5 Burung dari Subfamili Elaninae, Pemburu yang Tangguh!

Ketika berbicara tentang burung pemangsa, kita mungkin langsung terpikir elang. Burung dari famili Accipitridae ini memang mempunyai paruh dan cakar yang tajam serta penglihatan yang sangat baik. Selain itu, elang juga memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam berburu.
Accipitridae terdiri dari beberapa subfamili, seperti Elaninae, Aegypiinae, Circaetinae, dan masih banyak lagi. Kali ini, kita akan berkenalan dengan beberapa burung dari subfamili Elaninae. Subfamili ini terbagi atas tiga genus, yaitu Elanus, Chelictinia, dan Gampsonyx. Scroll ke bawah untuk mengetahui fakta-fakta menariknya!
1. Elanus scriptus

Mari mengawali daftar ini dengan Elanus scriptus, yang juga dikenal sebagai letter-winged kite. Sebagian besar bulunya berwarna putih, kecuali sayap atasnya yang berwarna abu-abu dan hitam. Bagian bawah sayapnya juga berwarna hitam dan membentuk huruf ‘M’. Panjangnya 33–38 cm dengan berat rata-rata 291 gram.
Pemangsa tikus berbulu panjang (Rattus villosissimus) ini memiliki mata yang besar dan berwarna merah menyala. Spesies endemik Australia ini biasanya berburu di malam hari. Mereka dikategorikan ‘hampir terancam’ karena jumlahnya tinggal 1.000–2.000 ekor.
2. Gampsonyx swainsonii

Gampsonyx swainsonii atau pearl kite adalah satu-satunya anggota genus Gampsonyx. Namanya diambil dari William Swainson, naturalis asal Inggris. Penghuni Amerika Selatan ini dapat ditemukan di Panama, Kolombia, Venezuela, Bolivia, Argentina, Nikaragua, Trinidad, hingga Kosta Rika.
Sebagai salah satu anggota Accipitridae terkecil, panjangnya hanya 20,3–23 cm dengan berat 80–95 gram. Makanan utamanya adalah Microlophus occipitalis (kadal dari famili Tropiduridae), tetapi kadang-kadang juga mengonsumsi burung kecil dan serangga. Total populasinya diperkirakan 500.000–4.999.999 ekor, sehingga masih tergolong aman.
3. Elanus caeruleus

Selanjutnya adalah Elanus caeruleus alias black-winged kite. Sesuai dengan namanya, ujung sayapnya memang berwarna hitam. Mereka dapat dijumpai di tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa. Di Indonesia, mereka dilaporkan terlihat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Sebagai hewan diurnal, Elanus caeruleus mencari mangsa di siang hari. Incarannya adalah ular kecil, hewan pengerat, katak, kadal, burung kecil, hingga serangga (seperti belalang atau jangkrik). Populasinya cukup stabil karena mereka kawin beberapa kali dalam setahun dan sekali bertelur jumlahnya 3–5 butir. Tak heran mereka digolongkan sebagai spesies dengan risiko rendah.
4. Chelictinia riocourii

Bukan tanpa alasan mengapa Chelictinia riocourii dijuluki sebagai scissor-tailed kite. Ini karena ekornya panjang dan terbelah dua seperti gunting. Tubuh bagian atas berwarna abu-abu, sementara bagian bawahnya berwarna putih dengan tanda hitam kecil di bawah sayapnya.
Spesies ini menghuni sabana kering dan padang rumput di Afrika. Tepatnya di Senegal, Somalia, Sudan, Kenya, Nigeria, Uganda, dan masih banyak lagi. Bahkan, ada yang ditemukan di Yaman (Asia), lho! Sadly, mereka dikategorikan sebagai spesies rentan karena kehilangan habitat, yang membuat populasinya menurun.
5. Elanus leucurus

Bergeser ke Amerika Utara, ada Elanus leucurus alias white-tailed kite. Burung ini mudah ditemui di selatan Texas, selatan Florida, dan Meksiko. Panjangnya sekitar 32–38 cm dengan rentang sayap 99–110 cm dan berat 300–360 gram.
Saat senja, pemakan tikus dan kelinci ini akan bertengger di dahan pohon bersama kawanannya yang berjumlah puluhan hingga ratusan ekor. Kebiasaan lainnya adalah melayang-layang di langit lalu menukik tajam ke tanah jika matanya mendeteksi mangsa. Namun, karena tubuhnya kecil, mereka adalah sasaran yang empuk bagi burung bangkai, gagak, dan elang.
Congrats, kini kamu telah mengenal beberapa burung pemangsa dari subfamili Elaninae. Tanpa mereka, mungkin populasi tikus menjadi tidak terkontrol!