Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Belalai Gajah, Predator Air yang Kikuk di Darat

Ular belalai gajah
Ular belalai gajah (ian_dugdale, CC-BY 4.0, via iNaturalist)
Intinya sih...
  • Kulit longgar dan kasar berfungsi sebagai senjata berburu yang efektif di dalam air
  • Ular belalai gajah menghabiskan seluruh hidupnya di air, mampu menahan napas hingga 40 menit
  • Mereka adalah predator penyergap yang sabar di malam hari, sang betina melahirkan belasan anaknya langsung di dalam air
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu mendengar tentang ular yang tidak bisa bergerak lincah di darat? Di perairan tawar dan payau Asia Tenggara, hidup seekor predator unik yang dijuluki ular belalai gajah (Acrochordus javanicus). Penampilannya yang tidak biasa, dengan kulit yang tampak kedodoran, membuatnya mudah dikenali sekaligus sering disalahpahami oleh banyak orang. Ular ini adalah bukti nyata adaptasi luar biasa dari seekor reptil terhadap lingkungan akuatik.

Kehidupan ular ini sepenuhnya bergantung pada air, mulai dari berburu hingga berkembang biak. Mereka tersebar di berbagai wilayah perairan Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan, hingga Thailand dan Malaysia. Berbeda dari kerabatnya yang melata di daratan, ular belalai gajah justru menjadi perenang yang andal. Mari kita selami lebih dalam fakta-fakta menarik tentang sang predator air tawar yang unik ini.

1. Kulitnya yang longgar dan kasar berfungsi sebagai senjata

Ular belalai gajah
Ular belalai gajah (Rushenb, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Salah satu ciri paling mencolok dari ular belalai gajah adalah kulitnya. Kulitnya sangat longgar dan terlihat beberapa ukuran lebih besar dari tubuhnya, menciptakan kerutan-kerutan yang mengingatkan orang pada belalai gajah. Dilansir dari Thai National Parks, kulit ini ditutupi oleh sisik-sisik kecil berbentuk butiran kasar yang tidak saling tumpang tindih, berbeda dari kebanyakan ular lainnya. Tekstur kasarnya ini membuat ia juga dijuluki sebagai javan file snake atau ular kikir jawa.

Keunikan kulitnya ini bukanlah tanpa tujuan, melainkan sebuah senjata berburu yang sangat efektif di dalam air. Menurut Animal Diversity Web, saat melilit mangsanya, sisik-sisik yang kasar seperti amplas ini berfungsi untuk mencengkeram tubuh ikan yang licin dan berlendir. Kekuatan lilitan tubuhnya yang berotot, dikombinasikan dengan cengkeraman kulitnya, membuat mangsa seperti ikan atau amfibi hampir tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

2. Ular belalai gajah menghabiskan seluruh hidupnya di air

Ular belalai gajah
Ular belalai gajah (ian_dugdale, CC-BY 4.0, via iNaturalist)

Ular belalai gajah adalah reptil yang sepenuhnya akuatik. Mereka menghabiskan hampir seluruh siklus hidupnya di dalam air, mulai dari lahir, berburu, hingga berkembang biak. Sebagaimana dijelaskan oleh Herpetoculture Network, struktur tubuh mereka memang dirancang untuk kehidupan air, sehingga mereka menjadi sangat kikuk dan kesulitan menopang berat badannya sendiri saat berada di darat. Bahkan, berada di luar air terlalu lama bisa menyebabkan cedera serius bagi ular ini.

Habitat idealnya adalah perairan yang bergerak lambat seperti sungai, muara, dan laguna pesisir dengan lingkungan air tawar atau payau. Ular ini merupakan penyelam yang hebat. Ia mampu menahan napas di bawah air hingga 40 menit lamanya sebelum perlu naik ke permukaan. Saat perlu bernapas, ia hanya akan mengapungkan ujung kepalanya ke permukaan untuk menempatkan lubang hidungnya yang terletak di bagian atas moncong di atas air selama beberapa detik.

