Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Vampyroteuthis infernalis (commons.wikimedia.org/Citron You)

Bioluminesensi adalah fenomena alam yang memungkinkan makhluk hidup menghasilkan cahaya di tubuhnya. Salah satu kelompok hewan yang memanfaatkan kemampuan ini adalah cumi-cumi. Tidak hanya untuk bertahan hidup, cahaya yang dihasilkan oleh cumi digunakan untuk berburu, menyamarkan diri, hingga berkomunikasi.

Artikel ini akan membahas empat spesies cumi yang memiliki kemampuan luar biasa untuk menyala dalam gelap. Mari kita telusuri keunikan setiap spesies dan bagaimana mereka menggunakan cahaya untuk beradaptasi di lingkungan yang gelap gulita.

1. Cumi Bobtail Hawaii (Euprymna scolopes)

Euprymna scolopes (commons.wikimedia.org/Nick Hobgood)

Cumi bobtail hawaii terkenal karena hubungannya yang unik dengan bakteri bioluminesen vibrio fischeri. Dilansir Frontiers, bakteri ini tinggal di organ cahaya pada tubuh cumi dan membantu menghasilkan cahaya untuk menyamarkan bayangannya dari predator. Dengan strategi yang disebut counterillumination, cumi ini dapat menyesuaikan cahaya yang dipancarkan dengan intensitas cahaya bulan dan bintang, sehingga sulit terlihat oleh predator maupun mangsanya.

Sebagai makhluk kecil yang hidup di perairan dangkal, cumi bobtail ini juga memanfaatkan cahaya untuk berkomunikasi dengan sesama spesies. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa bioluminesensi ini dikontrol oleh molekul kimia tertentu yang juga berperan dalam meningkatkan intensitas cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan simbiosis ini telah berevolusi untuk mendukung kelangsungan hidup kedua pihak.

2. Cumi Humboldt (Dosidicus gigas)

Editorial Team

Tonton lebih seru di