5 Fakta Lembah Jiuzhaigou, Surga Flora dan Fauna Endemik China

- Lembah Jiuzhaigou terkenal dengan danau warna-warni yang indah, seperti Five Flower Lake, yang memiliki gradasi warna biru dan hijau yang jernih.
- Hutan pegunungan Jiuzhaigou memiliki keanekaragaman flora tinggi, termasuk tumbuhan air, anggrek, dan rhododendron yang mekar indah di ketinggian tertentu.
- Lembah Jiuzhaigou menjadi habitat bagi lebih dari 170 spesies vertebrata, termasuk panda raksasa dan golden snub-nosed monkey yang endemik di wilayah tertentu.
Lembah Jiuzhaigou, yang terletak di pegunungan provinsi Sichuan, China, dikenal sebagai kawasan dengan keanekaragaman alam yang luar biasa. Danau-danau berwarna-warni dan hutan pegunungan yang rimbun menjadikan lembah ini sebagai habitat penting bagi berbagai flora dan fauna endemik. Statusnya sebagai UNESCO World Heritage Site dan Biosphere Reserve menegaskan nilai ekologis dan pentingnya kawasan ini untuk konservasi alam.
Selain kekayaan alamnya, Jiuzhaigou juga memiliki keunikan budaya. Suku Tibet dan Qiang yang tinggal di sekitar lembah masih memelihara tradisi mereka sambil hidup selaras dengan lingkungan. Kehidupan manusia yang harmonis dengan alam ini menambah nilai penting lembah, baik dari sisi ekologis maupun sosial-budaya. Yuk, simak 5 fakta unik tentang lembah yang kaya flora dan fauna endemik di China ini.
1. Danau warna-warni yang indah

Wuhua Hai atau Five Flower Lake merupakan salah satu danau cantik di Lembah Jiuzhaigou. Airnya punya gradasi warna biru dan hijau yang jernih, dengan batang-batang pohon tua yang masih terlihat jelas di dasarnya. Warna unik itu muncul karena kandungan kapur terlarut yang membuat air bertindak seperti filter alami. Saat terkena sinar matahari, warna biru tampak semakin jelas dan menonjol, menciptakan panorama yang seolah tidak nyata.
Selain keindahan alamnya, danau-danau di Jiuzhaigou juga punya cerita legenda. Masyarakat setempat percaya ada 108 danau atau haizi yang tercipta dari cermin seorang dewi. Cermin itu jatuh dan pecah menjadi 108 bagian, lalu berubah menjadi danau berwarna-warni. Perpaduan antara keindahan alami dan kisah legendaris inilah yang membuat Wuhua Hai dan danau lainnya begitu istimewa.
2. Hutan pegunungan dan flora endemik

Jiuzhaigou dikenal memiliki hutan pegunungan yang luas dengan keanekaragaman flora yang sangat tinggi. Sekitar 63,5% wilayahnya ditutupi hutan konifer dan hutan campuran daun lebar-konifer. Hingga tahun 1990-an, lebih dari 2.500 jenis tumbuhan tercatat tumbuh di sini, termasuk tanaman air, anggrek, dan rhododendron yang mekar indah di ketinggian tertentu. Banyak di antaranya bernilai penting karena kelangkaan, keindahan, maupun khasiat obat.
Beberapa tumbuhan khas Jiuzhaigou bahkan berstatus dilindungi, seperti spruce kulit putih (Picea asperata), spruce sargent (Picea brachytyla), dan pohon yew (Taxus chinensis). Ada juga spesies unik seperti Kingdonia uniflora dan Sinofranchetia chinensis yang dianggap sebagai peninggalan flora purba. Keanekaragaman flora ini menjadikan Jiuzhaigou sebagai salah satu kawasan dengan nilai konservasi yang tinggi di Tiongkok.
3. Habitat satwa langka

Lembah Jiuzhaigou menjadi habitat bagi banyak satwa langka dan dilindungi di China. Kawasan ini tercatat memiliki lebih dari 170 spesies vertebrata, termasuk panda raksasa yang menjadi simbol konservasi dunia dan golden snub-nosed monkey yang endemik di wilayah tertentu. Keberadaan satwa-satwa ini menunjukkan betapa pentingnya Jiuzhaigou sebagai kawasan perlindungan alami di China.
Selain hewan-hewan ikonik tersebut, masih ada banyak spesies lain yang menjadikan hutan Jiuzhaigou sebagai rumahnya. Di antaranya rusa kesturi yang terkenal dengan aromanya, beruang hitam Asia yang tangguh, hingga kucing liar seperti leopard cat dan asian golden cat. Lingkungan hutan yang terjaga dan berlapis-lapis dari lembah hingga pegunungan memberi ruang hidup yang sesuai bagi satwa-satwa ini untuk bertahan.
4. Budaya Tibet dan Qiang di sekitar Lembah

Di sekitar Lembah Jiuzhaigou, masyarakat Tibet dan Qiang masih menjaga tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa, pakaian tradisional, hingga makanan khas seperti teh mentega dan hidangan pedas ala Qiang, menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang memperlihatkan keunikan budaya mereka. Identitas ini tetap terjaga meskipun pengaruh modern mulai masuk ke wilayah tersebut.
Selain keseharian, berbagai festival adat juga menjadi momen penting bagi masyarakat lokal. Losar atau Tahun Baru Tibet, Tahun Baru Qiang, serta ritual air suci dari danau menjadi momen penting di mana warga berdoa, menari, dan merayakan alam sebagai sesuatu yang suci. Tradisi ini memperlihatkan bagaimana budaya lokal menyatu erat dengan lingkungan sekitar dan tetap hidup berdampingan dengan keindahan Jiuzhaigou.
5. Upaya konservasi dan perlindungan alam Jiuzhaigou

Jiuzhaigou tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena sistem konservasinya yang terorganisasi dengan baik. Sejak 2006, kawasan ini dikelola oleh biro administrasi khusus yang memiliki departemen perlindungan alam, penelitian ilmiah, perencanaan, dan pengelolaan komunitas lokal. Dengan struktur ini, upaya menjaga hutan, satwa, dan aktivitas manusia di sekitar lembah bisa dilakukan secara lebih terarah.
Sebagai World Heritage Site sejak 1992 dan World Biosphere Reserve sejak 1997, Jiuzhaigou mendapat perlindungan tambahan lewat regulasi ketat dan pemantauan lingkungan. Kombinasi ini menjadikannya contoh penting bagaimana konservasi dapat berjalan berkelanjutan, sekaligus memastikan warisan ekologisnya tetap terjaga.
Setelah menyimak lima fakta di atas, jelas terlihat mengapa Jiuzhaigou disebut surga flora dan fauna endemik China. Hutan pegunungan yang rimbun, danau warna-warni, dan satwa langka yang hidup di sini semuanya membuat ekosistem lembah ini begitu istimewa. Budaya lokal Tibet dan Qiang juga ikut menambah keunikan tempat ini. Jiuzhaigou bukan hanya indah untuk dilihat, tapi juga mengingatkan kita supaya menjaga alam, agar surga kecil ini tetap bisa dinikmati generasi mendatang.