Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung yang Hidup di Zaman Dinosaurus, Punya Ukuran yang Kecil

fosil Confuciusornis
fosil Confuciusornis (commons.wikimedia.org/Una tantum)
Intinya sih...
  • Ichthyornis hidup bersama dinosaurus, mirip dengan burung camar modern, namun memiliki gigi dan otak kecil.
  • Confuciusornis merupakan burung pertama tanpa gigi, ukurannya setara dengan burung merpati, dan suka memakan hewan kecil.
  • Asteriornis atau wonderchicken merupakan nenek moyang dari burung darat modern, tidak pandai terbang namun lincah dan gesit.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Burung merupakan salah satu dari sedikitnya hewan yang bisa terbang di udara. Andalkan sayapnya yang lebar dan berbulu, burung bisa terbang tinggi di angkasa. Mungkin, kamu mengira kalau burung merupakan hewan yang cukup muda dan baru muncul di bumi setelah dinosaurus punah. Padahal, anggapan tersebut sama sekali tidak benar. Justru, burung pernah hidup bersama dengan dinosaurus.

Contohnya, ada Archaeopteryx yang merupakan salah satu burung pertama di dunia. Kemudian, ada Ichthyornis yang merupakan burung air. Tak hanya itu, burung mungil seperti Enantiornithes juga hidup di satu zaman yang sama dengan dinosaurus. Penasaran dengan semua burung tersebut? Maka dari itu, mari simak artikel berikut dengan cermat.

1. Ichthyornis

rekonstruksi kerangka Ichthyornis
rekonstruksi kerangka Ichthyornis (commons.wikimedia.org/Kyu3a)

Dilansir Britannica, Ichthyornis merupakan burung purba yang hidup sekitar 99 hingga 66 juta tahun yang lalu pada periode kapur akhir. Jadi, ia hidup berdampingan dengan berbagai dinosaurus terkenal seperti Tyrannosaurus, Triceratops, dan Pachycephalosaurus. Secara umum, Ichthyornis merupakan burung air yang hidup di laut. Lebih lanjut, ia mirip dengan burung camar yang masih hidup hingga kini.

Walau begitu, Ichthyornis tetaplah burung purba yang punya banyak perbedaan dengan burung modern. Contohnya, Ichthyornis masih memiliki gigi di paruhnya. Kemudian, volume otaknya juga lebih kecil dari burung modern. Walau begitu, para ahli beranggapan kalau otak kecil tersebut jauh lebih berkembang dari burung lain di zamannya. Jadi, bisa dibilang kalau Ichthyornis merupakan hewan yang cukup cerdas.

2. Confuciusornis

fosil Confuciusornis
fosil Confuciusornis (commons.wikimedia.org/Tommy)

Dilansir AMNH, Confuciusornis merupakan burung pertama yang memiliki paruh dan tidak punya gigi. Ia hidup di periode kapur, tepatnya sekitar 120 juta tahun yang lalu. Soal ukuran, ia setara dengan burung merpati karena punya panjang maksimal 30 centimeter. Confuciusornis kerap terlihat di pepohonan dan hal tersebut membuatnya aman dari ancaman dinosaurus yang hidup di daratan.

Sekilas, kerangka Confuciusornis memang mirip dengan burung modern, namun ia memiliki beberapa keunikan. Pertama, Confuciusornis masih memiliki cakar besar di sayapnya. Tak hanya itu, bulu ekornya juga sangat panjang. Para ahli percaya kalau ekor panjang tersebut digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Terakhir, burung ini merupakan karnivor yang sangat suka memakan hewan kecil.

3. Asteriornis

ilustrasi Asteriornis
ilustrasi Asteriornis (commons.wikimedia.org/Daniel J. Field, Juan Benito, Sarah Werning, Albert Chen, Pei-Chen Kuo, Abi Crane, Klara E. Widrig, Daniel T. Ksepka, and John W.M. Jagt)

Hidup sekitar 66 juta tahun yang lalu, Asteriornis merupakan salah satu burung purba yang hidup di era akhir kehidupan dinosaurus. Dilansir University of Cambridge, Asteriornis punya julukan yang unik, yaitu wonderchicken. Seperti julukannya, para ahli percaya kalau Asteriornis merupakan nenek moyang dari burung darat modern seperti ayam, bebek, dan burung puyuh.

Sama seperti keturunannya di masa modern, Asteriornis punya tubuh yang kecil, merupakan hewan terestrial, dan tidak pandai terbang. Walau begitu, ia merupakan hewan yang lincah, gesit, dan pandai berkamuflase. Nah, semua kemampuannya tersebut membuat Asteriornis bisa menghindari berbagai macam predator, entah itu Pterosaurus atau dinosaurus karnivor.

4. Archaeopteryx

rekonstruksi kerang Archaeopteryx
rekonstruksi kerang Archaeopteryx (commons.wikimedia.org/Ryan Schwark)

Hidup sekitar 150 juta tahun yang lalu, Archaeopteryx menjadi burung purba tertua di daftar ini. Selain tua, Archaeopteryx juga tergolong kecil, lho. Dilansir Natural History Museum, panjang maksimalnya hanya sekitar 50 centimeter. Lebih lanjut, fosil pertama dari hewan ini ditemukan pada tahun 1861 di Jerman. Sejak saat itu, fosil Archaeopteryx terus ditemukan di berbagai penjuru dunia.

Hingga kini, Archaeopteryx dianggap sebagai peralihan antara dinosaurus dan burung. Dalam hal ini, Archaeopteryx memiliki ciri dinosaurus dan burung secara bersamaan. Ia masih memiliki gigi dan tidak berparuh, namun sayapnya besar, badannya ringan, dan bulunya sangat lebat. Uniknya, Archaeopteryx tidak bisa terbang, namun ia hanya bisa meluncur, mirip seperti ular terbang atau tupai terbang.

5. Enantiornithes

ilustrasi Enantiornithes
ilustrasi Enantiornithes (commons.wikimedia.org/Luxquine)

Laman Call Press menjelaskan kalau Enantiornithes merupakan kelompok burung purba yang hidup sekitar 130 - 66 juta tahun yang lalu. Jadi, Enantiornithes sempat hidup dengan berbagai spesies dinosaurus, entah itu dinosaurus raksasa, dinosaurus kecil, atau dinosaurus karnivor ganas seperti Tyrannosaurus. Secara umum, Enantiornithes merupakan burung arboreal berukuran kecil hingga besar.

Tercatat, ada spesies yang ukurannya sebesar burung kolibri. Di sisi lain, ada juga spesies yang bisa tumbuh hingga sebesar turki liar. Sebagai burung purba, Enantiornithes masih memiliki ciri khas dinosaurus seperti paruh yang bergigi dan cakar kecil di sayap. Terakhir, nama burung ini berarti "engsel terbaik." Nah, nama tersebut disematkan karena Enantiornithes punya engsel yang berbeda dari burung modern.

Selama jutaan tahun, berbagai jenis burung sempat hidup berdampingan dengan dinosaurus. Nah, hal tersebut membuktikan kalau burung merupakan hewan yang sudah tua, bahkan jauh lebih tua dari manusia dan mamalia lain. Oleh sebab itu, kamu gak boleh meremehkan burung walau ukurannya kecil sekalipun. Justru, kamu harus menganggap burung sebagai hewan yang eksotis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Saussurea Medusa, Bunga Medusa dari Atap Himalaya

02 Des 2025, 19:29 WIBScience