5 Fakta Menarik Misi Voyager, Penjelajah Kehampaan Luar Angkasa

- Dua wahana Voyager dengan misi awal dan lintasan berbeda
- Foto keluarga pertama di alam semesta dan komputer Voyager 1 rusak
- Komunikasi Voyager dengan Bumi, baterai nuklir, dan kedua wahana masuk ke ruang antarbintang
Alam semesta merupakan wilayah yang sangat luas. Saking luasnya kita masih belum bisa mengeksplorasi semuanya. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di sebuah objek luar angkasa atau planet asing. Kalau kita langsung mengirim astronot ke objek luar angkasa atau planet asing jelas sangat berisiko.
Oleh karena itu, ilmuwan mengandalkan wahana antariksa untuk mengumpulkan data dan memberi gambaran awal tentang sebuah objek atau planet. Dari sekian banyak misi penjelajahan luar angkasa, misi yang dijalani Voyager adalah salah satu yang paling legendaris. Nah, penasaran kan bagaimana Voyager melancarkan aksinya? Berikut adalah fakta menarik dari misi Voyager, sang penjelajah kehampaan jagat raya.
Dua wahana dengan misi awal dan lintasan berbeda

Voyager 1 dan 2 awalnya tidak dirancang untuk penelitian planet raksasa yang ada di tata surya kita. Voyager 1 meneliti Jupiter, Saturnus, dan Titan, sementara untuk Voyager 2 diarahkan untuk meneliti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Menariknya, Voyager 2 merupakan satu-satunya wahana yang meneliti Uranus dan Neptunus dari dekat untuk saat ini. Setelah kedua wahana tersebut mengunjungi planet tujuannya, mereka langsung menuju ke ruang antarbintang.
Selain menjadi satu-satunya wahana yang mengunjungi Uranus dan Neptunus, Voyager 2 diluncurkan lebih dahulu pada 20 Agustus 1977 sebelum akhirnya NASA meluncurkan Voyager 1 pada 5 September 1977. Walaupun Voyager 1 diluncurkan belakangan, tapi Voyager 1 memiliki kecepatan peluncuran 17 km/detik yang jauh lebih cepat dibandingkan Voyager 2 yang hanya 15 km/detik.
Menangkap foto keluarga pertama di alam semesta

Pada 14 Februari 1990, Voyager 1 mengirimkan foto 60 mozaik foto yang yang berisikan seluruh planet yang ada di tata surya kita. Carl Sagan, seorang astronom asal Amerika, membutuhkan waktu 8 tahun untuk meyakinkan NASA agar membalikkan kamera Voyager 1 dan mengambil apa yang disebut sebagai “Foto Keluarga”. Foto itu pun akhirnya jadi foto keluarga pertama dan satu-satunya, setidaknya untuk saat ini, dari tata surya kita. Dari foto keluarga ini juga ada salah satu foto ikonik dari planet Bumi yang diberi nama “Pale Blue Dot” atau Titik Biru Pucat.
Carl Sagan mengingatkan kita bahwa seluruh kehidupan, sejarah, dan peradaban manusia tertumpu pada Bumi yang rapuh ini. Ia menekankan pentingnya menjaga planet kita, karena jika suatu saat terjadi bencana besar di Bumi, kita belum memiliki tempat lain untuk ditinggali. Setelah pengambilan foto legendaris tersebut, modul kamera pada Voyager 1 langsung dimatikan untuk menghemat daya.
Komputer Voyager 1 sempat rusak

Komputer Voyager 1, Flight Data System (FDS), sempat rusak pada 2023 yang di mana mengakibatkan data yang diterima di Bumi itu tidak bisa dibaca. Jelas, NASA tidak bisa mengirimkan teknisi untuk ke sana untuk mengecek kerusakan dari Voyager 1. Jadi mereka harus mencari cara untuk memperbaiki wahana tersebut dari jarak 24 miliar kilometer.
Mereka harus mencari dokumentasi lama dari proyek Voyager yang ternyata belum terdigitalisasi. Tantangan tidak berhenti di situ, komputer dari Voyager juga komputer jadul yang bahasa pemrogramannya sendiri juga sudah tua yang sudah jarang dipakai juga menambah tingkat kesulitan perbaikannya. Lebih parahnya lagi, mereka juga tidak memiliki cukup waktu untuk membuat simulator untuk mengetes kode sebelum dikirim ke Voyager 1, sehingga satu-satunya cara untuk memverifikasi kode adalah dengan melakukan inspeksi manual. Setelah kode perbaikan berhasil disusun, NASA mengirimkan ke Voyager 1 dan menunggu selama 45 jam untuk mendapatkan respons. Beruntung, semua kode perbaikan yang mereka lakukan berhasil dijalankan oleh wahana tersebut.
Masih komunikasi sampai sekarang

Walaupun diluncurkan sejak tahun 1977, wahana antariksa ini masih berkomunikasi dengan Bumi sampai artikel ini dibuat. Ini semua berkat baterai nuklir yang berbahan plutonium-238 yang dayanya bisa bertahan puluhan tahun. Baterai ini jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan energi yang dihasilkan menggunakan tenaga surya yang tak mungkin bisa dicapai dari jarak sejauh itu.
Namun, daya yang dihasilkan dari plutonium perlahan terus menurun seiring dengan berjalannya waktu. NASA terpaksa harus mematikan beberapa instrumen satu per satu, baik di Voyager 1 maupun 2, agar keduanya tetap bisa mengirim data berharga selama mungkin ke Bumi. Diperkirakan sekitar tahun 2036, wahana Voyager akhirnya benar-benar kehabisan daya. Setelah itu, kedua Voyager akan terus melaju dalam gelap dan dinginnya ruang antarbintang, sendirian, tanpa bisa lagi menyapa Bumi sebagai penjelajah abadi yang membawa pesan dari manusia ke alam semesta.
Kedua wahana sudah masuk ke ruang antarbintang

Pada saat ini kedua wahana Voyager sudah masuk ke dalam ruang antarbintang. Diawali oleh Voyager 1 yang masuk ke dalam ruang antarbintang di tahun 2012 yang kemudian disusul oleh Voyager 2 di tahun 2018. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan arah dari Voyager 1 dan 2 ketika meninggalkan tata surya. Kedua wahana tersebut pergi dengan membawa Golden Record yang di mana berisi suara, musik, dan gambar yang merepresentasikan keberagaman kehidupan dan kultur yang ada di Bumi.
Selain berisikan berbagai macam hal yang ada di Bumi, Golden Record tersebut juga terdapat data yang memberikan lokasi dari Bumi. Golden Record ini juga berfungsi sebagai kapsul waktu dan “pesan dalam botol” yang ditujukan kepada peradaban, alien, atau orang yang ada jauh di sana, yang bisa menemukan wahana tersebut. Memang, adanya Golden Record ini sempat ditentang karena adanya potensi risiko keamanan bagi umat manusia. Ini karena adanya ‘peta’ pada cover Golden Records yang menunjukkan posisi Bumi berada. Namun, apabila di luar sana sudah ada alien yang bisa melakukan perjalanan antarbintang, kemungkinan besar mereka juga sudah lama mendeteksi sinyal radio kita.