5 Fakta Unik Golden-Headed Lion Tamarin, Monyet Berambut seperti Singa

- Ukuran mini dengan rambut emas
- Rambut emas sebagai alat komunikasi visual
- Pemakan getah pohon yang penting bagi ekosistem hutan
Jika ada kontes primata paling bergaya, mungkin Golden-headed Lion Tamarin (Leontopithecus chrysomelas) bakal keluar sebagai juara. Dengan rambut emas menyala di sekeliling wajahnya, monyet kecil ini tampak seperti singa mini yang sedang berpetualang di hutan tropis Brazil. Tapi jangan tertipu oleh penampilannya yang memukau—spesies ini justru sedang dalam ancaman akibat deforestasi dan fragmentasi habitat. Penasaran dengan pesonanya? Yuk, kenali lebih dekat si 'singa kecil' dari hutan Atlantik lewat deretan fakta unik berikut!
1. Berambut Singa, tapi Ukuran Mini

Nama ‘lion tamarin’ berasal dari surai emas dan mengembang yang mengelilingi wajahnya, yang sangat mencolok dari warna tubuhnya yang didominasi warna hitam pekat. Pada bagian kaki dan ekor juga berwarna emas atau oranye keemasan. Walaupun namanya memiliki ‘unsur’ singa, tetapi si golden-headed ini memiliki ukuran tidak sebesar singa, mereka memiliki ukuran yang relatif kecil sekitar 20-34 cm dengan panjang ekor sekitar 30-40 cm. Dilansir dari New England Primate Conservancy, Golden-headed Lion Tamarin dapat merentangkan bulunya hingga tegak lurus agar tubuhnya tampak lebih besar – hal ini bertujuan untuk mengusir predator.
2. Rambut Emasnya Jadi Alat Komunikasi Visual

Seperti primata lainnya, Golden-headed Lion Tamarin berkomunikasi intensif lewat suara, ekspresi wajah, dan sentuhan. Namun, primata ini mempunyai cara komunikasi yang unik – yaitu dengan menggunakan surai emasnya. Surai emas yang dimiliki oleh primata ini tidak hanya indah, tetapi sangat berfungsi untuk menunjukkan identitas antar individu. Selain komunikasi menggunakan surainya, primata ini juga menggunakan aroma untuk berkomunikasi. Dilansir dari New England Primate Conservancy, mereka menggunakan kelenjar aroma kemaluan dan tenggorokan untuk menandai permukaan pohon, dan meninggalkan sinyal komunikasi penciuman kepada kawanannya. Saat waspada dan berinteraksi, bulunya bisa tampak lebih mengembang. Penampilan ini juga membuat primata ini mudah dibedakan dari jenis tamarin lain.
3. Si Pemakan Getah Pohon

Seperti primata lainnya, makanan utama tamarin ini adalah buah-buahan, bunga, nektar, serangga, dan hewan-hewan kecil. Selain makanan tersebut, mereka juga memakan getah atau eksudat pada tanaman. Dikutip dari New England Primate Conservancy, mereka memiliki sumber makanan penting yaitu epiphytic tank bromeliads (Bromelia tangki epifit) – bromelia yang tumbuh pada tumbuhan lain seperti pohon, tetapi bukan parasit. Tanaman ini menjadi tempat mencari makan bagi primata ini. Selain itu, mereka juga berperan dalam ekosistem hutan sebagai penyebar biji. Dilansir dari New England Primate Conservancy, kotoran mereka mengandung biji dari buah yang mereka makan. Sebuah studi menemukan bahwa 89% hampir 600 sampel feses mengandung biji. Ini artinya mereka memegang peran penting bagi kelangsungan ekosistem hutan, khususnya hutan Atlantik di pesisir Brazil.
4. Hidup dalam Keluarga Kecil yang Kompak

Di dalam kehidupannya, mereka terkenal dengan sifat arboreal atau hidup di atas pohon. Mereka menghabiskan kehidupan mereka di atas pohon dan jarang menginjakkan kaki ke tanah. Dan juga mereka lebih aktif disiang hari. Selain itu, mereka juga terkenal dengan kehidupannya yang berkelompok. Biasanya dalam satu kelompok terdapat 2-8 ekor – yang terdiri dari satu keluarga, yang berisi sepasang monyet yang sudah kawin dan anak-anaknya. Pasangan Golden-headed juga bersifat monogami – yang artinya mereka hanya memiliki pasangan seumur hidup. Mereka juga bertanggung jawab untuk bekerja sama merawat anak-anak mereka. Dikutip dari New England Primate Conservancy, mereka hanya berkembang biak setahun sekali dan relatif jarang – yang mengakibatkan pertumbuhan populasi yang lambat.
5. Terancam Akibat Ulah Manusia

Sayangnya, dibalik keunikannya, Golden-headed Lion Tamarin ini telah berstatus terancam punah (Endangered) menurut IUCN. Habitatnya yang rusak menjadi faktor utama terancamnya primata ini. Banyak habitatnya yang telah terfragmentasi. Hutan tempat tinggal mereka telah terpecah menjadi pulau-pulau kecil karena pembukaan lahan dan peternakan. Selain habitatnya yang terfragmentasi, deforestasi juga menjadi sebuah ancaman besar bagi primata ini. Dikutip dari New England Primate Conservancy, deforestasi yang terjadi sebagian besar untuk membuka ruang bagi industri kayu, arang, hingga pertanian. Selain habitatnya yang rusak, perdagangan ilegal masih sering terjadi pada primata ini. Namun, saat ini telah diatasi oleh pemerintah setempat, walaupun tidak sepenuhnya.
Golden-headed Lion Tamarin bukan hanya menarik dari penampilannya yang “sangar” dan elegan, tetapi dari peran pentingnya dalam menjaga ekosistem hutan. Sayangnya, primata mungil ini masih hidup di ujung tanduk akibat perusakan habitat dan keterisolasian populasi. Melindungi si 'singa kecil' ini tak hanya soal menyelamatkan satu spesies, tetapi menjaga hutan tropis Brazil yang menjadi rumah bagi ribuan kehidupan. Yuk, kenali dan dukung konservasi mereka sebelum pesonanya hanya bisa kita lihat di gambar.