Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bahan dalam Peralatan Dapur yang Diam-diam Memicu Bahaya, Waspada

ilustrasi peralatan memasak (pexels.com/Mike)
ilustrasi peralatan memasak (pexels.com/Mike)

Dapur merupakan salah satu tempat yang paling penting untuk diperhatikan di dalam rumah. Sebab, aktivitas seperti memasak, menyiapkan makanan, hingga makan dilakukan di dalam dapur. Selain menjaga kebersihan dapur, menjaga keamanan berbagai peralatan yang ada di dapur juga sangat penting.

Percaya atau tidak, tapi nyatanya banyak peralatan masak dan wadah penyimpanan dipenuhi dengan racun yang dapat menumpuk di dalam tubuh dan membahayakan kesehatan. Bahan kimia yang ditemukan dalam peralatan ini terbukti berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan.

Baca terus ulasan di bawah ini untuk mempelajari apa saja peralatan dapur yang menyimpan racun dan berpotensi membahayakan kesehatan yang sudah dirangkum dari laman Eat This Not That dan The Healthy.

1. Aluminium

ilustrasi aluminium foil (pixabay.com/RitaE)
ilustrasi aluminium foil (pixabay.com/RitaE)

Aluminium foil sudah digunakan selama lebih dari satu abad dan banyak digunakan untuk membungkus dan menyimpan makanan. Namun, saat aluminium terkikis dari foil atau panci aluminium ke dalam makanan, ini bisa menimbulkan bahaya. Risiko paparan aluminium ini meningkat saat kamu memasak makanan asam, seperti tomat, dalam alat masak aluminium.

Memasak pada suhu tinggi dan penggunaan makanan asam diketahui meningkatkan risiko terkikisnya aluminium. Untuk itu, jangan memasak makanan asam dalam alat masak berbahan aluminium atau menyimpan jus jeruk dalam wadah aluminium.

2. Politetrafloro­etilena (PTFE)

ilustrasi panci anti lengket (pixabay.com/StockSnap)
ilustrasi panci anti lengket (pixabay.com/StockSnap)

Panci anti lengket dilapisi dengan politetrafloro­etilena (PTFE), suatu bahan kimia yang memiliki sifat anti lengket. Namun, saat panci berlapis PTFE dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi, ini akan melepaskan gas yang bisa menjadi racun.

Untuk alternatif yang aman, hindari memasak dengan suhu yang terlalu tinggi jika kamu memasak menggunakan panci yang mengandung fluor. Panci anti lengket memang membuat proses mencuci lebih mudah, tetapi ada baiknya kamu berinvestasi untuk panci yang berkualitas, yaitu yang tahan lama dan aman bagi tubuh.

3. Bisphenol A (BPA)

ilustrasi wadah makan (pexels.com/Ella Olsson)
ilustrasi wadah makan (pexels.com/Ella Olsson)

Bisphenol A (BPA) adalah bahan kimia peniru hormon yang biasa ditemukan dalam botol air, berbagai peralatan masak, tas penyimpanan, dan wadah makan yang terbuat dari plastik. BPA sendiri telah dikaitkan dengan kanker, penurunan kesehatan otak dan jantung, dan bahkan infertilitas.

Bagian terburuknya, saat dipanaskan, efek racun dari bahan kimia menjadi lebih berbahaya. Ini terutama saat memasak hidangan asam, berlemak, dan asin. Saat dipanaskan dalam plastik, jenis makanan ini meningkatkan migrasi BPA ke dalam makanan.

Bagian yang terparah, sebuah studi dari Harvard University menemukan hubungan antara konsumsi BPA dan obesitas, bahkan meskipun BPA ini hanya tertelan sedikit. Artinya, jika kamu memanaskan dan menyimpan makanan dalam wadah yang dilapisi BPA, ini akan membuat kamu sulit menurunkan berat badan, meskipun telah menjalani diet.

4. Polivinil klorida

ilustrasi daging beku (pixabay.com/Shutterbug75)
ilustrasi daging beku (pixabay.com/Shutterbug75)

Polivinil klorida (PVC) terbuat dari senyawa yang disebut vinil klorida, dan telah diakui sebagai penyebab kanker bagi manusia. Produk ini banyak ditemukan pada kaleng, tas penyimpanan makanan, dan bungkus plastik.

Solusi agar tetap aman, hindari menyimpan sisa makanan di kaleng sup bekas, kantong plastik, dan bungkus plastik. Wadah terbaik untuk menyimpan berbagai makanan adalah wadah kaca. Juga, jika kamu biasanya membeli daging atau produk yang dibungkus dengan plastik, sebaiknya segera pindah ke wadah lain saat kamu sudah sampai rumah.

5. Ftalat

ilustrasi botol plastik (pexels.com/Steve Johnson)
ilustrasi botol plastik (pexels.com/Steve Johnson)

Jika kamu sering me-recycle botol soda sebagai wadah minuman lain, kamu perlu mulai mempertimbangkan beberapa alternatif yang lebih aman. Dalam hal ini, me-recycle botol minuman ringan hanya akan membahayakan kesehatanmu. Karena digunakan berulang kali, minuman akan merusak botol plastik, menyebabkannya melepaskan bahan kimia beracun, seperti ftalat ke dalam minuman.

Ftalat digunakan untuk menjaga plastik tetap lembut, tetapi bahan kimia peniru estrogen ini dapat menyebabkan masalah pernapasan dan masalah perkembangan, pembelajaran, dan perilaku pada anak-anak. Ftalat juga telah dikaitkan dengan sindrom metabolik dan peradangan. Solusinya, sebaiknya kamu memiliki botol minum yang terbuat dari bahan yang aman untuk digunakan berulang kali.

Satu-satunya cara untuk benar-benar menghindari bahan kimia ini adalah dengan membuat makananmu sendiri di rumah dan berinvestasi pada peralatan makan yang ramah lingkungan. Meskipun terdengar tidak praktis, tapi pilihan ini jauh lebih baik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us