Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Kutu Beras, Hama yang Sering Muncul Tiba-Tiba

Kutu beras (flickr.com/LiCheng Shih)
Kutu beras (flickr.com/LiCheng Shih)

Siapa yang sudah tidak asing dengan hewan satu ini? Hewan yang sering dijumpai di beras ini memang membuat kita berpikir dua kali untuk menggunakan beras tersebut. Sebab untuk mendapatkan nasi yang enak, kita harus menggunakan beras yang bersih dan bebas dari hewan apapun. Hewan ini adalah kutu beras (Sitophilus oryzae). Mereka biasanya ditemukan dalam beras yang disimpan terlalu lama.

Kutu beras menyebabkan beras berlubang serta tidak layak konsumsi. Meski ukurannya kecil, dampaknya bisa besar apabila tidak segera ditangani. Penasaran nggak sih dengan fakta menarik lainnya dari serangga satu ini? Yuk, simak penjelasan mengenai lima fakta menarik kutu beras di artikel ini!

1. Berukuran kecil, hanya sekitar 3 mm

Kutu beras flickr.com/LiCheng Shih)
Kutu beras flickr.com/LiCheng Shih)

Kutu beras (Sitophilus oryzae) adalah serangga yang memiliki ukuran tergolong kecil. Dilansir Britannica, diketahui bahwa ukurannya hanya sebesar 3 hingga 4 mm. Umumnya, kutu beras berwarna cokelat kemerahan dengan penampilan yang kusam dan bertekstur kasar pada permukaan tubuhnya. Mereka memiliki semacam perisai di punggungnya yang disebut scutellum.

Dilansir Department of Agriculture and Food, kutu beras memiliki ciri khas berupa empat bintik merah kecokelatan samar di bagian belakang perutnya. Ciri khas lainnya adalah kemampuannya untuk terbang, sehingga membuatnya mudah menyebar ke tempat penyimpanan bahan pangan lainnya.

2. Termasuk ke dalam kelompok kumbang, bukan kutu

Kutu beras (commons.wikimedia.org/Olaf Leillinger)
Kutu beras (commons.wikimedia.org/Olaf Leillinger)

Kita seringkali menyebutnya sebagai kutu, faktanya kutu beras bukanlah kutu dalam arti sebenarnya. Penyebutan “kutu beras” untuk Sitophilus oryzae sebenarnya kurang tepat, karena serangga ini bukan dari kelompok kutu, melainkan kumbang.

Kutu beras merupakan serangga dari keluarga kumbang Curculionidae dengan ordo Coleoptera. Istilah kutu beras sudah terlanjur populer di masyarakat karena mengingat ukurannya yang kecil dan sulit terlihat sehingga diasosiasikan dengan kutu.

3. Mampu menyerang bahan pangan lain selain beras

Kutu beras (commons.wikimedia.org/Tobias 67)
Kutu beras (commons.wikimedia.org/Tobias 67)

Ternyata, kutu beras tidak hanya menyerang beras saja, lho! Dilansir Journal of Pest Science, diketahui bahwa kutu beras dapat menyerang bahan pangan lainnya seperti gandum, jagung, barley, sorgum, buckwheat, kacang-kacangan, kacang kering, kacang mete, dan produk olahannya. Mereka hidup bersembunyi di dalam biji dan seringkali baru terdeteksi setelah menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Wah, jadi perlu hati hati yah!

4. Kutu beras betina melubangi beras untuk meletakkan telurnya

Kutu beras yang berada di dalam butir beras (commons.wikimedia.org/Shyamal)
Kutu beras yang berada di dalam butir beras (commons.wikimedia.org/Shyamal)

Salah satu alasan mengapa kutu bera sulit dideteksi sejal awal adalah karena mereka berkembang biak di dalam butir beras. Kutu beras menggunakan beras sebagai tempat untuk meletakkan telurnya. Mereka akan membuat lubang di tiap satu butir beras dan meletakkan satu telur di dalamnya.

Dilansir Cabi Digital Library, telur kutu beras berwarna putih mengkilap, buram, berbentuk oval mirip seperti buah pir, dan sulit terlihat dengan mata telanjang. Setelah menetas, larva akan tetap berada di dalam beras dan memanfaatkan biji beras sebagai bahan makannya. Larvanya berukuran besar, berwarna putih, dan belum memiliki kaki. Mereka bertahan di dalam satu butir beras hingga berubah menjadi kepompong.  Fakta menariknya, seekor kutu betina bisa menghasilkan hingga 400 butir telur, lho! Banyak sekali, bukan?

5. Dari mana kutu beras muncul?

Kutu beras di dalam beras (commons.wikimedia.org/Hamid Soufi)
Kutu beras di dalam beras (commons.wikimedia.org/Hamid Soufi)

Kita sering bertanya-tanya, dari mana sebenarnya kutu beras ini berasal? Padahal, saat pertama kali membeli, beras terlihat bersih dan bebas dari serangga. Ternyata, kutu beras bisa muncul apabila beras yang kita beli adalah beras persediaan lama. Beras ini tentunya sudah bercampur dengan telur kutu. Selain itu, kutu beras juga bisa muncul karena terbawa dan bercampur dalam beras saat padi di panen. Nah, nantinya ketika padi ini disimpan, telur-telur ini akan menetas menjadi kutu beras.

Bagaimana, menarik kan fakta-fakta dari kutu beras? Kehadiran serangga satu ini memang sulit dideteksi di awal karena baru muncul beberapa waktu setelahnya. Meskipun serangga ini merusak biji-bijian, tetapi mereka tidak berbahaya bagi manusia. Kutu beras tidak bisa menggigit dan tidak membawa penyakit. Mengingat banyaknya jumlah telur yang dihasilkan, tentu kita harus segera membuang bahan yang terinfestasi, sebelum akhirnya mulai berkembang. Jangan lupa untuk memastikan penyimpanan beras berada di tempat yang kering dan rapat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us