5 Fakta Menarik Bondol Peking, Sangat Suka Bersarang di Pohon Akasia

- Bondol peking memiliki 11 subspesies dengan penyebaran luas di berbagai daerah seperti Amerika Utara, Indonesia, Australia, India, dan Cina.
- Bondol peking mudah dikenali dari corak tutul di bagian dada serta sering berkumpul dan berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan kicauan dan gerakan.
- Bondol peking merupakan omnivor yang memiliki dua strategi berburu unik dan suka membuat sarang di pohon akasia pada musim hujan.
Burung bondol merujuk pada burung pemakan biji-bijian berukuran kecil yang berasal dari genus Lonchura. Burung tersebut bisa ditemukan di berbagai daerah, mulai dari Asia Selatan hingga Asia Tenggara. Habitatnya mencakup hutan, taman, kebun, pepohonan, dataran tinggi, hingga area pemukiman. Spesies burung bondol juga beragam dan salah satunya adalah Lonchura punctulata atau bondol peking.
Seperti spesies lain, bondol peking punya tubuh berwarna cokelat. Ia sering berkijau, bertengger di pepohonan, bahkan bisa berkomunikasi dengan sesamanya. Keberagaman hewan ini juga gak bisa diremehkan. Pasalnya, bondol peking dibagi menjadi 11 subspesies yang memiliki penyebaran berbeda. Lebih lanjut, kita akan membahas semua hal tersebut di artikel ini.
1. Terdiri atas 11 subspesies yang bisa ditemukan di berbagai daerah

Dilansir GBIF, bondol peking memiliki penyebaran yang sangat luas. Tercatat, ia bisa ditemukan di Amerika Utara, Indonesia, Australia, India, Sri Lanka, Timur Tengah, Filipina, Malaysia, Thailand, Meksiko, sampai Cina. Uniknya, tiap daerah dihuni oleh berbagai subspesies yang berbeda. Dalam hal ini, bondol peking terdiri atas 11 subpspesies yang memiliki penyebarannya masing-masing.
Contohnya, Lonchura punctulata punctulata dapat ditemukan di Pakistan, India, Nepal, dan Sri Lanka. Kemudian, Lonchura punctulata yunnanensis menghuni wilayah Cina Selatan dan Myanmar bagian utara. Pulau Jawa dan Pulau Bawean sendiri dihuni oleh Lonchura punctulata baweana. Tak cuma itu, ada juga Lonchura punctulata particeps dan Lonchura punctulata blasii yang menghuni Sulawesi dan Kepulauan Sunda Kecil.
2. Mudah dikenali dari corak tutul di bagian dada

Bondol peking merupakan burung kecil dengan panjang sekitar 11 - 12 centimeter. Bobot juga sangat ringan, yaitu hanya 12 - 16 gram. Namun, dibalik ukuran mungilnya ternyata burung ini cukup mudah dikenali, lho. Pertama, tubuh bagian atasnya dihiasi warna cokelat yang terang. Nah, jika melihat bagian bawahnya maka kamu akan melihat perut yang berwarna putih. Terkadang, ada juga individu yang bagian perutnya memiliki corak tutul hitam putih. Terakhir, kaki dan paruhnya berukuran kecil serta berwarna hitam, mirip dengan spesies bondol lain.
3. Sering berkelompok dan bisa berkomunikasi

Laman iNaturalist menjelaskan kalau bondol peking sering bertengger di dedaunan atau di ranting pohon. Ia akan bertengger sendiri, berpasang-pasangan, atau berkelompok yang terdiri atas 100 individu. Sebagai burung kicau, bondol peking sering berkicau dan kicauan tersebut ia gunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam hal ini, kiacuannya cukup khas dengan suara yang pendek dan tajam.
Tak cuma menggunakan kicauan, bondol peking juga bisa berkomunikasi dengan gerakan. Spesifiknya, burung ini akan menggerakan sayap atau ekornya. Tiap gerakan dan kicauan juga memiliki makna yang berbeda. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan kalau bondol peking merupakan hewan sosial yang memiliki kemampuan komunikasi kompleks.
4. Memiliki dua strategi berburu

Bondol peking merupakan omnivor yang sering memakan serangga, invertebrata, biji-bijian, dan buah beri. Di musim kawin, bondol peking juga kerap memakan alga yang membantunya dalam proses reproduksi. Saat berburu, hewan ini memiliki dua taktik yang unik. Pertama, ia bisa mencari makan secara mandiri. Kemudian, laman Thai National Parks menjelaskan kalau hewan ini juga bisa mencuri makanan dari burung lain. Dalam hal ini, bondol peking akan mengambil atau mencuri makanan di suatu tempat yang sudah dikuasai oleh individu lain.
5. Sering membuat sarang di pohon akasia

Dilansir AviBase, bondol peking akan bereproduksi pada musim hujan, tepatnya pada bulan Juni - Agustus. Sebelum kawin, burung ini akan membuat sarang berukuran besar yang terbuat dari ranting, bambu, kayu, dan dedaunan kering. Lebih lanjut, sarangnya mampu menampung 6 - 10 butir telur. Kemudian, telurnya akan menetas dalam waktu 10 - 16 hari. Biasanya, individu jantan dan betina akan melakukan pengeraman secara bergantian.
Uniknya, bondol peking punya pohon favorit dalam bersarang. Dalam hal ini, bondol peking sangat suka bersarang di pohon akasia, glodokan tiang, dan pohon thuja. Mau itu di hutan, pegunungan, dataran tinggi, kebun, taman, sampai area pemukiman semuanya bisa dijadikan tempat bersarang. Oleh karena itu, kamu tak usah heran jika ada sarang bondol peking di kebun akasia atau di pepohonan depan rumah.
Bondol peking memang bukan burung predator atau burung berukuran besar. Walau begitu, ia tetap unik berkat kecerdasannya yang tinggi, strategi berburunya yang tak biasa, dan kebiasaannya yang berbeda dari burung lain. Maka dari itu, bondol peking bisa dikategorikan sebagai burung yang eksotis. Maka dari itu, sudah sewajarnya jika kita menjaga, melindungi, dan melestarikan burung ini.