5 Fakta Ular Spiny Bush Viper, Ular Berduri Endemik Afrika Tengah

Ular spiny bush viper merupakan ular berbisa endemik Afrika Tengah. Hewan ini tersebar di Kongo bagian utara dan timur, Uganda bagian barat daya, Kenya bagian barat, serta Tanzania bagian barat laut. Ular ini mendiami hutan kering tropis dan hutan hujan dengan semak berbunga.
Ular dengan nama ilmiah Atheris hispida ini berasal dari famili Viperidae. Ular ini dikenal karena sisik punggungnya yang membuatnya tampak seperti ular berduri. Simak fakta lainnya mengenai ular ini, yuk!
1. Ular berukuran kecil

Ular spiny bush viper merupakan ular berukuran kecil, yang individu jantannya hanya dapat tumbuh sepanjang 73.6 cm. Individu betina ular ini berukuran lebih kecil lagi, yaitu 58,4 cm. Ular dengan sisik berduri berwarna hijau kecokelatan ini memiliki tubuh ramping, dengan tubuh jantan biasanya lebih pipih. Mereka memiliki mata yang cukup besar dengan pupil vertikal. Ular ini memiliki ekor prehensile, yaitu ekor yang dapat memegang dan digunakan untuk menggantung di cabang pohon.
2. Berjemur saat siang hari

Ular ini merupakan hewan soliter dan aktif di malam hari atau nokturnal. Saat siang hari, mereka menghabiskan waktu untuk berjemur di atas tanaman berbunga. Ular spiny bush viper merupakan predator penyergap, yaitu aktif memburu mangsa yang tengah bertengger di pohon. Namun terkadang ular ini dapat memangsa mamalia yang bersembunyi di balik dedaunan yang berada di tanah. Ular ini biasanya memakan mamalia kecil, burung, kadal, serta katak.
3. Racun yang berbahaya

Ular ini merupakan hewan berbisa. Racun pada bisanya bersifat neurotoksin, yaitu racun yang dapat mengganggu serta merusak sistem saraf. Gigitan ular ini dapat berakibat fatal bagi manusia yang tidak mendapatkan akses pada pertolongan pertama yang tepat. Ditambah lagi belum ada antibisa dari racun yang dikeluarkan ular spiny bush viper. Gigitan ular ini dapat menyebabkan perdarahan parah pada organ dalam.
4. Bersifat ovovivipar

Musim kawin ular spiny bush viper terjadi pada musim hujan, yaitu antara akhir musim panas hingga bulan Oktober. Hewan ini mencapai usia matang kelamin antara umur 2–3 tahun. Ular betina spesies ini bersifat ovovivipar. Setelah terjadi perkawinan, individu betina akan membawa telur yang telah dibuahi di dalam tubuh mereka selama 6–7 bulan. Setelahnya, mereka akan melahirkan 9–12 anak sekaligus, umumnya pada bulan Maret atau April.
5. Perubahan warna saat beranjak dewasa

Anak ular yang baru dilahirkan umumnya akan memiliki panjang tubuh sekitar 15 cm. Anak ular ini akan memiliki warna sisik hijau tua dengan garis-garis bergelombang. Warna ini akan berubah seperti warna sisik ular dewasa ketika berusia 3 hingga 4 bulan. Ketika di penangkaran, ular ini dapat hidup lebih dari 12 tahun lamanya.
Saat ini, para peneliti belum mengetahui jumlah pasti populasi ular spiny bush viper. Hal ini diakibatkan habitat mereka yang terpencil serta aktivitas mereka yang nokturnal. Oleh karena itu, status konservasi ular berbisa ini belum dievaluasi oleh IUCN Red List.