- Aglyphous
- Opisthoglyphous
- Proteroglyphous
- Solenoglyphous
4 Fakta Menarik Ular Berdasarkan Taringnya, Ada yang Bisa Dilipat

- Taring ular terdiri dari 4 jenis: Solenoglyphous, Proteroglyphous, Opisthoglyphous, dan Aglyphous. Setiap jenis memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda.
- Gaboon Viper memegang rekor sebagai pemilik taring terpanjang di dunia dengan panjang taring mencapai 5 cm dan kemampuan menyuntikkan racun dalam jumlah besar.
- Tidak semua ular berbisa memiliki lubang di taringnya. Ular dengan tipe opisthoglyphous tidak memiliki lubang, namun racunnya tetap bisa mengalir melalui alur di taring.
Apakah kalian pernah memikirkan bagaimana seekor ular menggunakan gigi taringnya? Bagaimana mereka bisa memasukkan bisa atau racun ke dalam tubuh korbannya? Apakah cukup dengan membuka mulut lebar-lebar lalu menancapkan taringnya? Ternyata, cara kerja taring ular jauh lebih kompleks daripada yang kita bayangkan.
Taring ular bukan hanya soal panjang atau kemampuannya menyuntikkan racun. Lebih dari itu, setiap jenis ular memiliki bentuk taring dan mekanisme kerja yang berbeda-beda. Ada banyak fakta menarik yang jarang diketahui tentang bagian tubuh yang satu ini. Kira-kira apa saja, ya? Yuk, kita simak penjelasan dan fakta-faktanya dari berbagai sumber berikut ini!
1. Taring ular ternyata punya banyak jenis

Banyak orang mungkin belum tahu bahwa taring ular sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Bukan sekadar gigi panjang yang menonjol, taring ular punya struktur yang unik dan cara kerja yang berbeda-beda, tergantung pada jenisnya.
Melansir laman National Park Service, ada empat tipe utama taring ular yang dikenal, yaitu:
Menariknya, hampir semua jenis ini dimiliki oleh ular berbisa, kecuali tipe aglyphous yang tidak bisa mengalirkan racun. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan singkat masing-masing tipe taring:
Solenoglyphous
Jenis taring ini memiliki lubang penuh seperti jarum suntik. Digunakan untuk menusuk dan menyuntikkan bisa secara langsung. Ular Gaboon Viper dan ular derik adalah contoh pemilik taring jenis ini.
Proteroglyphous
Taring ini punya lubang kecil di ujungnya, mirip jarum pendek. Fungsinya untuk menggigit cepat dan menyuntikkan bisa. Contohnya bisa ditemukan pada ular kobra, mamba, dan taipan.
Opisthoglyphous
Tidak memiliki lubang, tapi ada alur di taringnya yang berfungsi sebagai saluran bisa. Cara kerja racunnya lebih lambat karena ular harus mengunyah mangsanya terlebih dahulu. Contohnya adalah ular boomslang.
Aglyphous
Jenis ini tidak memiliki lubang atau alur untuk mengalirkan racun. Taring ini hanya digunakan untuk menggigit, menangkap, dan menahan mangsa. Contohnya bisa dilihat pada ular sanca.
2. Ular dengan taring terpanjang di dunia adalah Gaboon Viper

Dari sekian banyak ular berbisa, Gaboon Viper memegang rekor sebagai pemilik taring terpanjang di dunia! Dilansir dari World Atlas, ular dengan nama ilmiah Bitis gabonica ini memiliki taring yang bisa tumbuh hingga 5 cm. Panjang banget, ya!
Gaboon Viper hidup di Afrika, khususnya di wilayah sabana dan hutan hujan sub-Sahara. Ular ini bahkan bisa ditemukan di dataran tinggi sampai ketinggian 2.100 meter. Selain taringnya yang luar biasa panjang, Gaboon Viper juga punya kemampuan menyuntikkan jumlah racun yang sangat banyak sekaligus. Racunnya bersifat sitotoksik, artinya bisa merusak atau membunuh sel tubuh korbannya.
3. Tidak semua ular berbisa punya lubang di taringnya

Biasanya, kita berpikir bahwa semua ular berbisa pasti punya taring berlubang seperti jarum suntik. Tapi ternyata, tidak semua seperti itu. Ular dengan tipe taring opisthoglyphous, misalnya, adalah contoh unik.
Meskipun berbisa, ular ini tidak punya lubang di taringnya. Lalu bagaimana cara racunnya bekerja? Nah, ular dengan taring jenis ini akan menggigit dan mengunyah mangsanya terlebih dulu. Selama proses ini, racun akan mengalir melalui alur di taring dan masuk ke luka yang terbentuk. Jadi, cara kerjanya lebih lambat dibandingkan taring berlubang seperti pada proteroglyphous dan solenoglyphous.
4. Ada taring ular yang bisa dilipat

Pernah bayangin gimana caranya ular menyimpan taring sepanjang 5 cm di dalam mulutnya tanpa melukai diri sendiri? Jawabannya: taringnya bisa dilipat! Dilansir dari Reptiles Magazine, taring dengan tipe solenoglyphous dirancang agar bisa dilipat ke dalam saat tidak digunakan. Ini penting agar taring tidak mengganggu pergerakan mulut ular. Selain itu, taring jenis ini juga bisa mengatur jumlah racun yang dikeluarkan sesuai kebutuhan. Canggih banget, kan?
Dengan berbagai jenis taring yang dimiliki, kita bisa melihat betapa uniknya cara ular berburu dan bertahan hidup. Semua ini tentu tak lepas dari proses evolusi panjang yang menjadikan ular sebagai predator yang efisien di alam liar.



















