Hantaman ini memusnahkan setengah dari seluruh spesies di Bumi, termasuk dinosaurus.
Meteorit ini menghantam Bumi dengan kekuatan yang sangat besar, hingga menyebabkan letusan gunung berapi dan gempa bumi di seluruh dunia. Di samping itu, terjadi megatsunami setinggi ratusan meter yang menghancurkan wilayah pesisir. Kawah yang ditinggalkan oleh hantaman meteorit tersebut berdiameter kurang lebih 200 kilometer. Beberapa tanda-tandanya bahkan masih ditemukan dalam geologi Amerika Tengah. Bukti ini mencakup batuan unik yang terbentuk akibat tumbukan, seperti kuarsa yang terguncang dan bola lelehan.
Batuan asteroid melepaskan banyak energi ketika menabrak Bumi sehingga apinya berkobar dalam radius 1.448 kilometer. Akibatnya, ejekta super panas dari tabrakan tersebut menghujani Bumi. Arang dari kebakaran hutan ini bahkan masih dapat ditemukan, tapi terperangkap di antara lapisan batuan di Meksiko.
9. Hantaman meteorit yang membentuk kawah Warburton

Kawah Warburton ditemukan relatif baru di Australia Selatan, berusia sekitar 300 juta tahun. Dengan diameter lebih dari 200 kilometer, Australian Geographic menyoroti bahwa kawah tumbukan ini kemungkinan merupakan salah satu situs tumbukan terbesar yang pernah ditemukan. Pada saat terjadi tumbukan, batuan yang sangat panas meleleh dan terbentuk menjadi kaca, yang kemudian menarik minat para ahli geologi selama bertahun-tahun lamanya.
Saat meneliti kawah ini, para ahli geologi menyadari bahwa meteorit menjadi satu-satunya kemungkinan penyebab terbentuknya kawah Warburton. Pasalnya, letusan gunung berapi tidak mampu menciptakan kawah sebesar ini. Lebih besar dari kawah Chicxulub, lokasi tumbukan Warburton menjadi lokasi tumbukan terbesar ketiga yang pernah ditemukan di Bumi hingga saat ini.
Fakta menarik tentang kawah Warburton adalah, kawah ini ternyata ada dua. Cekungan Warburton memiliki sepasang kawah, keduanya berdiameter lebih dari 200 kilometer. Diduga, kawah ini berasal dari 2 meteor yang sama, yang pecah menjadi dua saat jatuh ke atmosfer Bumi.
10. Hantaman yang membentuk cekungan Sudbury

Cekungan Sudbury di Kanada adalah salah satu lokasi tumbukan tertua yang diketahui, dan berupa kawah berbentuk elips. Berdasarkan penjelasan NASA Earth Observatory, hantaman meteorit ini terjadi pada 1,8 miliar tahun yang lalu. Namun setelah ribuan tahun lamanya, tempat ini terkikis sedemikian rupa sehingga cukup sulit untuk dilihat, bahkan dari orbit.
Wilayah ini juga merupakan tempat pertambangan yang mengekstraksi logam seperti nikel, tembaga, dan paladium, dari batuan di sekitarnya. Hantaman meteorit yang membentuk Sudbury ini terbilang cukup kuat hingga menembus kerak Bumi. Akibatnya, magma dari bawah Bumi membanjiri kawah, dan menjadi lautan lava. Kaya akan logam, lava ini akhirnya memadat menjadi batuan kaya bijih yang ditambang di Sudbury saat ini.
Namun, kemungkinan ini bukan hantaman meteorit, melainkan komet. Pasalnya, terdapat perbedaan yang mencolok dari bukti yang ditemukan, seperti unsur-unsur kimia di batuan sekitarnya lebih cocok dengan komet ketimbang meteorit.
11. Dampak hantaman meteorit yang membentuk kawah Vredefort

Kawah Vredefort dikenal secara luas sebagai struktur tumbukan terbesar yang diketahui di dunia dan terdaftar di UNESCO sebagai situs warisan dunia. Dekat Johannesburg di Afrika Selatan, hantaman meteorit yang membentuk kawah ini terjadi lebih dari 2 miliar tahun yang lalu. Kawah itu sendiri berdiameter lebih dari 300 kilometer saat pertama kali terbentuk. Sayangnya, saat ini hanya separuh kawah yang terlihat.
Tabrakannya sangat dahsyat, Universitas Rochester menjelaskan bahwa meteorit yang menyebabkan tumbukan Vredefort mungkin berdiameter 15 kilometer dan bergerak dengan kecepatan sekitar 15 kilometer per detik. Dampak sebesar ini sebenarnya sangat menghancurkan. Untungnya, 2 miliar tahun yang lalu, Bumi hanya di tempati oleh mikroba bersel tunggal di laut dangkal.
12. Tabrakan Theia

Tidak lama setelah Bumi terbentuk, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi bukan dihantam oleh meteorit, melainkan oleh protoplanet kecil. Planet seukuran Bulan yang bertabrakan dengan Bumi kita ini dijuluki Theia, dan gagasan ini dikenal sebagai Hipotesis Dampak Raksasa. Akibat dari tabrakan dahsyat ini dapat dilihat saat bulan purnama. Nah, bagi yang belum tahu, peristiwa ini pula yang menciptakan Bulan.
Peninggalan dari dampak hantaman Theia terletak jauh di bawah tanah. Di dalam mantel Bumi terdapat 2 lapisan batuan raksasa seukuran benua. Berbeda dari bebatuan di sekitarnya, 2 bongkahan batu cair ini terletak di kedua sisi inti Bumi. Bukti menunjukkan bahwa itu merupakan tanda dari dampak yang membentuk Bulan, di mana material padat terdorong ke bawah menuju inti planet ketika bertabrakan dengan Theia.
Tabrakan Theia ini melontarkan banyak material ke orbit, yang kemudian menyatu menjadi Bulan. Meskipun gagasan lama menyatakan bahwa Bulan membutuhkan waktu lama untuk muncul secara perlahan dari materi yang mengorbit, beberapa simulasi justru menunjukkan bahwa kehadiran Bulan mungkin terjadi dengan kecepatan super, dimana Bulan terbentuk hanya beberapa jam setelah tumbukan Theia.
Hantaman objek astronomi memang tak diduga-duga. Dampaknya pun bermacam-macam. Ada yang tidak berbahaya, ada juga yang berdampak bagi kehidupan di Bumi. Semoga tidak ada lagi, ya, hantaman benda angkasa yang punya dampak buruk bagi kehidupan Bumi.