3. Mereka adalah predator penyergap yang sabar di malam hari

ilustrasi katak
ilustrasi katak (pexels.com/Pixabay)

Sebagai predator, ular belalai gajah lebih aktif di malam hari atau nokturnal. Mereka bukanlah pemburu yang aktif mengejar mangsa, melainkan predator penyergap yang sabar menunggu momen yang tepat. Biasanya, ular ini akan berdiam diri di dasar perairan yang berlumpur atau di antara vegetasi air, menunggu ikan atau katak yang lengah lewat di dekatnya. Fleksibilitas tubuhnya memungkinkan ia untuk membentuk gulungan dan menyergap mangsa dengan cepat.

Dilansir dari Herpetoculture Network, saat mangsa berada dalam jangkauan, ular ini akan melilitnya dengan cepat menggunakan seluruh tubuhnya. Ekornya yang pendek juga bersifat prehensil, artinya dapat digunakan untuk memegang atau mencengkeram. Setelah mangsa terkunci, ular akan mencari bagian kepala dan menelannya hidup-hidup. Menariknya, karena kulitnya yang sangat longgar, tubuh ular ini tidak akan tampak menonjol atau membengkak setelah menelan mangsa besar, tidak seperti ular pada umumnya.

4. Sang betina melahirkan belasan anaknya langsung di dalam air

ilustrasi telur
ilustrasi telur (pexels.com/cottonbro studio)

Proses reproduksi ular belalai gajah juga sangat menarik dan sepenuhnya disesuaikan dengan gaya hidup akuatiknya. Spesies ini bersifat ovovivipar, yang berarti telur berkembang dan menetas di dalam tubuh sang induk, sehingga sang induk akan "melahirkan" anak-anaknya yang sudah hidup. Seluruh proses ini, dari pembuahan hingga kelahiran, terjadi di dalam air. Proses kehamilan atau inkubasi internal ini berlangsung selama lima hingga enam bulan.

Seekor induk ular belalai gajah dapat melahirkan antara 6 hingga 30 ekor anak dalam satu waktu, meskipun rata-rata sekitar 20 hingga 30 ekor. Anak-anak ular yang baru lahir sudah sepenuhnya mampu untuk berenang dan berburu mangsa kecil. Berbeda dari individu dewasa yang berwarna cokelat polos, anak-anak ular ini memiliki corak atau bercak di kulitnya yang akan memudar seiring bertambahnya usia hingga akhirnya menghilang saat mereka dewasa.

5. Meski tampak ganas, ular ini tidak memiliki bisa berbahaya

Ular belalai gajah
Ular belalai gajah (ian_dugdale, CC-BY 4.0, via iNaturalist)

Dengan penampilannya yang garang dan kemampuannya melilit mangsa dengan kuat, ular belalai gajah sering kali ditakuti. Namun, penting untuk diketahui bahwa ular ini sama sekali tidak berbisa. Mereka tidak memiliki kelenjar bisa untuk melumpuhkan mangsanya dan hanya mengandalkan kekuatan fisik serta cengkeraman kulit kasarnya untuk berburu. Ini menjadikannya relatif tidak berbahaya bagi manusia dari segi racun.

Meskipun tidak berbisa, gigitannya tetap harus diwaspadai. Menurut Animal Diversity Web, ular belalai gajah memiliki gigi-gigi kecil yang melengkung ke belakang dan tajam, dirancang untuk menahan ikan yang licin. Jika merasa terancam dan menggigit, gigi-gigi ini bisa dengan mudah patah dan tertinggal di dalam luka, yang dapat menyebabkan infeksi atau cedera yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, seperti halnya satwa liar lainnya, lebih bijaksana untuk mengaguminya dari kejauhan tanpa mengganggunya.

Ular belalai gajah adalah contoh sempurna bagaimana evolusi membentuk makhluk hidup untuk beradaptasi secara spesifik dengan lingkungannya. Setiap bagian dari tubuhnya yang unik memiliki fungsi penting yang memungkinkannya bertahan hidup di dunia air.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Tebak Perbedaan Harimau dan Macan, Bisa Mengenalinya?

20 Nov 2025, 19:25 WIBScience