5 Fakta Cacing Berpendar, Betinanya Lebih Terang!

- Cacing berpendar sebenarnya adalah kumbang dalam famili Lampyridae, bukan cacing. Mereka tersebar di Inggris dan biasanya ditemukan di daerah dengan tanah kapur.
- Larva cacing berpendar sangat kejam, mereka menggigit mangsanya berkali-kali dan menyuntikkan racun untuk melumpuhkannya. Mereka juga memakan tumbuhan tetapi lebih memilih siput.
- Pendar terang dari betina digunakan untuk memikat jantan saat musim kawin. Setelah kawin dan bertelur, hidup betina berakhir. Ancaman pada populasi cacing berpendar antara lain penggunaan habitat oleh manusia, pestisida berlebihan, polusi cahaya, dan parasit.
Banyak hewan unik di dunia ini yang mungkin masih belum kamu ketahui, salah satunya cacing berpendar atau glow-warm. Mereka berada dalam famili Lampyridae dan memiliki nama ilmiah Lampyris noctiluca. Tapi, maaf harus mengecewakanmu sebab hewan ini bukanlah cacing! Mereka termasuk sebagai spesies kumbang yang menghuni padang rumput, tepian hutan dan bahkan pagar halaman. Saatnya mengetahui ciri-ciri kumbang ini agar bisa mengidentifikasinya dengan mudah.
Cacing berpendar biasanya tumbuh sepanjang 25 mm. Betina lebih besar dari jantan dan tidak memiliki sayap. Jika kamu melihat spesies yang punya pendar terang, maka itu adalah betina sebab jantan hanya memancarkan sedikit cahaya. Larva cacing berpendar mirip betina dewasa dan kedua sisi tubuhnya punya bintik-bintik kecil yang bisa bersinar. Berikut ini fakta unik tentang mereka yang harus kamu ketahui!
1. Di mana kamu bisa menemui cacing berpendar?

Keberadaan cacing berpendar memang menarik perhatian, jika tertarik melihatnya langsung, mereka tersebar di Inggris. Spesies ini cenderung banyak ditemukan di daerah yang memiliki tanah kapur dan batu gamping, biasanya banyak di wilayah selatan penyebarannya. Discover Wildlife menginformasikan bahwa puncak untuk melihat cacing berpendar yaitu bulan Juni. Di malam hari, cahaya kuning kecil yang kamu temui di tepi hutan, pagar tanaman dan padang rumput saat malam hari bisa jadi cacing berpendar.
2. Ingat, mereka bukan cacing!

Memang banyak hewan yang dinamai dari penampilannya, tapi kali ini jangan terkecoh. Cacing berpendar bukanlah cacing, mereka adalah serangga dalam famili Lampyridae. Kelompok kumbang yang lebih dikenal sebagai kunang-kunang. Sejauh ini, ada lebih dari 2.000 spesies Lampyridae yang diketahui. Lalu mengapa disebut sebagai cacing berpendar?
Melansir Natural History Museum, cacing berpendar adalah betina dewasa yang bentuknya seperti larva. Mereka tidak memiliki sayap dan menghasilkan cahaya indah yang berpendar terus menerus. Memang tampak seperti cacing, tapi sebenarnya adalah kumbang.
3. Pemangsa yang kejam

Tahukah kamu bahwa larva dari cacing berpendar sebenarnya sangat kejam? Untuk membunuh mangsanya, mereka menggigitnya berkali-kali dan menyuntikkan racun khusus. Racun itu berfungsi untuk melumpuhkan siput atau bekicot dan bahkan secara perlahan melarutkan tubuhnya. Terdengar berdarah dingin!
Ketika mangsanya melemah, larva cacing berpendar akan naik ke punggung siput agar terhindar dari lendir lengket yang dihasilkannya. Mereka juga melengkapi dietnya dengan tumbuhan, tapi lebih memilih siput jika ada, dilansir Wildlife Trusts.
4. Mengapa mereka terus menerus berpendar?

Faktanya, tidak hanya betina yang terus berpendar, lho. Bahkan larva dan jantan bersayap juga bersinar! Sayangnya, mereka tidak punya sinar terang seperti betina. Apakah ada tujuan di baliknya? Dikutip dari laman Discover Wildlife, diyakini bahwa itu dilakukan betina untuk menarik jantan untuk kawin dengannya. Hal yang sama dilakukan oleh ngengat betina yang melepaskan feromonnya untuk memikat jantan.
Lalu, bagaimana dengan jantan? Sayangnya, belum ada alasan pasti mengapa mereka juga bersinar, walaupun pendarnya sangat lemah atau mungkin tidak ada. Sementara itu, teori lain mengatakan bahwa pendar dari kumbang ini digunakan untuk memperingati pemangsa bahwa mereka beracun dan tidak sedap jika dimangsa.
5. Betina bersinar selama 2 jam saat kawin

Pada saat musim kawin, pendar terang dari betina digunakan untuk memikat jantan. Berdasarkan informasi dari Learn About Nature, dikatakan bahwa betina bersinar selama sekitar 2 jam di malam hari. Pada periode tersebut, betina akan mengangkat ekornya ke udara sebagai sinyal bagi jantan agar mereka mendekat.
Setelah proses perkawinan selesai, betina bisa bertelur sebanyak 50--100 butir dalam beberapa hari. Telurnya berwarna kuning, ukurannya kecil dan biasanya diletakkan beberapa sentimeter di bawah permukaan tanah. Butuh waktu sekitar 3--6 minggu bagi telur tersebut untuk menetas, tapi tergantung pada kondisi cuaca.
Hewan yang sangat unik, bukan? Ternyata cacing berpendar bukanlah cacing, tetapi jenis kumbang. Jantan punya sayap, tapi betina punya pendar terang yang indah. Itu digunakannya untuk memikat jantan saat musim kawin. Sayangnya, setelah betina kawin dan bertelur, hidupnya berakhir. Sejauh ini, keberadaan mereka masih banyak ditemukan di wilayah penyebarannya.
Tapi, bukan berarti cacing berpendar tidak memiliki ancaman yang bisa berdampak pada populasinya, ya. Penggunaan habitatnya oleh manusia, pemakaian pestisida berlebihan, polusi cahaya dan bahkan parasit bisa memengaruhi populasi mereka.